Cegah Kasus Cacar Monyet Dinkes Kabupaten Tangerang Lakukan Tracing di Seluruh Faskes

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang tengah meningkatkan upaya penelusuran (tracing) terhadap fenomena penyakit cacar monyet atau monkeypox.

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joko Supriyanto
freepik
Ilustrasi vaksin untuk penyakit cacar monyet 

Laporan Wartawan,
TRIBUNTANGERANG.COM, Gilbert Sem Sandro

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang tengah meningkatkan upaya penelusuran (tracing) terhadap fenomena penyakit cacar monyet atau monkeypox.

Hal itu dilakukan, sebagai bentuk upaya pencegahan dan mengantisipasi penyebaran cacar monyet di wilayah Kabupaten Tangerang.

"Kami telah mengeluarkan Surat Edaran ke faskes tentang kewaspadaan terhadap virus monkeypox di Kabupaten Tangerang," ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Tangerang, dr Sumihar Sihaloho, Kamis (26/10/2023).

Baca juga: Dinkes Kabupaten Tangerang Pastikan Kasus Cacar Monyet Belum Ditemukan di Masyarakat

Dengan ditemukannya kasus pengidap cacar monyet di wilayah DKI Jakarta, menjadi perhatian khusus pihaknya dalam melakukan pencegahan kemunculan penyakit menular tersebut.

Salah satunya ialah dengan melakukan pemantauan melalui petugas surveilans di masing-masing puskesmas yang tersebar di daerah Kabupaten Tangerang.

"Banyak yang diinstruksikan, intinya siaga jika menemukan kasus dicurigai monkeypox dan tindakan-tindakan khusus jika apa yang harus dilakukan faskes," kata dia.

Baca juga: Dua Kasus Cacar Monyet Ditemukan di Jakarta Barat, Uus Kuswanto Bakal Lakukan Ini

Selain telah mengeluarkan surat edaran terhadap seluruh fasilitas-fasilitas kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang juga mengingatkan kepada masyarakat agar dapat menjaga pola hidup sehat.

Menurutnya, dengan begitu penyebaran dari berbagai penyakit yang ada dapat dilakukan pencegahan sedini mungkin.

"Kasus penyakit monkeypox ini dapat dihindarkan dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)," tuturnya.

"Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menghindari perilaku seks berisiko, sebab sebagian besar kasus terjadi pada populasi berisiko," terang dr Sumihar Sihaloho. (m28)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved