Hoaks Penculikan Anak Picu Kericuhan Wamena, Belasan Orang Tewas dan Ratusan Orang Mengungsi

Kerusahan di kawasan Sinakma, Wamena, Papua Pegunungan, Kamis (23/2/2023) mengakibatkan ratusan warga mengalami trauma.

Editor: Jefri Susetio
Istimewa
Kerusahan di kawasan Sinakma, Wamena, Papua Pegunungan, Kamis (23/2/2023) mengakibatkan ratusan warga mengalami trauma 

TRIBUNTANGERANG.COM - Kerusahan di kawasan Sinakma, Wamena, Papua Pegunungan, Kamis (23/2/2023) mengakibatkan ratusan warga mengalami trauma.

Bahkan, tidak sedikit di antara warga mengungsi ke lokasi pengungsian yang tersedia.

Adapun lokasi pengungsian itu berada di Komando Distrik Militer (Kodim) Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.

Baca juga: Nasib Pilu Erika Hertalina Siagian, Suami dan Adik Kandungnya Tewas Dihajar Massa di Wamena

Ada 509 warga mengungsi karena trauma atas kerusuhan yang mengakibatkan 12 orang meninggal dunia serta puluhan orang luka-luka.

Kerusuhan yang disebabkan isu penculikan anak juga mengakibatkan puluhan rumah terbakar.

Kasdim 107/Jayawijaya, Mayor CHB Yusuf Rinding menjelaskan warga yang mengungsi masih merasa ketakutan meski kondisi sudah berangsur kondusif.

"Hari ini jumlah warga yang mengungsi bertambah, tercatat sebanyak 509 baik anak-anak maupun dewasa," ujar Sabtu (25/02/2023)

Mengungsi di Masjid dan Gereja

Tidak hanya itu, warga yang mengungsi tidak hanya di Kodim Jayawijaya saja namun ada mengungsi di masjid dan gereja.

Sejumlah kebutuhan warga juga disediakan Pemkab Jayawijaya seperti 1 ton beras, mi instan, selimut, air, dan gula.

"Tempat penampungan pengungsian saat ini ada beberapa tempat baik di masjid, gereja dan di perumahan anggota kodim," katanya.

Seorang pengungsi Albert, menyampaikan, pengungsi masih trauma dengan kerusuhan yang terjadi beberapa hari lalu.

“Saya takut makanya saya dengan keluarga lebih memilih mengamankan diri hingga situasi normal kembali kami akan pulang ke rumah,” ujarnya.

Albert berharap kondisi keamanan di Wamena kembali kondusif agar dapat melakukan aktivitas seperti biasanya.

"Saya berharap kejadian ini cepat berlalu agar aktivitas masyarakat kembali normal," bebernya.

Curhatan Keluarga Korban

Seorang wanita bernama Erika Hertalina Siagian kehilangan suami dan adik kandungnya dalam peristiwa kerusuhan di Wamena.

Suaminya bernama Albret Sitorus, sedangkan adiknya bernama Ramot Siagian, meninggal di tempat kejadian perkara (TKP) kerusuhan.

Kedua korban merupakan pengemudi mobil yang dituduh melakukan penculikan anak.

Erika Siagian menuliskan curhatan hatinya di akun Facebook setelah ditinggal dua orang yang dicintai.

Ia mengaku sangat sedih karena suaminya tidak hanya meninggalkan dirinya, tapi juga dua anak yang masih balita.

"Kamu pergi tanpa pesan. Sungguh kamu tega. Bagaimana nasib dua anak kita ini nanti," paparnya dikutip dari TribunJambi.com.

Erika berharap suami dan adiknya diterima di sisi Tuhan.

Diketahui, Albret dan Ramot mengendarai mobil ke Kampung Yomaima, namun diberhentikan oleh warga ketika berada di Kampung Sinakma.

Keduanya ditahan oleh warga karena dituduh pelaku penculikan anak yang isunya menyebar melalui pesan WhatsApp.

Di dalam mobil tersebut tidak ada anak-anak, tapi warga yang memberhentikan mobil sudah terpancing emosinya dengan isu yang beredar.

Dilansir TribunPapua.com, Kapolres Jayawijaya, AKBP Hesman S Napitupulu, kemudian mendatangi lokasi warga yang menghentikan mobil tersebut.

Ia meminta warga untuk menyelesaikan permasalahan ini di Kantor Polres Jayawijaya.

Permintaan tersebut sempat diterima warga, namun muncul beberapa orang yang memprovokasi dan melakukan tindakan anarkis.

Massa yang sudah berkumpul mulai menyerang dua warga yang dituduh menculik anak.

Aparat yang berusaha memediasi juga diserang dan kerusuhan pun terjadi.

Baca juga: Sosok Song Hye Kyo, Aktris Korea yang Sedang Naik Daun, Perjalanan Kariernya Mulus dan Meroket

Dugaan Pelanggaran HAM

Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua, Theo Hesegem, menduga ada pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan oleh aparat keamanan dalam menangani kerusuhan di Wamena.

Pihaknya akan membentuk tim untuk melakukan investigasi terkait kerusuhan ini.

Meski demikian, Theo Hesegem mengatakan pihak yang berwenang menyatakan adanya pelanggaran HAM hanyalah Komnas HAM.

Ia hanya membeberkan beberapa fakta-fakta yang mengarah ke dugaan pelanggaran HAM.

"Bisa ada dugaan pelanggaran HAM, karena yang korban ini semua mengalami korban tembak," terangnya, Jumat.

Aksi penembakan terhadap warga sipil yang dilakukan aparat keamanan untuk meredam kericuhan diduga melanggar prosedur keamanan.

Sementara, aksi penikaman yang dilakukan oleh massa dan mengakibatkan sembilan orang meninggal dapat dikategorikan sebagai tindakan kriminal.

"Dugaan pelanggaran HAM-nya untuk penggunaan senjata. Senjata tidak boleh digunakan sembarang karena ada aturan dan mekanisme," ujarnya.

"Saya pikir ini ada dugaan pelanggaran HAM," pungkasnya.

 

Baca Berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sebanyak 509 Warga Wamena Mengungsi di Kodim Jayawijaya, Masih Takut dan Trauma dengan Kerusuhan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved