Tahun Kedua, UNIIC Demo Day 2024 Jadi Wadah Belajar hingga Kolaborasi Mengenai Bisnis

Saya senang semua sudah sampai UMN dan turut hadir dalam acara ini. Kegiatan ini tidak hanya perlombaan, tapi juga sekaligus belajar mengenai bisnis.

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Gilbert Sem Sandro
Wakil Rektor ll UMN, Andrey Andoko. 

Selain itu, Natali menganggap penting strategi tim dalam bisnis agar bisa menyempurnakan setiap tahapnya.

“Indonesia ini salah satu negara yang populer di dunia ada 270 juta jiwa di Indonesia, area Jabodetabek saja sudah 31 juta lebih besar jumlahnya dari Australia. Menurut saya ini adalah peluang yang baik, sehingga market trading dan buying power bisa mengambil daerah
Jabodetabek saja," ucap Natali.

Kata Natali, Ia selalu menggunakan GDP perkapita, karena GDP perkapita Indonesia mencapai USD 4.777. Sehingga, ketika membuat start-up Natali mencoba lima daerah di Indonesia yakni Jakarta, Surabaya, Bandung, Makassar dan Medan.

“Selain itu untuk negara berkembang lebih cocok membuat bisnis yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah yang ada, berbeda dengan negara maju yang lebih mencari keunikan dan yang belum pernah ada sebelumnya. Indonesia sangat sensitif dengan harga, jadi kita perlu tahu segmentasinya. Menggunakan kata ‘Murah’ di Indonesia sangat berpengaruh pada market," ucap Natali.

Menurut Natali trend market di Indonesia adalah Social Media Influence dan E-Commerce. Terlebih lagi, E-Commerce yang sekarang bisa berjualan sambil melakukan live streaming dan
konsumen dapat langsung membeli.

Lebih lanjut faktor pemilihan influencer serta penggunaan bahasa Indonesia juga sangat berpengaruh.

“Sangat susah membuat marketing di Indonesia, tidak mudah mengimplementasikan marketing
luar negeri ke Indonesia. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah melakukan riset pasar, ini perlu dilakukan dengan sesama pasar di Indonesia. Berkolaborasi dengan bisnis lokal yang ada di Indonesia, dan yang terakhir adalah localizations menyesuaikan dengan Indonesia baik dari cara pemasaran atau budaya," kata Natali.

Natali tak menampik jika banyak tantangan dan resiko apalagi perbedaan budaya juga menjadi tantangan. Oleh karena itu, ia mengingatkan pentingnya mempelajari budaya dari target yang ingin dituju. (m30)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved