Pilpres 2024

Tembok Tebal yang Menghalangi Koalisi PDIP dengan Prabowo Bernama Jokowi

Jokowi ini tembok tebal yang akan menghalangi PDI-P berkoalisi dengan Prabowo

Editor: Joseph Wesly
Tribunnews/Irwan Rismawan
Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri. 

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Presiden Joko Widodo merupakan tembok penghalang bagi PDI-P untuk berkoalisi dengan pemerintahan presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto.

Selama Prabowo dan Joko Widodo masih mesra, maka selama itu pula PDI-P sulit masuk ke pemerintahan Prabowo-Gibran.

Hal itu dikatakan pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno.

 "Bagaimanapun, Jokowi ini tembok tebal yang akan menghalangi PDI-P berkoalisi dengan Prabowo," kata Adi dalam program Obrolan Newsroom Kompas.com, Selasa (30/4/2024).

Adi menjelaskan, hubungan antar elite harus dilihat dalam kans PDI-P berkoalisi dengan Prabowo. Dia mengakui bahwa Prabowo memang tidak memiliki persoalan yang serius dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Hanya saja, kata Adi, bukan tidak mungkin PDI-P mempertimbangkan bergabung dengan Prabowo usai pelantikan Prabowo sebagai presiden.

Adi menyebut bisa saja romantisme dan bulan madu antara Jokowi dan Prabowo berakhir ketika serah terima jabatan pada 20 Oktober 2024 mendatang.

"Tapi kalau Jokowi dan Prabowo baik-baik saja, tidak ada gejolak, tidak ada konflik, saya kira sulit bagi PDI-P untuk bergabung," kata Adi.

"Selama Jokowi mesra dengan Prabowo, sepanjang itu juga sulit saya bayangkan PDI-P akan bergabung. Tapi kalau hubungan Jokowi dan Prabowo wassalam, tak lagi mesra, bukan tidak mungkin PDI-P akan segera memutuskan langkah politiknya berupa seratus haluan dan dukung Prabowo," sambung Adi.

Selain faktor Jokowi, Adi juga menilai PDI-P sulit berkoalisi dengan Prabowo dalam waktu dekat karena menjaga suasana hati basis pemilih yang setia dengan mereka di Pilpres dan Pileg 2024.

"Saya kira kecenderungan (pemilih PDI-P) secara umum memang agak menolak dan bahkan keras ya bergabung dengan Prabowo," ujar Adi.

Sebelumnya, politikus PDI Perjuangan Chico Hakim menilai, bukan hal aneh jika partainya tidak lagi menganggap Presiden Joko Widodo sebagai kader partai banteng.

Katanya, bagi PDI-P, loyalitas merupakan hal utama. Kesetiaan tersebut mestinya ditunjukkan dengan sikap tegak lurus kader terhadap partai pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

“PDI Perjuangan mempunyai karakter yang salah satu yang diutamakan adalah kedisiplinan kader, kedisiplinan di internal kami itu sangat penting, kesetiaan, loyalitas,” kata Chico dalam program Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Jumat (26/4/2024).

Chico mengatakan, partainya berpisah dengan Jokowi karena berbeda pilihan pada Pilpres 2024. Sebab, Jokowi berada di pihak Prabowo Subianto yang menggandeng putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved