Kecelakaan Beruntun Tol Cipularang

Disebut Jalur Tengkorak, Ini Penjelasan Ilmiah Mengapa di Tol Cipularang Sering Terjadi Kecelakaan

Kerapnya kecelakaan juga membuat banyak masyarakat yang mengaitkan insiden kecelakaan di Tol Cipularang dengan hal mistis.

Editor: Joseph Wesly
Tribun Jabar/Zelphi
Tol Cipularang, Jabar. 

TRIBUN TANGERANG.COM, BANDUNG- Meski kerap terjadi kecelakaan di Tol Cikampek–Purwakarta–Padalarang (Cipularang) hingga dijuluki sebagai jalur Tengkorak namun ternyata ada penjelasan ilmiah kenapa hal itu terjadi.

Beberapa hari lalu, kecelakaan beruntun juga terjadi di tol Cipularang.

Kecelakaan terjadi antara truk tronton dengan 17 kendaraan terjadi pada Senin (11/11/2024) di KM 92.

Satu orang dinyatakan tewas dan 28 lainnya mengalami luka berat dan ringan.

Kerapnya kecelakaan juga membuat banyak masyarakat yang mengaitkan insiden kecelakaan di Tol Cipularang dengan hal mistis.

Namun ternyata, ada penjelasan ilmiah mengapa di Tol Cipularang sering terjadi kecelakaan.

Kecelakaan yang terjadi diduga karena Elevasi atau ketinggian suatu tempat terhadap sekitarnya ( di atas permukaan laut) cukup curam.

Baca juga: Penyebab Kecelakaan yang Berulang di Tol Cipularang dari Kacamata Supranatural

Hal ini berdasar kajian seorang Data Scientist bernama Ikang Fadhil yang merupakan alumni Matematika dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Tol Cipularang berada di perbukitan dan memiliki ketinggian antara 326 meter hingga 540 dan memiliki selisih 214 meter.

Kendaraan yang tidak digas pun bisa meluncur kencang di turunan ini.

Sehingga pengendara harus fokus dan menurunkan gigi persneling serta harus meluncur perlahan.

"Jawaban berdasarkan kajian seorang data Scientist mas Ikang Fadhil alumni Matematika ITB, ternyata elevasinya sangat curam. 

Selisih ketinggian 540 m di atas permukaan laut ke 326 m adalah 214 meter! Betapa dahsyatnya, mobil tanpa di gas pun akan meluncur kencang karena seperti dijatuhkan dari ketinggian 214 meter. 

Maka sering terjadi remblong, padahal kendaraan terkena dampak momentum yang luar biasa. Kecepatan Luncur tinggi dikali bobot kendaraan yang berat akhirnya rem sekuat apa pun tidak mampu menaham kendaraan anda. 

Jadi waspadalah!! Ada turunan bukan untuk memacu kendaraan tapi justru segera turunkan gigi persneling mopbil anda dan meluncurlah dengan perlahan, gunakan engine brake. Sesekali di rem supaya tidak terlalu cepat meluncur.
Hati-hati di Tol Purbaleunyi KM 97 - KM 92
Elevation: Ketinggian di Atas Permukaan Laut," tulis keterangan.

Sementara itu, Pakar transportasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Ofyar Z. Tamin, menjelaskan, kecelakaan di KM 92 disebabkan oleh beberapa faktor.

Faktor itu meliputi kondisi jalan yang menurun, kesalahan pengendara atau human error.

Tamin mengatakan hasil kajian ilmiah dari Polda Jabar pada 2014 menunjukkan, pengguna jalan harus lebih berhati-hati di Tol Cipularang KM 90-100 karena kontur jalan yang menanjak dan menurun serta faktor angin samping.

Tol Cipularang sendiri berada di antara perbukitan yang kerap menimbulkan angin kencang.  Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com

Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved