Literasi

Syarif Bando Minta Pustakawan Lebih Giat Kembangkan Perpustakaan, Ini Tujuannya  

Perpusnas berupaya agar pustakawan dan pengelola perpustakaan lebih giat mengembangkan perpustakaan sesuai Standar Nasional Perpustakaan (SNP).

Editor: Ign Agung Nugroho
Istimewa
Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando saat Workshop Akreditasi Perpustakaan di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (5/4/2023). 

TRIBUNTANGERANG.COM - Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) berupaya agar pustakawan dan pengelola perpustakaan lebih giat mengembangkan perpustakaan sesuai Standar Nasional Perpustakaan (SNP).

Untuk itu, Perpusnas mengadakan workshop akreditasi perpustakaan yang diikuti para pustakawan pembina di dinas perpustakaan provinsi dan kabupaten/kota dengan tujuan utama memberikan pemahaman perlunya penerapan SNP dan akreditasi perpustakaan dalam penyelenggaraan perpustakaan.

 

 

"Perpustakaan yang telah memenuhi SNP akan mendapatkan akreditasi dari Perpusnas," kata Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando dalam keterangan resminya dalam Workshop Akreditasi Perpustakaan di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (5/4/2023).

Syarif Bando, mengatakan, para pustakawan pembina harus memahami hipotesis bahwa budaya baca dan belajar merupakan faktor penting untuk mengetahui, menguasai, mentransfer, dan menerapkan  IPTEK.

“Semakin tinggi penguasaan IPTEK, semakin tinggi kemampuan menerapkan IPTEK tepat guna, semakin tinggi kemampuan produksi barang dan jasa yang bermutu,” ujarnya.

Menurutnya, bangsa dengan kemampuan literasi tinggi akan menjadi negara produsen dan mampu bersaing secara global.

 

Baca juga: Bantu Atasi Masalah Sampah, Waste4Change dan Bank DBS Indonesia Gelar Edukasi Literasi Keuangan

 

Baca juga: Indonesia Wajib Cermati Bonus Demografi, Literasi Salah Satu Cara Maksimalkan Kemampuan SDM

 

Syarif Bando menambahkan,  mengelola perpustakaan dapat dilakukan dengan memenuhi 11 aspek yakni gedung/tata ruang, perabot/perlengkapan, sumber daya manusia, anggaran, koleksi bahan perpustakaan, sistem layanan, minat baca, promosi perpustakaan,

Kerja sama perpustakaan, mitra perpustakaan, serta penelitian/pengembangan. Untuk itu, pustakawan pembina harus menjabarkan hipotesis tersebut dalam melakukan pembinaan kepada perpustakaan di daerahnya.

Mengenai SDM,  ia menekankan agar para pustakawan, khususnya perpustakaan daerah, tidak meminta diperhatikan oleh kepala daerah.

“Yang benar adalah melakukan kreativitas dan inovasi agar menarik perhatian kepala daerah,” tegasnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved