Mudik Lebaran

Pemerintah Harus Perbanyak Rest Area untuk Antisipasi Lonjakan Pemudik Lebaran 2023 Lewat Tol

Pemerintah harus memperbanyak tempat istirahat atau rest area untuk mengantisipasi lonjakan pemudik Lebaran 2023 yang melintasi tol.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Ign Agung Nugroho
Warta Kota/Cahya Nugraha
Masyarakat Transportasi Indoneisa (MTI) meminta Pemerintah harus memperbanyak tempat istirahat atau rest area untuk mengantisipasi lonjakan pemudik Lebaran 2023 yang melintasi tol. 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Pemerintah harus memperbanyak tempat istirahat atau rest area untuk mengantisipasi lonjakan pemudik Lebaran 2023 yang melintasi tol.

Soalnya, sejumlah rest area yang disediakan di jalan untuk cenderung untuk kondisi lalu lintas normal.

“Sementara pada musim lebaran, lalu lintas kendaraan yang melewati jalan tol akan di atas kondisi normal,” ujar Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan pada Masyarakat Transportasi Indoneisa (MTI), Djoko Setijowarno pada Minggu (26/3/2023).

 

 

Djoko mengatakan, pemerintah dinilai perlu mengantisipasi peningkatan arus mudik lebaran tahun ini dengan menambah fasilitas di rest area seperti toilet, khususnya jumlah toilet untuk perempuan harus lebih banyak dari jumlah toilet untuk laki-laki.

Kemudian juga dibangun rest area tambahan di beberapa tempat yang cukup menyediakan toilet.

Di samping itu, perlu adanya penambahan tempat-tempat istirahat di luar tol yang berdekatan dengan pintu tol.

 

Baca juga: Jalan Tol Trans-Jawa Masih Jadi Pilihan Utama Masyarakat Saat Mudik Lebaran 2023

 

Harapannya, bahu jalan tol tidak disalahgunakan pemudik untuk beristirahat, karena bisa memicu kemacetan.

“Bahu jalan tol harus bersih dari lalu lintas kendaraan yang tidak diizinkan. Bahu jalan tol digunakan untuk aktivitas darurat,” katanya.

Menurut dia, pemerintah pusat dapat meminta bantuan pemerintah daerah untuk menyediakan tempat istirahat sementara (rest area temporary) yang dekat dengan pintu tol.

Sebagai contoh, rest area yang dekat pintu tol berada di pintu Tol Salatiga, tidak sampai 500 meter sudah berjejer rumah makan hingga SPBU dengan halaman parkir kendaraan yang mencukupi untuk kendaraan pengunjungnya.

Di jalan alternatif, jalan provinsi di Jawa Tengah sudah tersedia rest area di luar tol.

 

Baca juga: Kemenhub Tak Menampik Bakal Ada Aksi Jual Beli Kursi Mudik Gratis Lebaran 2023

 

Rest area Kopeng yang terletak di ruas jalan Boyolali-Selo-Magelang, dekat pertigaan Salatiga.

“Jika pemudik keluar pintu Tol Salatiga akan menuju Magelang lewat jalan provinsi ini dapat beristirahat menikmati suasana alam pegunungan,” jelasnya.

Dia menambahkan, rest area Kopeng dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dengan melibatkan masyarakat setempat untuk mengisi sejumlah gerai yang disediakan.

Sekarang sedang dalam tahap penyelesaian pekerjaan dan diharapkan sebelum masa mudik Lebaran 2023 sudah bisa digunakan.

 

Baca juga: Mudik Gratis Naik Kapal Laut Dari Jakarta Tujuan Semarang Dibuka Sampai 5 April 2023, Ini Syaratnya

 

Baca juga: Masih Tersedia Mudik Gratis, Naik Kereta Api dan Kapal Laut, Berikut Informasi Lengkapnya

 

“Rest area seperti ini bisa sebagai contoh pengembangan ekonomi kerakyatan dan dapat dibangun di jalan provinsi yang lain. Jika rest area masih penuh, pengguna jalan bisa keluar tol untuk cari alternatif tempat istirahat dan selanjutnya masuk lagi ke tol. Biaya keluar-masuk tol tidak akan lebih mahal,” ungkapnya.

Djoko berujar, idealnya kawasan rest area memisahkan antara ruang parkir dengan ruang aktivitas.

Sejumlah rest area yang baru dibangun sudah seperti ini, bahkan ada rest area yang menyediakan tempat istirahat bagi pengemudi truk.

“Rest area yang dikelola PO Bus Rosalia Indah terletak di Km 319 jalur B (Kabupaten Pemalang). Disediakan pula kamar mandi dilengkapi shower air hangat,” bebernya.

Selain itu, masih ada kawasan rest area yang kurang aman dan nyaman bagi pengemudi truk, terutama yang terletak di ruas jalan Tol Jakarta – Merak.

Perlengkapan kendaraan bisa hilang, seperti ban.

“Informasi tentang kondisi rest area di jalan tol, harusnya dapat dengan mudah diketahui pengguna tol, sehingga pemudik dapat dengan segera mengambil keputusan keluar tol untuk mencari tempat istirahat sebelum melanjutkan perjalanan,” paparnya.

Djoko menyebut, perjalanan melewati jalan tol atau bebas hambatan tidak selalu lebih lancar.

Masyarakat dapat mempertimbangkan penggunaan jalan arteri, seperti pantura dan pansel Jawa.

Pada arus mudik tahun 2022, penggunaan jalan arteri Pantura Jawa tergolong relatif lebih lancar ketimbang jalan tol.

Penghubung jalur utara dan selatan Jawa belum bagus, sehingga pilihannya masih di Pantura.

Sementara jalan tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) belum selesai dan rencana Tol Cigatas (Cileunyi-Garut-Tasikmalaya-Cilacap) belum terealisasi.

Kemudian tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuhan) sudah dapat digunakan, mengurangi volume lalu lintas di tol Cipali (Cikopo-Palimanan) dan tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang) untuk kendaraan yang berasal dari Bandung akan ke Jateng, Jatim dan DI Yogyakarta.

“Pemudik sering memandang (akses) tol itu cepat. Akhirnya, sebagian besar memilih tol, sehingga pergerakan di tol menjadi lambat,” katanya. (faf)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved