Banjir Tangerang Raya

Tinjau Banjir Ciledug, Andra Soni Petakan Aliran Sungai Rawan Banjir di Wilayah Tangerang Raya

Semakin sempitnya aliran sungai dan kemudian drainase yang tidak berfungsi dengan baik karena usia menjadi salah satu penyebab banjir

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joseph Wesly
(TribunTangerang/Gilbert Sem Sandro)
BANJIR CILEDUG - Andra Soni bersama Sachrudin menyusuri ruas Jalan KH Hasyim Ashari, Ciledug, Kota Tangerang, Banten, yang terendam banjir, Selasa (8/7/2025). (TribunTangerang/Gilbert Sem Sandro) 
Laporan Wartawan,
TRIBUNTANGERANG.COM, Gilbert Sem Sandro
TRIBUNTANGERANG.COM, KARANG TENGAH- Gubernur Banten Andra Soni mengintruksikan kepada kepala daerah di Tangerang Raya untuk memetakan aliran sungai yang rawan menimbulkan masalah banjir.
Pasalnya bangunan liar yang dibangun pada bantaran sungai ataupun anak sungai menjadi salah satu alasan seringnya banjir melanda wilayah Tangerang Raya. 
Hal tersebut disampaikan Andra Soni saat meninjau banjir di Jalan KH Hasyim Ashari, Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten.
"Semakin sempitnya aliran sungai dan kemudian drainase yang tidak berfungsi dengan baik karena usia menjadi salah satu penyebab banjir, maka dari itu harus mulai kita petakan, InsyaAllah sambil melihat lokasi saya dengan Pak Wali Kota Tangerang turut membahasnya," ujar Andra kepada awak media, Selasa (8/7/2025).
Lebih lanjut ia menjelaskan, penyelesaian masalah banjir di wilayah Kota Tangerang memerlukan kerjasama antar pemerintah daerah, pemerintah provinsi, serta lembaga instansi pemerintahan. 
Mulai dari Pemerintah Kota Tangerang, Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Pemerintah Provinsi Jakarta, hingga Pemerintah Pusat.
Adapun langkah terdekat yang akan dilaksanakan oleh Pemprov Banten dalam menyelesaikan persoalan banjir ialah merevisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
"Untuk itu saya dengan Pak Wali Kota akan melakukan koordinasi termasuk dengan Pemerintah Pusat karena ada beberapa hal yang harus dikerjasamakan, meskipun perubahan iklim juga mempengaruhi," kata dia.
"Karena memang harus banyak yang kita lakukan perbaikan-perbaikan dari sisi aturan, salah satunya adalah peraturan tata ruang kita, pemanfaatan ruang salah satunya adalah daerah aliran sungai," sambungnya.
Langkah tersebut dinilainya mampu menekan potensi ataupun meminimalisir terjadinya banjir yang kerap melanda pemukiman masyarakat dalam waktu singkat.
Dengan demikian masyarakat yang tinggal di aliran sungai yang melintasi wilayah Tangerang Raya dapat diantisipasi secara dini.
"Jadi hari ini apa yang bisa kita lakukan adalah pemetaan, ya paling tidak antara saya dengan Pak Wali Kota Tangerang, dengan Pak Wali Kota Tangsel, juga dengan Pak Bupati Tangerang setidak-tidaknya bisa mengurangi dan kemudian mengantisipasi jangan kembali terjadi banjir dalam waktu dekat," jelasnya.
Berdasarkan pantauan TribunTangerang.com, kedatangan Andra Soni ke lokasi banjir untuk mengecek ruas jalur KH Hasyim Ashari yang tidak dapat dilintasi pengendara lantaran banjir yang menggenangi setinggi 40 sentimeter (cm) atau setinggi lutut orang dewasa.
Dengan mengenakan sepatu boots Andra menyusuri banjir sembari menyapa warga yang baru dievakuasi oleh petugas menggunakan perahu karet.
Selanjutnya ia pun berjumpa dengan Wali Kota Tangerang Sachrudin, guna menanyakan langsung kondisi masyarakat yang rumahnya telah terendam banjir.
Usai mendapat penjelasan, Andra Soni dan Sachrudin kemudian berjalan ke tepi aliran Sungai Angke untuk melihat kondisi ketinggian air yang telah menutupi jalan.
Di tepi Kali Angke, Andra Soni berbincang dengan Sachrudin dan jajaran Pemerintah Kota Tangerang membahas penyebab terjadinya banjir di wilayah tersebut.
Ketika selesai, mereka melanjutkan aktivitas dengan menyambangi Masjid Al Irsad yang dijadikan sebagai posko pengungsian untuk masyarakat yang dievakuasi dari rumahnya.
Adapun banjir yang melanda 2.240 Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Karang Tengah tersebut disebabkan oleh tingginya curah hujan beberapa waktu terakhir. 
Menurut dia, pergeseran musim penghujan yang biasa terjadi menjelang akhir tahun menjadi saat ini menyebabkan pihaknya tak memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan antisipasi banjir.
"Yang pertama karena curah hujan, karena sekarang sedang musin pacaroba atau perubahan iklim ya, perubahan iklim ini kita bisa sama-sama rasakan hampir setiap hari hujan," kata dia.
"Biasanya hujan itu di bulan yang ujungnya R mulai dari September, Oktober, November dan kemudian biasanya di Imlek, tapi sekarang justru di bulan-bulan Mei, Juni, Juli curah hujan sangat tinggi, sehingga lokasi yang rendah otomatis rawan terjadi banjir," sambungnya.
Orang nomor satu di Provinsi Banten tersebut pun turut serta menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat di Kota Tangerang atas banjir yang melanda.
Sebagai seorang yang menjalani masa kecil hingga dewasa di Kawasan Ciledug, ia mengakui saat ini terdapat perubahan perkiraan waktu datangnya bencana banjir.
"Dulu waktu saya kecil karena saya besar di lingkungan ini ada istilahnya banjir nasional 5 tahun sekali, tapi kesininya menjadi banjir yang bisa sebulan itu bisa beberapa kali," ucapnya.
"Saya menyampaikan turut prihatin kepada warga Ciledug Indah khususnya karena kejadian ini telah berulang-ulang terjadi," tuturnya. (m28)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved