Begini Kronologi Tukang Nasi Goreng Dipalak Dua Pemuda di Kampung Bulak Santri Kota Tangerang

Euis mengaku, korban pemalakan yang videonya viral di Sosial Media Instagram itu adalah suaminya.

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joko Supriyanto
Tribuntangerang.com
Euis Lukmini, istri pedagang nasi goreng 88 yang jadi korban pemalakan dua pemuda preman. 

Laporan Wartawan,
TRIBUNTANGERANG.COM, Gilbert Sem Sandro

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Aksi premanisme yang dilakukan oleh dua orang pemuda dengan memalak atau meminta uang secara paksa terjadi di Tangerang.

Aksi pemalakan tersebut menyasar kepada pedagang nasi goreng yang berjualan di Jalan Sandong Raya, Kampung Bulak Santri, Kelurahan Pondok Pucung, Karang Tengah, Kota Tangerang.

Pemilik dagangan nasi goreng 88 tersebut bernama Euis Lukmini yang berusia 33 tahun. Euis mengaku, korban pemalakan yang videonya tersebar viral di Sosial Media Instagram itu adalah suaminya.

"Iya benar, video pemalakan yang viral itu ada di sini dan korbannya adalah suami saya yang memang kebetulan sedang kerja karena ada pelanggan," ujar Euis Lukmini saat diwawancarai Wartakotalive.com, Minggu (23/7/2023).

Lebih lanjut Euis menjelaskan, aksi pemalakan yang dilakukan oleh dua orang pemuda itu terjadi pada Sabtu (22/7/2023) tadi malam.

Peristiwa tersebut bermula ketika satu dari pemuda itu datang untuk meminta uang iuran dengan mengatasnamakan pengurus RW 005 setempat sekira pukul 20.00 WIB.

Namun demikian, permintaan uang iuran tersebut tidak diberikan lantaran Euis merasa telah membayar sebelumnya ke pengurus RT 001 sebesar Rp 60 ribu untuk tiga bulan.

Merasa diabaikan, pemuda yang merasa menjadi preman setempat itu pun pergi dan kembali beberapa saat kemudian bersama dengan seorang rekannya.

Akan tetapi, kedatangan dua pelaku pemalakan tersebut tidak membuat sang pedagang menjadi takut. Justru, ia tetap bertahan telah membayar uang iuran sebelumnya.

Hingga akhirnya terjadi perdebatan lantaran dua pemuda tersebut tetap memaksa agar diberikan uang iuran sebesar Rp 20 ribu.

"Kejadiannya itu tadi malam sekira pukul 20.00 WIB, awalnya cuma satu orang yang datang, tapi suami saya enggak mau kasih, terus dia pergi dan enggak lama datang lagi sama temannya jadi ada dua orang," kata dia.

"Suami saya enggak mau kasih karena memang kami kemarin sudah bayar ke Ketua RT 001/RW 005 langsung untuk tiga bulan ke depan," imbuhnya.

Kendati demikian Euis mengakui, aksi pemalakan dari dua pemuda tersebut tidak sampai berujung aksi kekerasan.

Hanya perdebatan sengit terjadi dari dua pemuda yang tetap memaksa meminta uang iuran dan dibantah oleh suami Euis.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved