Bayi Kritis
Cerita Chintia Suciati Bayinya Berusia 2 Bulan Kritis, Diduga Kelalaian Suster Beri Susu Formula
Chintia Suciati (29) menceritakan kondisi Lanala Ayudisa Halim yang terbaring kritis di RSAB Harapan Kita, diduga kelalaian suster beri susu formula
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Joko Supriyanto
Kala itu, suasana hati Chintia sudah girang tak karuan melihat perkembangan sang anak.
Salah Beri Susu
Namun rupanya, kebahagiaan itu mendadak runtuh setelah seorang perawat tiba-tiba memberikan susu dengan jenis yang lain.
Sebelum susu itu diberikan kepada Nala, dia mengaku sempat beradu argumen dengan sang perawat.
Namun, perawat itu bersikukuh mengatakan bahwa susu itu merupakan Pepti Junior atau merupakan susu dengan jenis yang sama.
"Terjadi kesalahan susu nih, biasanya setiap pagi itu selalu diantar susu, satu hari, delapan botol susu yang sudah ada susu bubuknya. Saya lihat, kok susunya beda ini, karena kan sebelumnya susunya Neocate, jadi saya hapal susu Neocate," ungkap dia.
"Di situ dia (perawat) bilang 'enggak ini susunya Pepti Junior'. Saya enggak tahu itu petugas namanya siapa, dia bilang tetap ini (susu yang diberikan) adalah susu Pepti Junior," lanjutnya.
Minta Maaf
Meski intuisi Chintia berkata tidak demikian, namun ia mencoba berpikir postif dengan menganggap bahwa susu tersebut merupakan Pepti Junior, namun dalam merek yang lain.
Alih-alih hatinya tenang, keesokan harinya seorang pegawai lain di RS Harapan Kita mendatanginya dan meminta maaf lantaran susu yang diberikan kemarin kepada anaknya salah.
"Dikarenakan susu Pepti Juniornya sudah menipis dan kami disuruh beli," kata Chintia.
Baca juga: Kasus Mayat Bayi Disimpan dalam Kulkas, Polisi Minta Keterangan dari Ketua RT di Ciledug
Sontak perasaan Chintia pun hancur berkeping-keping.
Ditambah lagi, dia harus menyaksikan kondisi Nala memburuk di hari yang sama. Dia mendapati tubuh putrinya menguning.
"Tiba-tiba hari Selasa itu udah kelihatan semuanya itu makin kuning. Itu kuning dilihat pakai kasat mata kalau itu benar-benar kuning udah sampai ke mata, lidah, semua itu udah benar-benar kuning pekat," jelas Chintia.
Tak sampai di situ, beberapa hari kemudian, Chintia melihat feses Nala mengeluarkan darah yang berwarna merah kehitaman.

:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tangerang/foto/bank/originals/Chintia-Suciati-29.jpg)
 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tangerang/foto/bank/originals/Nia-Kurniati-humas-RSAB.jpg) 
												      	:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tangerang/foto/bank/originals/Chintia-Suciati-29.jpg) 
												      	 
				
			:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tangerang/foto/bank/originals/Emas-antam4.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tangerang/foto/bank/originals/Pacaran4.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tangerang/foto/bank/originals/Loker-Badan-Pengelola-Dana-Perkebunan.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tangerang/foto/bank/originals/demo29.jpg) 
											:format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tangerang/foto/bank/originals/Demo31.jpg) 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.