Tangerang Raya

Julham Firdaus Tuding Pemkot Tangerang Selatan Ceroboh Bangun Akses ke Sekolah di Lahan Pribadi

Anggota komisi 4 DPRD Kota Tangerang Selatan Julham Firdaus menuding Pemerintah Kota Tangerang Selatan ceroboh

Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Intan UngalingDian
Istimewa
Julham Firdaus, anggota komisi IV DPRD Kota Tangerang Selatan dari fraksi Demokrat mengatakan, pembangunan pagar di tengah jalan yang lahannya diklaim milik warga harus segera ditangani Pemkot Tangerang Selatan. 

"Dan anehnya preman-preman dan orang-orang yang disewa untuk menguasai fisik ini tidak jelas dalam berargumentasi. Mereka bekerja dasarnya apa? melindungi siapa? Di tanah siapa?"

"Pemerintah daerah seperti tidak berkutik dan tidak bernyali untuk berpihak kepada rakyat Pondok Kacang Timur," kata Julham. 

Prihatin

Sementara itu, Kepala dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan Deden Deni mengaku prihatin atas pemasangan pagar oleh warga yang mengklaim sebagai pemilik lahan.

Pantauan Tribuntangerang.com, akses masuk kedua sekolah tersebut yang lebarnya sekitar dua meter, kini hanya bisa dilalui satu motor.

Jalan masuk hanya bisa dilalui oleh dua orang anak SD secara berdampingan lantaran ada pagar besi menjulang sepanjang 40 meter ke arah SDN Pondok Kacang Timur 01.

Sedangkan di depan gerbang masuk SDN Pondok Kacang Timur 01 tampak tembok tinggi sebagai titik akhir jalan.

"Cukup prihatin ya. Anak-anak sampai kesulitan mengakses sekolah. Padahal kita lagi meningkatkan akses pendidikan kepada masyarakat," kata Deden Deni.

"Hari ini di depan SDN Pondok Kacang Timur 04 dan SDN Pondok Kacang Timur 01 aksesnya tertutup dan terganggu aktivitas antar jemput siswa. Terakhir hanya bisa dilewati satu buah motor, dan ini juga membahayakan," kata Deden.

Dia berharap, pemilik lahan punya kepedulian kepada akses peserta didik.

Deden Deni juga akan terus berusaha agar akses ke sekolah bisa dibuka kembali sehingga  akses ke sekolah lebih nyaman.

"Tentu ada keresahan kami, orangtua, guru di mana yang awalnya bisa cepat jadi saat ini terganggu."

"Kasihan orangtua siswa, beserta siswa dan gurunya. Ini kan sempit banget. Harapan kami semoga bisa dibuka seperti awal," kata Deden.

Dia yakin, pemilik lahan punya kepedulian akan generasi penerus yang kini menempuh pendidikan di dua sekolah dasar tersebut.

 

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved