Gempa Berulang Terjadi di Sekitar Gunung Salak, Diduga Terkait Aktivitas Vulkanik dan Migrasi Magma

Gempa berulang terjadi di kawasan gunung api Salak di perbatasan Sukabumi-Bogor dan Banten, Rabu hingga Kamis (7/12/2023).

Editor: Ign Prayoga
dok BKMG Stasiun Geofisika Bandung
Informasi gempa swarm di sekitar Gunung Api Salak di perbatasan Bogor-Sukabumi. Informasi ini dikeluarkan BKMG Stasiun Geofisika Bandung. 

TRIBUNTANGERANG, SUKABUMI - Gempa berulang terjadi di kawasan gunung api Salak di perbatasan Sukabumi-Bogor dan Banten.

Akun X atau Twitter @bmkgwilayah2 Banten menyatakan, sejak Rabu (6/12/2023) hingga Kamis (7/12/2023) pukul 16.30 WIB, sudah terjadi 19 kali gempa di wilayah tersebut.

Gempa terakhir terjadi pukul 14.01 WIB.

Gempa berkekuatan 2,2 Magnitude dan pusat gempa terletak 25 kilometer arah barat daya Kota Bogor pada kedalaman 5 kilometer.

Gunung Api Salak tercatat berlokasi di Kabupaten Sukabumi dan Bogor, dengan posisi geografis di -6.72°LU,    106.73°BT dan memiliki ketinggian 2.211 mdpl.

Kepala Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengungkapkan, gempa bumi yang terus terjadi tersebut lebih mirip kepada gempa Swarm.

Hasil kajian yang dilakukan Pepen Supendi dan tim tahun 2021 sudah menyebutkan adanya klaster aktivitas gempa di barat daya Gunung Salak ini.

Pada umumnya, gempa swarm berkaitan dengan aktivitas vulkanik atau migrasi magma atau peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar menuju permukaan bumi melalui rekahan dalam kerak bumi," katanya.

"Gempa Swarm ini biasanya berkaitan dengan aktivitas vulkanik Gunung Api Salak dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak," ujarnya.

Mengutip laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pengertian gempa swarm adalah serangkaian aktivitas gempa bermagnitudo kecil dengan frekuensi kejadian sangat tinggi yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama di suatu kawasan, dan tanpa ada gempa utama (mainshock).

Sebelumya, seorang di sekitar gunung api Salak, Rijan (29) mengungkapkan, getaran gempa dirasakan sejak Rabu malam dan terjadi beberapa kali.

"Sejak malam tadi terasa itu sampai tiga kali lebih. Bahkan tadi pagi pun masih merasakan adanya getaran gempa," kata Rijan kepada Tribunjabar.id, Kamis (7/12/2023).

Hal serupa dikatakan Nia (28), warga Kalapanunggal. Nia merasakan yang sama.

"Itu yang lumayan terasa malam dua kali. antara pukul 8 dan 9 sampai terkaget," ucapnya.

Kepala Stasiaun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengungkapkan, jenis dan mekanisme gempa bumi dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal setempat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved