Tumpeng yang Digunakan untuk Pecahkan Rekor MURI saat HUT ke-391 Karawang Dibuang

Tumpeng-tumpeng dalam video itu terlihat berada di dalam tong sampah. Petugas kebersihan juga terlihat sibuk memasukkan tumpeng-tumpeng itu ke dalam

Editor: Joseph Wesly
Kolase Tribunnews.com
Ribuan tumpeng di acara HUT ke-391 Karawang dan (kanan) tangkapan layar viral video saat sejumlah tumpeng dibuang ke bak sampah. 

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Video tumpeng yang dibuang usai pemecahan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam rangka HUT ke-391 Karawang viral di media sosial.

Tumpeng-tumpeng dalam video itu terlihat berada di dalam tong sampah. Petugas kebersihan juga terlihat sibuk memasukkan tumpeng-tumpeng itu ke dalam tong sampah.

Sebelum masuk ke tong sampah, tumpeng-tumpeng disusun untuk membentuk peta Karawang.  Setelahnya tumpeng tersebut dimasukkan ke tong sampah.

Video itu diambil usai pemecahan rekor MURI di halaman Kantor Bupati Karawang, Sabtu (14/9/2024).

Setelah video itu viral, Pemkab Karawang melalui akun Instagram resmi, kemudian meminta maaf.

Sekretaris Daerah (Sekda) Karawang Asep Aang Rahmatullah, mengatakan, Pemkab Karawang melalui Tim Verifikasi Gizi Dinas Kesehatan, melakukan uji kualitas terhadap nasi tumpeng tersebut.

Adapun tumpeng itu rencananya dibagikan ke masyarakat.

“Jadi sebetulnya konsep acara ini ialah selain memecahkan rekor MURI tumpeng terbanyak se-Indonesia, juga adalah makan besar warga Karawang mengingat jumlahnya yang sangat besar sekitar 1.600-an tumpeng,” kata Aang melalui keterangan tertulis, Selasa (17/9/2024).  

“Dan kami aku memang menemukan beberapa nasi tumpeng tidak layak konsumsi karena memang basi.

Masa nasi basi mau kita bagikan ke warga. Maka kami pisahkan agar tidak bercampur dengan nasi tumpeng yang layak konsumsi,” kata Aang menambakan.  

Aang juga mengapresiasi asosiasi pengusaha penyelenggara jasa boga yang ikut secara aktif memisahkan mana yang layak dibagikan dan tidak.

“Alhamdulillah, jadi tidak sampai tumpeng basi ini dikonsumsi, khawatirnya malah berimplikasi pada kesehatan,” ujar Aang.  

Aang bilang, nasi yang tidak layak konsumsi itu tak diedarkan dan dikonsumsi oleh masyarakat.

“Ini adalah hajatan rakyat Karawang, sehingga tumpeng-tumpeng ini kami bagikan pada warga. Sehingga euforia HUT Karawang benar-benar dirasakan,” kata Aang. Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved