Literasi
Peluncuran Buku Menjaga Peradaban Dunia, Upaya Perlindungan Kawasan Karst Maros-Pangkep
Kawasan Karst Maros-Pangkep dikenal sebagai penghasil batu marmer dan semen dengan kualitas tinggi.
Irfan mengakui berbagai potensi tersebut, cepat atau lambat akan punah.
Apalagi Karst Maros-Pangkep dikenal sebagai produsen marmer dan semen.
Proses eksploitasi akan berdampak buruk.
"Bukan tak mungkin sejarah kita yang berusia 45 ribu akan musnah di beberapa tahun kemudian," ungkapnya.
Hal ini yang kemudian mendorong Irfan untuk menginisiasi terbitnya peraturan daerah (Perda) tentang Perlindungan dan Pengelolaan Kawasan Esensial Pangkep-Maros.
Sementara itu, Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando mengapresiasi Irfan yang telah mengejawantahkan isi bagaimana menjaga warisan peradaban dunia melalui Perda Perlindungan dan Pengelolaan Kawasan Esensial Maros-Pangkep.
"Berbicara warisan peradaban dunia di Karst Maros-Pangkep, kalau tak ada visi seperti Irfan, takkan lahir buku yang mengupas isi dari perda tersebut," pujinya.
Turut hadir dalam launching dan bedah buku Menjaga Warisan Peradaban Dunia Aktivis Lingkungan Muhammad Ikhwan, arkeolog dan peneliti dari Universitas Hasanudin Irwan Sumantri, Kepala Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah M. Irfan Mahmud, serta Aktivis Literasi Nirwan Arsuka.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.