Viral Jubir Istana Sebut 'Rakyat Jelata' saat Tanggapi Hinaan Gus Miftah, Mengaku Keceplosan

Untuk itu Adita memohon maaf kepada netizen karena penggunaan kata yang dirasa tidak pas tersebut.

Editor: Joseph Wesly
(KOMPAS.com/Isna Rifka Sri Rahayu)
Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati saat ditemui di Jakarta Convention Center, Selasa (21/5/2024). 

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Adita Irawati meminta maaf setelah menggunakan diksi rakyat jelata saat menanggapi hinaan Gus Miftah kepada pedagang es teh Sunhaji.

Meski kata rakyat jelata dalam KBBI  dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang berarti "rakyat biasa", namun Adita merasa kata yang dia ucapkan kurang tepat.

Untuk itu Adita memohon maaf kepada netizen karena penggunaan kata yang dirasa tidak pas tersebut.

Dia mengatakan tidak ada unsur kesengajaan saat menggunakan kata rakyat jelata tersebut.

Dia mengaku keceplosan.

Hal tersebut Adita sampaikan ketika meminta maaf karena menggunakan diksi "rakyat jelata" saat menanggapi Utusan Khusus Presiden Miftah Maulana Habiburrahman yang menghina pedagang es teh bernama Sunhaji.

"Saya gunakan diksi tersebut sesuai dengan arti dan makna yang tercantum di dalam KBBI yang artinya adalah rakyat biasa, yaitu kita semuanya rakyat Indonesia," ujar Adita dalam Instagram resmi Kantor Komunikasi Kepresidenan, Kamis (5/12/2024).

Kompas.com sudah meminta izin untuk mengutip pernyataan Adita.

Baca juga: Baru Dimulai 2 Hari Lalu, Petisi Pecat Gus Miftah Sudah Ditandatangani Hampir 50 Ribu Orang

Adita menyadari diksi "rakyat jelata" yang dia gunakan itu kurang tepat. Dia menilai, telah terjadi pergeseran makna dalam kata "rakyat jelata" di era saat ini. 

Adita menduga kejadian serupa bisa terulang ke depannya akibat dari pergeseran makna tersebut.

"Kejadian ini sama sekali tidak disengaja," ucapnya. Adita mengaku akan introspeksi diri dan berhati-hati dalam melaksanakan tugasnya.

Dia pun memohon maaf kepada masyarakat yang merasa terganggu dengan diksi "rakyat jelata".

"Untuk itu secara pribadi saya memohon maaf atas kejadian ini yang menyebabkan kontroversi terhadap masyarakat," imbuh Adita.

Adapun pernyataan Adita yang menyinggung 'rakyat jelata' ini menuai kecaman dari warganet.

Sebelumnya Adita dalam salah satu sesi wawancara dengan media massa dalam merespons polemik Miftah menuai kontroversi lantaran menggunakan diksi 'rakyat jelata'.

Pada wawancara itu Adita menyayangkan jika Miftah melakukan olok-olok kepada pedagang es teh. Sebaliknya, ia mengatakan jika Presiden Prabowo Subianto justru menghormati dan berpihak pada rakyat kecil.

"Kami dari pihak Istana, tentu menyesalkan ya kejadian ini, satu hal yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Apalagi kalau kita lihat, Presiden kita pak Prabowo Subianto, ini kalau dilihat dari berbagai baik itu pidato atau kunjungan beliau, terlihat sekali pemihakkan beliau pada rakyat kecil, pada rakyat jelata," kata Adita dalam wawancara tersebut.

Petisi Pecat Gus Miftah Capai 50 Ribu Tandatangan

Hinaan Gus Miftah Maulana kepada Sunhaji berujung desakan pemecatan terhadap utusan khusus presiden Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan itu.

Aksi Gus Miftah dianggap keterlaluan karena menyebut penjual es teh di hadapan ribuan warga yang menghadiri acara takblig akbar tersebut.

Apalagi setelah menghina sang penjual es, Gus Miftah tidak memborong dagangan sang penjual es.

Baca juga: Isi Teguran Presiden Prabowo kepada Gus Miftah karena Hina Pedagang Es Teh

Sontak video tersebut viral dan memaksa Gus Miftah meminta maaf kepada Sunhaji.

Apalagi Mayor Teddy meminta agar Gus Miftah meminta maaf karena sudah membuat gaduh.

Namun jarak peristiwa permohonan maaf dengan peristiwa yang mencapai belasan hari membuat warga geram dan meminta ulama asal Lampung itu dipecat dari posisinya.

Olok-olok Gus Miftah juga membuat kecewa Sunhaji

Kepada wartawan, Sunhaji mengaku tersinggung diolok-olok saat bekerja mencari uang demi menafkahi keluarganya.

Petisi untuk memecat Gus Miftah kini muncul di situs change.org sejak Rabu (4/12/2024) dengan judul "Copot Gus Miftah dari Jabatan Utusan Khusus Presiden.

Meski baru sehari diluncurkan, petisi yang digagas tersebut Dika Prakasa sudah hampir mencapai 50 ribu tandatangan.

Pantuan tribun pukul 16.35 WIB, sudah ada 49.933 yang menandatangani petisi tersebut.

Dalam keterangan petisi tersebut, inisiator menyebutkan bahwa Miftah Maulana yang menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden sangat tidak pantas mengucapkan kata-kata kasar, apalagi kepada seorang penjual es teh.

"Atas dasar peristiwa ini, saya membuat petisi agar teman-teman yang melihat petisi ini mau meluangkan waktunya untuk memberikan tanda tangan agar bapak Prabowo Subianto mempertimbangkan kembali jabatan yang diberikan ke Gus Miftah," tertulis dalam petisi tersebut.

Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved