Gus Miftah 'Go Internasional' PM Malaysia Minta Anak Buahnya Belajar dari Kasusnya di Rapat Kabinet

Ucapan Gus Miftah yang menyebut Sunhaji goblok dianggap tidak pantas dilontarkan seorang pejabat negara.

Editor: Joseph Wesly
Yusof Mat Isa/Malay Mail
Anwar Ibrahim 

TRIBUN TANGERANG.COM, KUALA LUMPUR- Olok-olok yang dilontarkan oleh Gus Miftah kepada penjual es teh keliling, Sunhaji membuat namanya viral.

Netizen pun mendesak agar dirinya dicopot dari jabatan utusan khusus bidang agama.

Ucapan Gus Miftah yang menyebut Sunhaji goblok dianggap tidak pantas dilontarkan seorang pejabat negara.

Sudah bikin suasan gaduh, Gus Minftah pun ditegur oleh Seskab Mayor Teddy.

Mayor Teddy menegur Gus Miftah dan meminta dirinya untuk meminta maaf dan kangsung mendatangi Sunhaj di rumhanya di Magelang, Jawa Tengah.

Ternyata kasus Gud Miftah tidak hanya ramai di Indonesia. Kasus memalukan ini juga mendapat respons dari Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim.

Anwar Ibrahim bahkan menjadikan kasus Gus Mifrah menjadi contoh agar anak buahnya tidak mencontek sikapnya.

PM Anwar membahas kasus tersebut di hadapan jajaran Kementerian Keuangan Malaysia pada Kamis (5/12/2024) pagi. 

Dalam tayangan Malaysia Gazette TV, kisah penjual es teh viral yang dihina pendakwah di Indonesia menarik perhatian PM Anwar mengenai sikap angkuh segelintir agamawan di balik ilmu agama yang sarat di dada mereka.

"Di Indonesia beberapa hari ini riuh rendah dalam media sosial, seorang kiai, dalam dakwahnya menghina seorang penjual teh. Oh ada yang nonton ya? Saya, teman-teman di Indonesia ada yang kirim, dan (video itu) jadi viral," kata Anwar.

Dikatakan, penghinaan itu ditujukan kepada penjual es teh yang termasuk golongan termiskin.

Baca juga: Baru Dimulai 2 Hari Lalu, Petisi Pecat Gus Miftah Sudah Ditandatangani Hampir 50 Ribu Orang

Namun, justru pendakwah melakukan penghinaan pada penjual es teh dan dengan tertawa. 

"Dia (Miftah) menyebabkan kemarahan menyeluruh di kalangan masyarakat sehingga Presiden Prabowo Subianto memberi pernyataan yang agak keras, dan membuat pendakwah itu berkunjung ke daerah si penjaja teh itu dan memohon maaf," tutut Anwar Ibrahim.

Maka dari itu, PM Anwar memberi pesan kepada jajaran Kementerian Keuangan Malaysia bahwa itu jadi satu contoh pengalaman dan pelajaran, yakni kesombongan kadang-kadang bukan saja terjadi di kalangan orang yang tidak tahu agama, tetapi seorang pendakwah justru melakukan hal kurang baik.

"Orang yang paham agama, yang bicara tentang Islam, akidah, shalat, dan sunah, tetapi apabila timbul perkataan seperti itu, kalau dilihat itu menghina. Dan saya pun melihat, itu dikirim oleh teman saya di Indonesia, saya merasa aneh ya dan luar biasa," tegas PM Anwar.

Petisi Pecat Gus Miftah Tembus 50 Ribu Tandatangan

Hinaan Gus Miftah Maulana kepada Sunhaji berujung desakan pemecatan terhadap utusan khusus presiden Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan itu.

Aksi Gus Miftah dianggap keterlaluan karena menyebut penjual es teh di hadapan ribuan warga yang menghadiri acara takblig akbar tersebut.

Apalagi setelah menghina sang penjual es, Gus Miftah tidak memborong dagangan sang penjual es.

Sontak video tersebut viral dan memaksa Gus Miftah meminta maaf kepada Sunhaji.

Apalagi Mayor Teddy meminta agar Gus Miftah meminta maaf karena sudah membuat gaduh.

Namun jarak peristiwa permohonan maaf dengan peristiwa yang mencapai belasan hari membuat warga geram dan meminta ulama asal Lampung itu dipecat dari posisinya.

Olok-olok Gus Miftah juga membuat kecewa Sunhaji. 

Kepada wartawan, Sunhaji mengaku tersinggung diolok-olok saat bekerja mencari uang demi menafkahi keluarganya.

Petisi untuk memecat Gus Miftah kini muncul di situs change.org sejak Rabu (4/12/2024) dengan judul "Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden.

Meski baru sehari diluncurkan, petisi yang digagas tersebut Dika Prakasa sudah hampir mencapai 50 ribu tandatangan.

Pantuan tribun pukul 16.35 WIB, sudah ada 49.933 yang menandatangani petisi tersebut.

Dalam keterangan petisi tersebut, inisiator menyebutkan bahwa Miftah Maulana yang menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden sangat tidak pantas mengucapkan kata-kata kasar, apalagi kepada seorang penjual es teh.

"Atas dasar peristiwa ini, saya membuat petisi agar teman-teman yang melihat petisi ini mau meluangkan waktunya untuk memberikan tanda tangan agar bapak Prabowo Subianto mempertimbangkan kembali jabatan yang diberikan ke Gus Miftah," tertulis dalam petisi tersebut.

Respon Istana atas Aksi Miftah Maulana

Presiden Prabowo Subianto melalui Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya memberikan teguran langsung kepada Miftah Maulana. 

Teguran itu disampaikan sebagai langkah mendesak agar Miftah segera meminta maaf kepada Sunhaji. 

"Presiden sudah memberikan teguran kepada yang bersangkutan melalui Sekretaris Kabinet untuk segera meminta maaf kepada Bapak Sunhaji, yang mungkin saja, dan sangat mungkin terluka perasaannya karena kejadian kemarin," kata Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, dalam pernyataannya, Rabu (4/12/2024).

Miftah pun mendatangi Sunhaji secara langsung di Desa Banyusari, Kecamatan Grabak, Kabupaten Magelang, untuk meminta maaf. 

Hasan memastikan permintaan maaf tersebut diterima dengan baik. 

"Kami juga melihat dalam berbagai video, Bapak Sunhaji sudah menerima maaf beliau," ujar Hasan. 

Ia berharap hubungan silaturahmi antara keduanya bisa kembali terjalin.

Hasan Nasbi menegaskan pentingnya pejabat publik menjaga ucapan, terutama terhadap masyarakat kecil. 

"Kita memang harus hati-hati dalam mengeluarkan pernyataan, dalam menjaga sikap, apalagi terhadap rakyat kecil yang sedang berjuang memeras keringat untuk memenuhi kehidupan sehari-hari," ucap Hasan. 

Baca juga: Isi Teguran Presiden Prabowo kepada Gus Miftah karena Hina Pedagang Es Teh

Hasan juga menyinggung sikap Presiden Prabowo yang selalu menghormati rakyat kecil.

"Beliau pernah berpidato menyatakan sangat menghormati para pedagang kaki lima, para petani, para nelayan, semua yang bekerja keras keluar dari rumah mereka memeras keringat untuk kebutuhan keluarga," kata Hasan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved