Waspada Ini Catatan Kasus ISPA di Jakarta dan Tangerang, Polusi Udara?

kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang terjadi di Jakarta dan Tangerang menjadi kewaspadan kita bersama ketika keluar rumah.

|
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Ilustrasi polusi udara 

"Berdasarkan data laporan puskesmas di Kota Tangerang Selatan sampai dengan 2 Agustus 2023 terdapat acute nasopharyngitis (common cold) sebanyak 34.233, sedangkan acute upper respiratory infection (infeksi saluran pernafasan atas akut) sebanyak 29.699," ucapnya, Jumat (4/8/2023).

Kata Allin, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi yang terjadi di saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas maupun bawah. 

Infeksi ini dapat menimbulkan gejala batuk, pilek, dan demam.

"ISPA disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri di saluran pernapasan. Saluran pernapasan yang dapat terserang infeksi bisa saluran pernapasan atas atau bawah. ISPA paling sering disebabkan oleh infeksi virus dan paling sering terjadi di saluran pernapasan bagian atas," ujarnya.

Sementara terkait penularan ISPA dapat terjadi melalui kontak dengan percikan air liur orang yang terinfeksi. 

Menurutnya, bakteri dalam percikan liur akan menyebar melalui udara kemudian masuk ke hidung atau mulut orang lain.

Adapun faktor risiko terjadi ISPA kata Allin yakni anak yang belum diimunisasi campak.

Penderita ISPA bahkan bisa berkomplikasi menjadi pneumonia.

Sementara belum mendapatkan imunisasi DPTHBHib berisiko difteri pertusis.

"Belum mendapatkan imunisasi PCV beresiko penyakit pneumonia, malnutrisi, berhubungan terhadap terjadinya ISPA pada balita, daya tahan tubuh yang lemah, perokok aktif," ucapnya.

Pihaknya pun mengajak masyarakat untuk melakukan pencegahan ISPA.

"Apabila kita yang sakit dan tidak ingin menularkan maka jalankan etika batuk dengan benar," ucapnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved