Idul Adha
Jelang Idul Adha 2023, 300an Ternak Sapi di Kabupaten Tangerang Positif Terpapar Virus LSD
Kasus hewan ternak sapi terpapar virus Lumpy Skin Disease( LSD) di Kabupaten Tangerang terus bertambah dalam beberapa pekan terakhir.
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Ign Agung Nugroho
TRIBUNTANGERANG.COM, KABUPATEN TANGERANG - Menjelang Idul Adha 2023, kasus hewan ternak yang terjangkit virus Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol di wilayah Kabupaten Tangerang terus meroket.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Joko Ismadi mengatakan, hingga kini 303 ekor sapi telah terpapar LSD.
"Kasus LSD di Kabupaten Tangerang terus bertambah dalam beberapa pekan terakhir, total kasus LSD sudah sebanyak 303 kasus," ujar Joko Ismadi, Senin (15/5/2023).
Joko menerangkan, kasus penyakit kulit berbenjol pada hewan ternak itu mengalami perluasan tingkat penularannya.
Dari sebelumnya hanya ditemukan di 13 Kecamatan, kini bertambah tiga wilayah dengan total menjadi 16 Kecamatan.
Baca juga: Kasus Virus LSD di Kabupaten Tangerang Bertambah dan Wilayah Paparan Semakin Meluas
Baca juga: DPKP Kabupaten Tangerang Terima 1.001 Vaksin dari Kementerian Pertanian Tekan Wabah LSD
Sementara ratusan hewan ternak yang dinyatakan positif terpapar penyakit kulit berbenjol itu, secara umum merupakan hewan ternak jenis sapi.
"Ini cukup signifikan peningkatannya, karena sekira tiga sampai empat bulan terakhir dengan penambahan kasus 300-an cukup besar," kata dia.
"Yang terpapar itu kebanyakan hewan ternak jenis sapi dan secara umum kebanyakan kasus dari sapi," imbuhnya.
Kendati demikian, sebagian hewan sapi yang sebelumnya dinyatakannya positif LSD telah sembuh, seiring dengan upaya pengobatan yang dilakukan oleh pihaknya.
"Ada beberapa juga hewan yang sebelumnya suspek saat ini sudah sembuh juga," tuturnya.
Menurut Joko, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menangani hewan ternak yang terpapar LSD.
Penanganan yang dilakukan, hampir serupa dengan penanganan terhadap hewan yang terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) beberapa waktu lalu, yakni dipisahkan dari sapi yang sehat.
Selain itu, nantinya juga akan ada tim kesehatan hewan di lapangan yang melakukan vaksin dan pengobatan atau pemberian vitamin.
"Kami coba maksimalkan kira-kira apa yang bisa kami lakukan, apakah di waktu senggang kami vaksinasi PMK," ucapnya.
"Kasus yang dulu sudah mulai sembuh. Tapi, pada intinya sekarang kami secara maksimal melakukan penanganan," terang Joko Ismadi. (m28)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.