Fakta Masjid di Jakarta Timur Punya Lima Pagoda, Ketua DKM Beberkan Maknanya
Tjia Kang Hoo merupakan seorang warga Jaktim keturunan China yang menjadi mualaf dan mengganti namanya menjadi Abdul Soleh
TRIBUNTANGERANG.COM, PASAR REBO - Sebuah bangunan setengah jadi di Jalan H Soleh, Jakarta Timur, menarik perhatian banyak orang.
Bangunan tersebut memiliki bagian-bagian serupa pagoda.
Sementara pada bagian lain, ada ornamen-ornamen khas masjid.
Bangunan itu adalah Masjid Tjia Kang Hoo yang sampai akhir Maret 2023 masih dalam proses pembangunan.
Memadukan arsitektur Islam, China, dan Betawi, Masjid Tjia Kang Hoo didirikan di tengah permukiman etnis Tionghoa penganut agama Budha dan Konghucu.
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Tjia Kong Hoo, Muhamad Wildan Hakiki (29) mengatakan, pendirian masjid digagas sang ayah, Budiyanto Tjia.
"Memang inginnya masjid model China, karena lingkungan di sini China semua. Kita ingin merangkul, ingin mensyiarkan Islam," kata Wildan di Jakarta Timur, Kamis (30/3/2023).
Bangunan masjidnya seluas 297,5 meter persegi dan didirikan pada lahan seluas 793 meter persegi.
Berdiri di antara antara vihara serta gereja, Masjid Tjia Kang Hoo menambah harmoni lingkungan RT 02/RW 07, Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Nama Tjia Kang Hoo diambil dari nama almarhum kakek Wildan. Tjia merupakan nama marga sementara Kang Hoo merupakan nama kecilnya.
Setelah mualaf pada tahun 1980, Tjia Kang Hoo berganti nama menjadi Abdul Soleh. Dia juga sudah menunaikan ibadah Haji.
Tanah untuk membangun Masjid Tjia Kang Hoo merupakan tanah warisan. "Ini dulu rumah engkong saya, terus dibongkar, dihancurin semua sampai dibuat masjid ini. Peletakan batu pertama pembangunan dilakukan tanggal 8 Oktober 2022," ujarnya.
Sampai akhir Maret 2023, Masjid Tjia Kang Hoo masih dalam proses pembangunan, namun keindahan arsitekturnya mulai terlihat.
Masjid Tjia Kang Hoo nantinya akan memiliki pagoda yang mencerminkan lima Rukun Islam, yakni syahadat, salat, zakat, puasa, dan naik haji bagi yang mampu.

Bagian pagoda pada atap induk terdiri 3 susun yang mencerminkan rukun atau kerangka dasar beragama yang benar sebagai jalan menuju surga yaitu Iman, Islam, dan Ihsan.
Pagoda kecil dibangun dua susun memiliki arti untuk mencapai kebahagiaan dunia, akhirat perlu ditempuh hubungan dengan Allah dan sesama makhluk hidup, baik manusia maupun mahluk hidup lain.
Ciri bangunan budaya Tionghoa tampak pada bentuk pagoda, sudut atap, warna merah, dan sejumlah ornamen.
Sementara ciri bangunan Betawi terlihat dari gigi balang atau lisplang perpaduan segitiga dan bulatan pada rumah-rumah Betawi.
Wildan mengatakan warga yang mayoritas berbeda keyakinan, menyambut baik pembangunan Masjid Tjia Kang Hoo. Sejak awal pembangunan mereka juga membantu.
"Siapa tahu ada (warga) yang ingin pindah ke muslim, kan alhamdulillah. Inginnya jalan ke depan seperti itu. Ini keinginan dari papah saya, membuat masjid dengan ornamen China," tutur Wildan.
Hingga kini proses pembangunan Masjid Tjia Kang Hoo sudah mencapai 60 persen, dan ditargetkan pada Idul Fitri 1444 Hijriah nanti sudah dapat digunakan untuk Salat Id berjemaah.
"Alhamdulillah warga antusias. Pada saat peletakan batu pertama warga non muslim datang semua, kumpul, pada bantu. RT yang non muslim juga turut membantu perizinan semua," kata Wildan.
Bagi warga RW 07 Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, toleransi agama dan budaya bukan hal baru karena sejak lama etnis Tionghoa hidup berdampingan dengan warga Betawi.
Dahulu banyak keturunan Tionghoa yang menikah dengan warga Betawi, sehingga perbedaan budaya dan agama dalam hidup bermasyarakat membuat toleransi menguat.
"Tidak ada perbedaan. Kita (etnis Tionghoa muslim) kan Imlek juga, bikin spanduk mengucapkan selamat Imlek. Kita mengucapkan itu kan ibaratnya menghormati, toleransi," ujar Wildan.
Bahkan saat peletakkan batu pertama pembangunan Masjid Tjia Kang Hoo pada 8 Oktober 2022 lalu, pihak Kecamatan Pasar Rebo menyatakan akan menjadikan Masjid Tjia Kang Hoo sebagai ikon dan wisata religi.
Seorang warga setempat, Jemmy Gouw, salah satu keturunan Tionghoa yang menjadi mualaf, berharap Masjid Tjia Kang Hoo dapat membantu merubah citra Islam.
"Kita bertoleransi dengan saudara-saudara kita. Kita mau dakwah, kita mau kasih tahu ke saudara-saudara kita kalau muslim itu enggak seperti yang mereka pikir. Muslim itu kan damai," kata Jemmy.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com
Sejarah Singkat Masjid Tjia Kang Ho Berarsitektur Tionghoa di Pasar Rebo Jakarta Timur |
![]() |
---|
Petugas Berlakukan Sistem Buka Tutup di Pintu Keluar Tol MBZ Arah Pondok Indah dan Rorotan |
![]() |
---|
Sering Rewel dan Menangis jadi Motif Pasangan Lansia Menganiaya Balita di Pasar Rebo Hingga Tewas |
![]() |
---|
Jadi Jaminan Utang, Bocah Perempuan 2 Tahun Tewas Dianiaya |
![]() |
---|
Lahan Proyek Saringan Sampah di Pasar Rebo, Dinas LH DKI Jakarta Pastikan Tanah Tersebut Milik DKI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.