Pengamat: Megawati Sulit Menerima Jokowi, Luka Hatinya Lebih Dalam Ketimbang Ditikung SBY
Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno menyatakan, pertemuan Megawati Soekarnoputri dan Jokowi sulit terwujud.
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Pertemuan Megawati Soekarnoputri dan Jokowi sulit terwujud.
Hal ini merupakan pendapat Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno.
Menurut Adi, pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, bukan hal yang mudah untuk diwujudkan.
Apalagi jika pertemuan itu dilakukan dalam waktu dekat.
"Titik kulminasinya adalah sikap politik yang berbeda antara Jokowi dan Megawati di Pilpres 2024," kata Adi Prayitno, Minggu (14/4/2024).
"Pertemuan ini mungkin bagi Jokowi adalah suatu yang penting dalam suasana Lebaran, tapi tanda-tanda alam sampai detik ini saya termasuk yang tidak yakin pertemuan ini bisa terealisasi," ujar Adi Prayitno.
Menurut Adi Prayitno, luka hati Megawati atas manuver Jokowi pada pilpres 2024 lebih menyakitkan daripada manuver Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di 2004.
"Menurut saya luka hati elite PDIP sulit dicarikan obatnya entah sampai kapan, saya tidak bisa memprediksi, tapi kalau melihat apa yang terjadi pada SBY dengan Megawati, (dengan Jokowi) ini sepertinya lukanya jauh lebih menyakitkan," kata Adi.
"Saya menghitung 20 tahun lebih Megawati belum bisa bertemu dalam satu forum yang sudah di-design dengan Pak SBY, yang saya kira persoalan politiknya tidak terlalu serius," ujar Adi Prayitno.
Adi menilai ada luka mendalam yang ditinggalkan efek perbedaan politik di Pilpres 2024.
Sehingga, luka hati ini sangat sulit dihilangkan dan cukup membekas bagi Megawati.
"Bukan hanya kecil bagi saya ada gembok yang susah dibuka untuk melakukan pertemuan ini dan sangat kelihatan statemen elite PDIP mereka itu menutup pintu cukup rapat untuk tidak bertemu dengan Pak Jokowi," lanjut Adi Prayitno.
Apalagi, saat Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menyebut harus ada pertemuan dengan anak ranting PDIP dulu, sebelum bertemu dengan Megawati.
"Saya kira itu bentuk penolakan secara eksplisit yang disampaikan PDIP, karena memang kalau Megawati terbuka ketemu Jokowi, (tentu) syarat itu tidak ada."
"Bertemu pengurus ranting PDIP itu bukan perkara gampang, karena ngga semua orang bisa bertemu atau mengumpulkan ranting-ranting ini," tutur Adi Prayitno.
Adi menilai syarat ini terlalu mengada-ada.
"Ini syarat yang sangat mustahil diwujudkan, kan enggak mungkin presiden berkeliling atau mengumpukan mereka. Ini syarat yang mengada-ada," tambah Adi Prayitno.
Diketahui, hubungan Megawati dengan SBY seperti mengalami perang dingin selama hampir dua dekade.
Padahal, keduanya pernah sama-sama duduk dalam Kabinet Gotong Royong pada periode 2001-2004 silam.
Kala itu, Megawati yang diangkat sebagai Presiden ke-5 RI menunjuk SBY sebagai Menteri Koordinator (Menko) Bidang Politik dan Keamanan (Polkam).
Akan tetapi, setelah SBY menggantikan Megawati dari kursi presiden pada 2004, keduanya jarang bertemu.
Bahkan, publik menilai hubungan mereka mulai renggang.
Soal hubungannya dengan Jokowi, kata Adi, pihaknya belum bisa menemukan jawaban.
"Ini dengan Pak Jokowi yang kebersamaanya 23 tahun tiba-tiba pisah di tengah jalan."
"(Mencairkan hubungan) Ini yang belum ada jawaban, dan agak rumit dirumuskan," ujar Adi Prayitno.
Senada dengan Adi Prayitno, Pengamat Politik Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, juga menilai, pertemuan Megawati dengan Jokowi bakal sulit terjadi dalam waktu dekat ini.
Sebab, menurut Ray, Megawati dan jajaran keluarga PDIP sulit menerima kehadiran Jokowi pasca-Pemilu 2024.
"Kalau dengan Jokowi dalam waktu dekat atau lama, rasanya tidak akan ketemu dengan Megawati."
"Sangat sulit memahami apalagi mentolerir apa yang dilakukan Jokowi kepada Megawati dan keluarga besar PDIP, bahkan jika kita berada di sudut yang netral sekalipun," kata Ray, Sabtu (13/4/2024).
Ray juga meyakini, bahwa Megawati dan keluarga besar PDIP tidak akan mudah memaafkan, apalagi melupakan apa yang dilakukan Jokowi demi memuluskan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka dalam memenangkan Pilpres 2024.
Belum Silaturahmi
Diketahui, Jokowi dan Megawati belum bertemu dalam momen Hari Raya Idul Fitri pada Rabu (10/4/2024).
Bahkan, di hari Jumat (12/4/2024), Presiden Jokowi belum terlihat bersilahturahmi Megawati.
Tentu, hal ini dinilai menunjukan kian merenggangnya hubungan antara kedua tokoh besar ini.
Pada hari pertama Idul Fitri, Jokowi terlihat menerima banyak tamu pejabat mulai dari Menteri Kabinet hingga Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Sementara, Megawati menghabiskan waktu di hari pertama Idul Fitri di kediamannya di Jalan Teuku Umar Menteng, Jakarta.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Wahyu Aji/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
| Hasto Bantah Kabar Jokowi Akan Bertemu Megawati, Kalaupun Mau Datang Harus Didampingi 3 Sosok Ini |
|
|---|
| Puan Maharani Bertemu Presiden di Istana, Tak Bahas Keretakan Hubungan Teuku Umar-Keluarga Jokowi |
|
|---|
| Sekjen PDIP Tepis Pemberitaan Media Asing Soal Kabar Keretakan Hubungan Jokowi dan Megawati |
|
|---|
| Media Asing Beritakan Hubungan Megawati dan Jokowi Memburuk, Sumbernya Politisi Senior PDIP |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tangerang/foto/bank/originals/Megawati-dan-Jokowi-di-puncak-acara-bulan-Bung-Karno.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.