Strategi PDIP di Balik Pemilihan Cak Lontong Jadi Ketua Tim Pemenangan Pramono-Rano

Ada yang setuju ada yang tidak. Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga

Editor: Joseph Wesly
(Instagram/@caklontong).
Cak Lontong 

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Penunjukkan Cak Lontong sebagai ketua tim pemenangan Pramono Anung dan Rano Karno di Pilkada Jakarta memantik reaksi publik.

Ada yang setuju ada yang tidak. Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga melihat pemilihan Cak Lontong membuat kesan PDI Perjuangan tidak serius dalam kontestasi di Jakarta.

Pasalnya, warga bakal menganggap ungkapan dan ajakan Cak Lontong hanya bagian dari hiburan.

“Di satu sisi memang gaya komedian disenangi generasi milenial. Hal itu terbukti dari banyaknya audien Acara Stand Up Comedy, yang juga melibatkan Cak Lontong sebagai komentator atau juri,” kata Jamiluddin saat dikonfirmasi, Jumat (6/9/2024).

Baca juga: Pengamat Menilai Dipilihnya Cak Lontong Jadi Ketua Timses Buktikan PDIP Tak Serius di Pilkada

Namun pendapat berbeda datang dari Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin.

Ujang mengatakan pemilihan Cak Lontong merupakan strategi PDI-P untuk mendapat dukungan publik.

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai penunjukkan Cak Lontong sebagai ketua tim pemenangan Pramono Anung dan Rano Karno di Pilkada Jakarta merupakan strategi PDI-P untuk mendapat dukungan publik.

 "Masyarakat kan jenuh, malas dengan partai politik dan politisi. PDI-P memanfaatkan celah lain, sosok lain untuk menjadi timses. Komedian dan artis kan disenangi publik," kata Ujang saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/9/2024).

"Itu yang katakanlah, dikapitalisasi, dimanfaatkan atau digunakan PDI-P untuk strategi mendapat dukungan dan simpati publik," ucap Ujang.

Meski begitu, Ujang menjelaskan bahwa peran Cak Lontong untuk meningkatkan elektoral Pramono Anung dan Rano Karno masih perlu diuji.

"Tidak ada pilihan selain merekrut artis atau nama-nama besar karena masyarakat senang sebab mereka bisa menghibur. Namun, apakah mereka bisa meningkatkan elektabilitas, ya itu harus diuji," katanya.

Baca juga: Alasan Dipilihnya Cak Lontong Jadi Ketua Timses Pemenangan Pramono Anung dan Rano Karno

Ujang mengatakan, kontribusi Cak Lonton terhadap elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno bisa diketahui lewat lembaga survei independen. 

"Bisa meningkatkan elektabilitas atau tidak, tergantung. Beberapa minggu ke depan mungkin ada lembaga survei yang akan merilis tingkat elektabilitas masing-masing calon. Harus diuji oleh lembaga survei independen," ungkap Ujang.

Meski Cak Lontong bisa menghadirkan hiburan bagi masyarakat, di sisi lain Ujang mengatakan bahwa tak sedikit masyarakat yang memandang sebelah mata peran publik figur di dunia politik.

"Mereka populer dan dikenal masyarakat. Itu sesuatu yang bagus. Kekurangannya ya mungkin karena artis dianggap publik tidak berpengalaman secara politik," ujar Ujang.

Selain Cak Lontong yang berstatus ketua, tim pemenangan Pramono Anung-Rano Karno juga diisi oleh publik figur seperti Cornelia Agatha dan Once Mekel. Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved