Kisah Dhani Damkar Kota Tangerang, Pernah Terhantam Tong Thinner saat Padamkan Kebakaran Pabrik

anggota damkar Kota Tangerang Dhani Indrawan selalu merasa tertantang untuk bisa memadamkan kebakaran

Penulis: | Editor: Ign Prayoga
TribunTangerang.com/Joseph Wesly
Anggota Pemadam Kebakaran Kota Tangerang, Dhani Indrawan di kantor BPBD Kota Tangerang, Jumat (12/4/2024). 

Laporan Kontributor TribunTangerang, Joseph Wesly

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Setiap profesi memiliki risikonya masing-masing. Ada yang berbahaya ada yang tidak.

Meski memiliki profesi yang bisa mengancam nyawanya, Dhani Indrawan gentar.

Dhani Indrawan merupakan anggota pemadam kebakaran (damkar) Kota Tangerang.

Dhani justru merasa tertantang untuk bisa memadamkan api yang menyebabkan kebakaran meski risikonya bisa sangat besar.

Kematian petugas kebakaran saat bertugas juga bukan hal yang langka. Tingginya risiko kematian ini dianggap Dhani bagian dari pekerjaan.

"Saya pribadi mungkin berjiwa sosial yang tinggi. Saya senang menolong orang. Mungkin itu yang bikin saya betah jadi pemadam," kata pria bertubuh tinggi menjulang tersebut.

Sudah bekerja selama 17 tahun sebagai petugas damkar membuat sarjana Ilmu pemerintahan ini memiliki banyak pengalaman menegangkan saat berjibaku memadamkan api.

Pria pemilik tinggi 185 cm pernah diantam tong thinner (cairan pelarut cat) di pabrik thinner yang terbakar di kawasan Jatake, Kota Tangerang, sekitar 2013 lalu.

Padahal katanya, dia dan rekannya saat itu berada di jarak aman sekitar 50-100 meter dari lokasi kebakaran. Mereka fokus menjaga api agar tidak merembet ke pemukiman.

"Itu tong-tong thinner beterbangan karena terbakar. Satu tong menimpa kepala saya," katanya sembari menunjukkan bekas luka di lehernya.

Dhani langsung terduduk akibat tong thinner mengantam kepalanya.

"Untung saya pakai helm. Soket penahan di leher saya sampai patah," kata pria yang menjabat sebagai komandan regu ini.

Dhani mengatakan beberapa penanganan kebakaran membutuhkan pendekatan berbeda. Pasalnya justru bila disiram air, api justu semakin membara.

"Pernah ada kebakaran pabrik. Beberapa bahan mengandung bahan yang tidak padam ketika disemprot, justu membesar. Akhirnya kita campur air dengan cairan busa atau tipol untuk memadamkan," kata pria yang pernah diterjunkan untuk menolong korban gempa Lombok 2018 ini.

Selain memadamkan api, Damkar Kota Tangerang juga kerap diminta membantu untuk menyelesaikan persoalan yang tak berhubungan dengan api.

Misalnya membantu memotong cincin yang tersangkut di jari hingga diminta mencari sumber bau dan membuang bangkai hingga diminta mengamankan orang gila yang dianggap meresahkan oleh warga.

"Kita akomodir dengan mengarahkannya ke dinas lain. Kita fokus mencegah, menyelamatkan dan memadamkan kebakaran," katanya.

Dhani juga ingin meluruskan tentang damkar yang disebut selalu telat datang ke lokasi kebakaran.

Dia mengatakan mereka sudah memiliki SOP tersendiri yang mengatur soal waktu respons 15 menit. Artinya mereka wajib sampai di lokasi kebakaran paling lama 15 menit.

Namun dinamika di lapangan terkadang berbeda. Misalnya terjebak macet, jalan sempit, portal permanen yang membuat damkar terlambat tiba di lokasi.

Namun warga terlanjur menganggap bahwa damkar tiba terlalu lama.

"Sebelum kita sampai kita berharap warga bisa membantu karena berdasarkan kalkulasi sebuah rumah bisa habis terbakar dalam waktu 15 menit," katanya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved