Bikin Gatal, Warga Kranggan Tangsel Tetap Mencuci di Sungai Keruh di Musim Kemarau: Ini Penolong 

Sehari sekali mencuci, ga sempat dua kali, ini karena kekeringan. Air yang ada di sumur depan untuk nyuci piring, beras,

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico
Momen Yoyoh mencuci di sungai Cisalak, Pesanggarahan, Setu, Tangsel. Warga memanfaatkan aliran sungai akibat musim kemarau yang membuat sumur warga kering. 
Laporan Wartawan TribunTangerang.com,  Ikhwana Mutuah Mico
TRIBUNTANGERANG.COM, SETU- Warga kampung Koceak RBC, RT 06 RW 02, Kranggan, Setu, Kota Tangerang Selatan, masih mencuci di aliran akhir sungai Cisalak untuk mencuci pakaian.
Yoyoh (46) warga kampung Koceak nampak menenteng baju kotor dengan menggunakan ember hitam dari rumahnya menuju sungai Cisalak.
Aliran sungai Cisalak dimanfaatkan masyarakat Koceak untuk mencuci hingga mandi, pada musim kemarau.
Sebab, kampung Koceak yang tak jauh dari kawasan elit BSD, masih merasakan kesulitan air bersih karena kekeringan.
Yoyoh mengatakan jika ia menjalani aktivitas mencuci pakaian di sungai setiap hari. Karena persediaan air sumur digunakan untuk mencuci beras dan peralatan makan.
"Sehari sekali mencuci, ga sempat dua kali, ini karena kekeringan. Air yang ada di sumur depan untuk nyuci piring, beras," ucap Yoyoh saat ditemui saat sedang mencuci di aliran sungai Cisalak, Setu, Tangsel, Jumat (6/9/2024).
Yoyoh mengatakan jika pada musim kemarau ia bergantung kepada air sungai ini, karena kesulitan air di rumahnya.
Meskipun air tak jernih dan berwarna kecoklatan, Yoyoh tetap tak gentar dan terus menjalankan kegiatan mencucinya.
"(Kalau dibilang air kotor) Biarin aja kata saya mah," kata Yoyoh.
Yoyoh tak menampik jika kegiatan mencuci hingga mandi di aliran sungai ini membuat kulitnya gatal-gatal. 
Hanya saja, Yoyoh merasa sudah terbiasa dan masih terus memanfaatkan aliran sungai untuknya mencuci hingga mandi.
Meskipun gatal-gatal, ia tetap merasa aliran sungai Cisalak sebagian penolong, dikala kekeringan.
"Ini mah bersih, asal jangan buduk, abis gak ada lagi coba, mau kemana? ini penolong," ucap Yoyoh.
Tak ambil pusing, Yoyoh mengatakan jika ia mengatasi gatal-gatal yang dirasanya dengan bedak tabur yang dimilikinya.
"Gatel saya mah emang gatel, ah bodo amat, kalau gatal taruh bedak, garuk-garuk," ucap Yoyoh santai.
Saat TribunTangerang.com di lokasi, Aliran sungai ini berada sekiranya 300 meter dari pemukan warga Koceak.
Yoyoh mencuci diatas bambu yang sengaja dibuat warga, agar bisa melakukan kegiatan mencuci pakaian.
Di dekat aliran sungai, masih terdapat lahan kosong yang ditanami pepohonan seperti singkok, pisang, hingga cabai.
Jalanan yang dilalui untuk menuju aliran sungai juga belum mulus, karena memang melewati area perkebunan. (m30)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved