Taman Ismail Marzuki
TIM Makin Glowing, Bawa Semangat Baru untuk Pembangunan Jakarta
Wajah TIM jadi modern dan bersinar setelah dipoles oleh Pemerintah DKI Jakarta lewat PT Jakarta Propertindo (Jakpro) pada 2022.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Ign Prayoga
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Menjadi salah satu landmark kota Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM) kini semakin glowing.
Wajah TIM jadi modern dan bersinar setelah dipoles oleh Pemerintah DKI Jakarta lewat PT Jakarta Propertindo (Jakpro) pada tahun 2022 lalu.
Proyek revitalisasi TIM yang terletak di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, ini dilakukan untuk menyesuaikan perkembangan dan kebutuhan zaman.
Berdiri sejak 1972, proyek revitalisasi dilakukan ketika TIM berusia setengah abag
"TIM itu setahu saya dari tahun 1972, dalam perkembangannya kan kondisi dan fasilitas infrastrukturnya sudah banyak yang perlu diperbaiki dan bahkan perlu juga ada perubahan sehingga pada satu dua tahun yang lalu, dilakukan revitalisasi,” kata sejarawan Chandrian Attahiyyat pada Sabtu (12/8/2023).
Chandrian bercerita, dulunya lahan TIM merupakan kebun binatang dan lokasinya tak jauh dari Taman Raden Saleh (TSR).
Masyarakat kerap memendekkan kebun binatang menjadi bonbin dan sebuah warung gado-gado terlezat di kawasan itu dikenal sebagai gado-gado bonbin.
Pada tahun 1968 kebun binatang direlokasi ke Ragunan, Jakarta Selatan,.
"Sekitar empat tahunan mengalami transisi dan pembangunan sehingga 1972 baru terwujud yang namanya Taman Ismail Marzuki,” ucap mantan PNS yang bekerja di Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta itu.
Chandrian menambahkan, Pemerintah DKI Jakarta sudah memfasilitasi pelaku seni dan budaya melalui TIM.
Selain itu, pemerintah juga kerap menyuguhkan berbagai acara sebagai wadah pertemuan para seniman, sekaligus meningkatkan kreativitas mereka.
"Ini merupakan progres dari orang-orang yang terjun ke dunia seni dan menurut saya revitalisasi ini sudah bagus, sekarang tinggal apabila ada kekurangan tinggal bisa saja diberi tambahan atau disempurnakan di dalam perjalan waktu sampai ke depan," katanya.
Hadirkan semangat kreativitas
Kehadiran Taman Ismail Marzuki (TIM), Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat dianggap mampu menghadirkan semangat kreativitas para seniman.
Bahkan komitmen itu sudah dilakukan oleh pemerintah daerah sejak kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.
"TIM semata-mata untuk meningkatkan semangat kreativitas para seniman yang ada di Jakarta, bahkan juga dulu niatnya bukan Jakarta saja tapi dari daerah-daerah lain akan bertemu di titik ini," kata Chandrian Attahiyyat.
Chandrian mengatakan, para seniman dari berbagai daerah di Indonesia, pada tahun 1972 berkumpul di tempat modern pada masanya yaitu Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) TIM.
"Kehadiran TIM ini memberikan semangat baru, jadi kita jangan berpikir bahwa ini sebuah langkah yang sifatnya politik, jangan dan sebaiknya dilepaskan saja. Terpenting kreativitas ini diberikan semangat baru dengan infrastruktur yang baru,” ungkapnya.

"Dari dulu tahun 1972 pemerintah daerah dan setiap gubernur sudah serius (terhadap perkembangan kesenian) bahwa sebuah pembangunan itu perlu adanya keseimbangan kreativitas seni dan budaya," sambungnya.
Dikutip dari booklet PKJ-TIM, sepanjang proses revitalisasi dimulai, setidaknya dilakukan sembilan kali focus grup discussion (FGD) dan lima pertemuan lanjutan.
Topik yang dibahas meliputi aspek desain, fasilitas pendukung, pemanfaatan ruang, sarana, prasarana dan lain-lain.
PKJ-TIM merupakan bagian sejarah penting, barometer pasang surut perkembangan kesenian dan kebudayaan di Indonesia, terutama di Jakarta.
Dunia seni berkembang, demikian pula bangunan, fungsi, dan cerita TIM terus bergulir menyesuaikan zaman.
Nantikan karya dan kreasi seniman Indonesia
Revitalisasi TIM yang rampung tahun 2022 ini adalah pembaharuan sesuai Rencana Induk Pengembangan TIM tahun 1995.
Untuk mengembalikan fungsinya sebagai ruang terbuka dan menampilkan teknologi terbaru, demi mengakomodir kebutuhan seni, budaya, dan edukasi yang semakin modern.
“Dari semangat kebaruan TIM, kita menantikan karya dan kreasi seniman Indonesia, menuju pentas dunia,” demikian tertulis di booklet tersebut.
Salah satu bangunan baru TIM didesain unik dan filosofis, yakni Gedung Ali Sadikin (dulunya Gedung Panjang).
Pembangunan gedung ini terspirasi dari lirik lagu “Rayuan Pulau Kelapa” karya Ismail Marzuki (1914-1958) yang dituangkan ke bentuk tinggi rendah not balok.
Tiga not digabung jadi satu fasad, disusun secara acak ditambah elemen motif tumpal dari batik Betawi.
Selain sebagai estetika, konsep ini untuk mereduksi sinar matahari ke area perpustakaan jadi lebih sejuk.
Secara visual, Jalan Cikini Raya dipadati deretan bangunan dengan jarak yang cukup dekat dengan jalan.
Desain revitalisasi menghadirkan plaza sebagai ruang tambahan pedestrian di area depan.
Sedangkan bangunan Gedung Taman Parkir didesain dengan ide setback jauh ke dalam kawasan. Sekarang, atap gedung berupa taman dapat diakses pengunjung.
Secara fungsi, aktivitas seni budaya dan pendidikan mengembalikan PKJ-TIM sebagai ruang terbuka bagi semua warga. Kantong-kantong taman terbuka menjadi pemersatu seluruh fungsi kawasan yang beragam.
Selain itu, Teater Tuti Indra Malaon sebagai arena terbuka latihan pegiat seni, teater arena dengan operable window untuk pementasan seni terbuka, dan selasar-selasar terbuka dengan view taman untuk lahan latihan/pameran seniman yang bernaung di PKJ-TIM.
Berantas Penyebaran Narkoba di Kalangan Pelajar, BP2M Jalin Kerja Sama dengan BNN |
![]() |
---|
Respons The Jakmania Thom Haye Pilih Persib Bandung daripada Persija |
![]() |
---|
Bukan Settingan, Ini Alasan Kalina Ocktaranny Jualan Es Teler di Pinggir Jalan Pamulang |
![]() |
---|
5 Fakta Menarik Tentang Thom Haye 'El Profesor', Gabung Persib Bandung dengan Gaji Termahal? |
![]() |
---|
Surat Sakit Tak Jelas, Sidang PK Silfester Matutina Soal Kasus Fitnah JK Gugur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.