PPDB

Puluhan Warga Geruduk SMAN 5 Tangsel, Protes Jalur Zonasi PPDB 2023

Puluhan orang berunjuk rasa di depan SMAN 5 Tangerang Selatan memprotes PPDB 2023, Jumat (21/7/2023) pagi.

Penulis: Lucky Oktaviano | Editor: Ign Prayoga
TribunTangerang/Lucky Oktaviano
Puluhan warga perumahan Puri Bintaro Hijau, Pondok Aren, Tangerang Selatan, menggelar demonstrasi di depan gerbang SMAN 5 Tangsel, Jumat (21/7/2023) pagi. Warga menuntut agar sejumlah anak yang tinggal di sekitar sekolah tersebut bisa diterima di SMAN 5 Tangsel. 

Dwi Utami mengungkapkan bahwa jarak rumah calon peserta didik dengan sekolah SMAN 5 Tangsel antara 500-600 meter. "Seharusnya masih bisa diterima (di SMAN 5 Tangsel) dengan jarak seperti itu. Tapi apa yang terjadi, anak-anak kami tidak lolos jalur zonasi. Padahal, sekolah ini berdiri juga di tengah perumahan Puri Bintaro Hijau RW 12," katanya.

"Bagi kami, ini adalah sebuah ketidakadilan, sehingga anak-anak kami tidak bisa bersekolah di sini," ucap Dwi Utami. Oleh karena itu dia menuntut sekolah agar menerima 7 calon peserta didik warga Puri Bintaro Hijau," ujarnya.

Dwi Utami mengungkapkan bahwa pihaknya sebelumnya telah melakukan mediasi dengan pihak sekolah untuk masalah ini. "Di awal kami sudah mengirim sejumlah pengurus RT dan RW untuk melakukan mediasi dengan pihak sekolah. Namun saat itu romobongan malah diterima oleh tenaga sekuriti sekolah saja. Padahal kami ingin bertemu Kepala Sekolah," katanya.

Lantaran kecewa, ucap Dwi, makanya warga menggelar aksi demontrasi di depan sekolah agar kepala sekolah SMAN 5 Tangsel memberi perhatian dan mau berdialog dengan warga untuk mencari jalan keluar masalah ini.

Saat Wartakotalive.com bertanya sampai kapan aksi demo ini digelar, Dwi menjawab, "Kami akan melakukan aksi sampai pihak sekolah memberikan kabar baik untuk kami, terutama hak anak-anak kami untuk bisa menuntut ilmu di sekolah ini."

Tanggapan sekolah

Berdasarkan keterangan yang diperoleh TribunTangeran.com, pihak sekolah akhirnya memberikan kebijakan untuk menerima 4 orang calon siswa agar dapat sekolah di SMAN 5 Tangsel.

Akan tetapi warga menolak solusi tersebut. Mereka tetap meminta agar ketujuh calon peserta didik tersebut bisa diterima semuanya.

Menurut Kepala Sekolah SMAN 5 Tangsel, Suhermin, pihak panitia bertugas memverifikasi data yang masuk saat PPDB. Setelah itu melakukan kesepakatan (jarak antara sekolah dan domisili calon peserta didik).

"Nah di sini kan wilayah yang termasuk pada penduduknya, bukan cuma PBH saja tapi ada Peninggilan juga, dan lain-lain. Nah jaraknya yang ditentukan 485 meter dari sekolah. Jika lebih dari itu ya tidak bisa (kami terima). Dan ini yang menentukan kan sistem," ujar Suhermin kepada wartawan, Jumat pagi.

"Warga yang meminta anak-anaknya ditampung ini, jarak (domisilinya) lebih dari yang ditentukan. Kalau nggak salah sada 7 atau 8 orang. Kami juga sudah mediasi, ya tidak bisa. Kalau mau keterbukaan, silakan saja sistemnya terbuka, bisa dilihat dan dicek siapa saja," ujar Suhermin.

Dari pihak sekolah lalu ada kebijakan, yakni akan menampung sebagian, tidak semua calon peserta didik bisa diterima. Namun, warga menolak dan meminta agar semuanya bisa ditampung.

Saat ini SMAN 5 Tangsel hanya menerima 8 rombongan belajar (Rombel). Dan jumlah tersebut sudah semua terpenuhi. "Karena sudah penuh ya kami tidak bisa terima lagi. Seandainya bisa, kami akan tampung semuanya," ucap Suhermin.

Dia juga membantah ada praktik suap-menyuap bangku sekolah di SMAN 5 Tangsel. "Jika ada, silakan saja media melakukan investigasi. Tapi kami bisa tegaskan, tidak ada praktik seperti itu di sini," ucap Suhermin.

Dia mengatakan jika ada tuduhan ada warga yang domisilinya jauh dari sekolah tapi diterima, mereka adalah yang peserta didik yang masuk lewat jalur prestasi dan afirmasi.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved