Warga Kalideres Krisis Air Bersih, Wali Kota Jakbar Tegaskan Wilayahnya Tidak Mengalami Kekeringan

Krisis air bersih dialami warga RW 11 Utan Jati, Kalideres, Jakbar, dan sudah memasuki pekan kedua.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Ign Prayoga
TribunTangerang.com
Uus Kuswanto seusai dilantik jadi Wali Kota Jakarta Barat, Selasa (21/3/2023). 

TRIBUNTANGERANG.COM, KALIDERES - Krisis air bersih terjadi di wilayah Kalideres, Jakarta Barat.

Kondisi ini dialami warga RW 11 Utan Jati, Kalideres, dan sudah memasuki pekan kedua.

Krisis air bersih tidak merata. Sebagian warga sudah mendapatkan aliran air bersih, nam.un banyak juga yang belum menikmatinya.

Terletak di dataran rendah, wilayah DKI Jakarta tergeolong rawan air bersih, apalagi di musim kemarau seperti sekarang  ini.

Menganggapi jeritan warga Utan Jati, Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto mengatakan, pemerintah daerah bersama badan usaha milik daerah (BUMD) Palyja dan PAM Jaya, rutin mengirim air bersih kepada warga, meskipun sumber airnya terbatas.

"Yang jelas untuk kebutuhan saat ini alhamdulillah sudah kami bantu dengan PAM Jaya maupun Palyja," ujar Uus kepada wartawan, Rabu (20/9/2023).

"Mudah-mudahan segera hujan sehingga kebutuhan air bersih bisa segera teratasi," lanjutnya.

Uus mengatakan jika daerahnya tidak mengalami kekeringan.

Oleh karena itu, lanjut dia suplai air bersih kepada warga sudah bisa teratasi dengan baik.

"Untuk kebutuhan air bersih sudah kami tangani, kami pakai tangki ahamdulillah sekarang sudah mulai terkondisi," kata dia.

Uus juga memastikan jika pihaknya sudah melakukan koordinasi kepada Palyja dan PAM Jaya terkait kebutuhan air warga.

Penyebab Krisis Air

Penyebab sejumlah daerah di sekitar Kalideres, Jakarta Barat mengalami krisis air adalah lantaran terdapat gangguan total dissolved solid (TDS) di hutan kota kawasan Kalijodo.

Gangguan itu mengakibatkan air yang dialirkan ke warga tidak memenuhi standar kualitas yang baik, sehingga harus ditutup oleh PAM Jaya.

Hal itu sebagaimana disampaikan Gatra Vaganza selaku Senior Manager Corporate Communication & Office Director PAM Jaya saat dihubungi, Jumat (15/9/2023).

"Kalau tidak ditutup, kondisinya sama saja kami mengaliri air kali, tapi memang saat ini kami sudah melakukan penyesuaian suplai air dari wilayah-wilayah lain, tapi memang kondisinya tidak se-ideal hutan kota itu aktif," ujar Gatra.

Menurutnya, penyebab buruknya kualitas air tersebut lantaran musim kemarau panjang yang tengah terjadi di Indonesia.

Oleh karenanya, pihak PAM Jaya sendiri belum bisa memastikan sampai kapan krisis air yang dialami warga terjadi.

Gatra hanya memastikan jika pihaknya akan bertanggung jawab dengan memberikan suplai air pada wilayah-wilayah yang terdampak.

"Kalau saat ini, dari sisi quick win kami adalah kami meratakan suplai (air), sebetulnya dari wilayah lain untuk bisa mensupport wilayah yang saat ini terdampak," ujar Gatra.

"Tapi memang dari sisi hutan kota sendiri itu, pengaruh dari kemarau ini. Jadi kami berharap sebetulnya dari kondisi kemarau ini tidak berkepanjangan sehingga hutan kota bisa dapat kembali beroperasional lagi," katanya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved