Museum Jakarta
Galeri Wayang Kota Tua Simpan Lebih dari 6.000 Koleksi, Salah Satunya Wayang Serial Unyil
Di Museum Wayang Kota Tua Jakarta terdapat lebih dari 6.000 koleksi wayang nusantara dan mancanegara yang tersimpan di dalamnya.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Joko Supriyanto
TRIBUNTANGERANG.COM, TAMANSARI - Menyusuri kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, tak lengkap rasanya jika belum menyambangi Museum Wayang yang letaknya tak jauh dari Museum Fatahillah.
Pasalnya di tempat tersebut, ada lebih dari 6.000 koleksi wayang nusantara dan mancanegara yang tersimpan di dalamnya.
Berdasarkan pantauan Wartakotalive.com di lokasi, Minggu (15/7/2023), bangunan bergaya kolonial itu memiliki dua lantai untuk menyimpan koleksi-koleksi pewayangan.
Koleksi-koleksi wayang itu disimpan berjajar sesuai jenis dan kriterianya.
Kebanyakan, benda bersejarah itu disimpan dalam lemari kaca atau ditancapkan di atas styrofoam (gabus sintetis).
Di lantai satu, mata pengunjung akan disuguhkan dengan ragam koleksi wayang golek mulai dari ukuran besar maupun kecil.
Selain itu, pengunjung juga akan disuguhkan dengan edukasi berupa urutan pembuatan wayang, baik itu wayang kulit maupun wayang golek.
Di lantai itu pula, ada satu lemari kaca besar bersekat yang diisi oleh koleksi benda-benda bersejarah, tanduk binatang, hingga senjata tradisional.
Selain itu, ada sebuah pintu yang mengantarkan pengunjung untuk bisa masuk dan menyaksikan pagelaran wayang.
Pasalnya, ruangan itu berisikan panggung pertunjukkan yang menjadi tempat para dalang atau seniman memainkan wayang, lengkap dengan alat musik gamelan.

Sementara di lantai dua, Museum Wayang menyuguhkan ragam koleksi wayang kulit, wayang kreasi, benda koleksi, hingga boneka wayang baik dari dalam maupun luar negeri.
Untuk menuju ke lantai tersebut, pengunjung diarahkan masuk melewati lorong berisi wayang-wayang kaligrafi atau relief.
Uniknya, di lantai tersebut juga ada sederet tokoh wayang serial 'Si Unyil' yang diberikan langsung oleh pemiliknya, Suryadi.
Tak jauh dari tempat itu, ada satu spanduk besar berisikan silsilah pewayangan baik dalam kisah Ramayana maupun Mahabarata.
Sehingga selain dapat melakukan swafoto di tempat tersebut, pengunjung juga bisa belajar dan menyerap informasi sejarah pewayangan.
Ansor (40) selaku pemandu wisata di Museum Wayang menyebut, ragam koleksi tersebut mencakup beberapa jenis wayang di antaranya wayang kulit, wayang golek, wayang suket, wayang beber, wayang klitik, wayang lidi, hingga kaligrafi.
Ada pula sejumlah wayang orang, topeng, boneka wayang, serta wayang koleksi di luar Indonesia.
Menurutnya, koleksi wayang mancanegara itu bisa ada sebab di negara tersebut terdapat proses penyebaran islam melalui media wayang.
"Di sini di Museum Wayang, kami untuk saat ini punya kurang lebih 6.000 lebih koleksi. Itu terdiri dari berbagai jenis wayang, ada juga koleksi koleksi alat musik tradisional, ada juga koleksi topeng dan juga boneka-boneka dari mancanegara," ujar Ansor saat ditemui Warta Kota di Museum Wayang Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat, Sabtu (15/7/2023).

Ansor berujar, koleksi-koleksi wayang tersebut didapat dari proses pengadaan pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta serta hibah para seniman dan pegiat wayang.
Sehingga, jumlahnya bisa mencapai ribuan.
"Untuk di kami emang pengadaan ataupun ada juga yang hibah dari kolektornya sendiri ataupun senimannya yang hibah ke kami," jelas Ansor.
"Ataupun juga beliau merasa sudah tidak mampu merawatnya sendiri, disimpan ke kami," lanjutnya.
Ansor mengatakan, berkunjung ke Museum Wayang dapat membuat pengunjung menikmati sensasi masuk ke dalam lorong sejarah yang sarat akan nilai-nilai filosofis.
"Pada 2003 pun mendapatkan perluasan (Museum Wayang) jadi bangunan yang lama, dapat hibah perluasan dari Probosutedjo, direnovasi ulang tahun 2003," kata Ansor.
"Pun di dalam wayang banyak filosofi atau maknanya bukan hanya sekadar tokoh, tapi di dalamnya ada istilah-istilah atau simbol-simbol dari karakter wayang," imbuhnya.
Sementara itu, salah satu pengunjung museum Dyandra (18) mengaku sengaja datang demi menengok koleksi pewayangan nusantara.
Menurutnya, berkunjung ke Museum Wayang dapat menambah rasa nasionalis sebagai generasi muda.
Selain itu, kata dia, harga masuk yang murah serta koleksi yang lengkap membuat Museum Wayang layak direkomendasikan.
"Buat isi museumnya banyak, manarik bisa eksplor lebih banyak tentang wayang, lebih banyak juga jenisnya," kata Dyandra saat ditemui di lokasi, Sabtu.
"Ditambah harga masuk ke sini juga kan murah banget, benar-benar worth it (terbayar) banget sih buat lebih eksplor tetang wayang," pungkasnya.
Untuk informasi, Museum Wayang sebelumnya merupakan bangunan Gereja Lama Belanda zaman Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang berdiri pada 1640.
Namun akibat gempa bumi hebat 1808, bangunan itu pun hancur.
Berbagai perubahan sudah dilakukan terhadap bangunan itu, baik dari pihak swasta maupun pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Hingga akhirnya pada 13 Agustus 1975, Wali Kota Jakarta Ali Sadikin meresmikannya sebagai Museum Wayang yang menjadi cagar budaya.
Museum Wayang sendiri dibuka untuk umum mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB.
Pengunjung cukup membayar Rp 5.000 untuk sekali mengunjungi. (m40)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.