Mengenal Nyamuk Wolbachia, Metode Baru Cegah Penyebaran Demam Berdarah
Baru-baru ini ada metode baru untuk mencegah menyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan menggunakan Nyamuk Wolbachia, seperti prosesnya?
TRIBUNTANGERANG.COM - Baru-baru ini ada metode baru untuk mencegah menyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD).
Metode tersebut menggunakan penyebaran Nyamuk Wolbachia.
Kabarnya metode ini akan telah diuji coba di beberapa wilayah Indonesia yang dianggap efektif.
Lalu apa sebenarnya Nyamuk Wolbachia itu?
Nyamuk Wolbachia adalah nyamuk yang memiliki bakteri Wolbachia di dalam tubuhnya.
Para peneliti menggunakan nyamuk Wolbachia untuk mencegah penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD).
Wolbachia adalah bakteri yang sangat umum dan terdapat pada 50 persen spesies serangga termasuk nyamuk, lalat, dan kupu-kupu.
Baca juga: Terbukti Turunkan DBD, Metode Penyebaran Nyamuk Wolbachia Bakal Diterapkan di Jakarta Barat
Nyamuk Aedes aegypti, penyebab DBD, biasanya tidak membawa bakteri Wolbachia, namun ada banyak nyamuk lainnya yang membawa bakteri Wolbachia, seperti dikutip dari World Mosquito Program.
Beberapa tahun yang lalu, penelitian "Project Wolbachia-Singapore" menggunakan nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia jantan untuk menekan kasus DBD.
Diketahui, DBD hanya dapat disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti betina, yang dapat berkembang biak dengan cara bertelur.
Penelitian ini menggunakan nyamuk Wolbachia untuk mengontrol populasi nyamuk Aedes Aegypti, dikutip dari National Environment Agency.
Dalam penelitian itu, nyamuk Wolbachia dilepaskan di wilayah Tampines dan Yishun, Singapura, untuk membuahi nyamuk Aedes Aegypti betina, yang otomatis akan terkena bakteri Wolbachia.
Baca juga: Kasus DBD di Kabupaten Tangerang Saat Ini Tembus 1.035 Kasus dan 7 Orang Meninggal Dunia
Ketika nyamuk Wolbachia membuahi nyamuk Aedes Aegypti betina, maka telur nyamuk Aedes Aegypti tidak akan menetas.
Sehingga, dapat menekan populasi nyamuk Aedes Aegypti.
Penelitian tersebut berhasil menekan perkembangan nyamuk Aedes Aegypti hingga 90 persen di wilayah Tampines dan Yishun.
Untuk menekan kasus DBD, para peneliti kemudian melepaskan nyamuk Wolbachia-Aedes jantan di wilayah Yishun, Tampines, Choa Chu Kang dan Bukit Batok.
Nyamuk Wolbachia-Aedes tidak menyerang manusia dan hanya mencari nyamuk betina, sehingga dapat menekan populasi Aedes Aegypti.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Lonjakan DBD Biasa Terjadi di Oktober hingga Mei, Dinkes Tangsel Minta Warga Lakukan Program 3 Plus |
![]() |
---|
Angka Kasus DBD di Tangsel Tembus 487, Warga Diingatkan Jangan Tunggu Sampai Fatal |
![]() |
---|
Waspada, Tangsel Catat 233 Kasus DBD, Dinkes Imbau Rutin 3M Plus |
![]() |
---|
Sudin Kesehatan Jakarta Barat Berencana Sebar Nyamuk Wolbachia di Kembangan, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Penjelasan Dinas Kesehatan Soal Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Kembangan Jakarta Barat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.