pilkada depok
PKS Kaget Kalah di Pilkada Depok, 'Ditikung' Supian Suri-Chandra Sepekan Sebelum Pencoblosan
Kekalahan itu dianggap di luar dugaan partai politik pendukungnya, PKS dan kader PKS di Depok.
TRIBUN TANGERANG.COM, DEPOK- Partai Partai Keadilan Sejahtera terkejut dengan kekalahan jagoannya di Pilkada Kota Depok.
PKS Depok merasa terkejut dengan kekalahan calon wali kota dan wakil wali kota Imam Budi Hartono-Ririn Farabi A Rafiq pada Pilkada Kota Depok 2024.
Kekalahan itu dianggap di luar dugaan partai politik pendukungnya, PKS dan kader PKS di Depok.
Takluknya PKS juga sekaligus menghentikan dominasi PKS di Depok yang sudah berlangsung hampir selama 20 tahun.
Stagnannya pembangunan, kemacetan dan permasalahan banjir yang tidak kunjung rampung disebut jadi faktor keoknya pasanganan ini.
Warga disebut sudah jenuh dengan pemeritahan yang diusung PKS selama hampir 20 tahun.
Kemenangan Supian Suri dan Chandra Rahmansyah di luar prediksi PKS. Hal itu diutarakan oleh bendahara DPD PKS Kota Depok Ade Supriyatna.
"Kami melakukan survei terakhir sekitar satu pekan sebelum pilkada ya (masih unggul). Perubahan signifikan pemilih dalam satu pekan ini surprise buat kami," ungkap Ade kepada Kompas.com, Minggu (8/12/2024).
Baca juga: Girangnya Roy Marten Pramono Anung-Rano Karno Menangi Pilkada Jakarta, Akui Faktor Anies dan Ahok
Berdasarkan hasil survei internal, elektabilitas Imam-Ririn yang diusung oleh PKS dan Golkar kala itu memimpin di angka 56 persen.
Angka itu senada dengan survei elektabilitas yang digarap lembaga survei independen VoxPol Center.
Dalam survei yang digelar pada 2-11 November 2024 atau dua pekan sebelum hari pemungutan suara, elektabilitas Imam-Ririn berada di angka 50,3 persen.
Oleh sebab itu, internal PKS akan mengevaluasi kerja-kerja politiknya di Depok.
Dinamika pemilih satu pekan sebelum pemungutan suara menjadi fokus evaluasi demi mengungkap mengapa cawalkot-cawawalkot dari PKS tidak dipilih mayoritas warga.
“Kenapa warga Depok berubah (pilihan) dalam waktu kurang lebih sepekan itu juga harus dicari tahu,” ungkap Ade yang juga diketahui menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Depok periode 2024-2029.
Ade tidak mau menyalahkan siapa-siapa atas kekalahan PKS setelah berkuasa hampir 20 tahun di Kota Depok ini.
"Kami enggak bisa menyalahkan per orangan, menyalahkan kebijakan atau menyalahkan situasi kondisi. Yang jelas, semua berpulang ke (pilihan) warga Depok," ujar Ade.
Sebelumnya diberitakan, hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara oleh KPU Depok menetapkan kemenangan atas paslon nomor urut 2 Supian Suri-Chandra Rahmansyah.
Paslon yang diusung koalisi Perubahan Depok Maju ini memperoleh 451.785 suara dan resmi menumbangkan dominasi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang berjaya hampir 20 tahun.
Baca juga: Meski Saksi RK dan Dharma Ogah Tandatangan, KPU Jakarta Pastikan Hasil Pilkada Tetap Sah
Sementara paslon nomor urut 1 Imam Budi Hartono-Ririn Farabi A Rafiq yang diusung PKS dan Golkar meraup 396.863 suara.
Salah satu faktor kekalahan PKS di Depok disebut berasal dari kejenuhan warganya akibat lambatnya perkembangan infrastruktur hingga solusi yang dilakukan PKS dalam menuntaskan masalah perkotaan.
Warga menilai PKS tak mampu menyelesaikan permasalahan umum hingga tuntas yakni macet, banjir, polusi, sampah, dan transportasi publik.
“Secara institusional memang ada soal kejenuhan pemilih terhadap PKS, karena setelah 20 tahun memimpin Depok mungkin belum ada kemajuan yang signifikan dalam menuntaskan masalah-masalah real concrete di Depok,” kata Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro kepada Kompas.com, Jumat (6/12/2024).
Klaim Menang Versi Internal
Sekretaris tim pemenangan paslon nomor urut 1 Imam Budi Hartono-Ririn Farabi, Dindin Syafrudin, mengeklaim pasangan yang mereka usung menang tipis di Pilkada Kota Depok.
Hal itu berdasarkan hasil real count internal mereka.
“Betul (hasilnya berbeda), yang menang ada di tim kita, pasukan Imam-Ririn yang menang,” kata Dindin kepada Kompas.com, Rabu (4/12/2024).
Saat ditanya rincian hasil penghitungan suara internal mereka, Dindin enggan menjawab.
Sebab, berkas ini termasuk salah satu bukti yang mereka bawa ke Mahkamah Konstitusi (MK) dalam pengajuan gugatan sengketa Pilkada. Israel Pascaperintah Mahkamah Kriminal Internasional Artikel Kompas.id
Baca juga: Kubu Ridwan Kamil Gugat Kemenangan Pramono-Rano Karno ke MK
“Di internal kami, isi secara hitungan berbeda. Tapi untuk sementara kita tidak bisa sampaikan (secara publik) hingga kita ajukan ke MK dulu jadi biar dari mereka yang memutuskan,” kata Dindin.
Ia hanya menyebutkan, selisih perolehan suara antarpaslon hanya berbeda tipis, di bawah satu persen.
“Tipis lah, tipis selisihnya. Selisinya nol koma persen sekian,” imbuh dia.
Meski demikian, tim pemenangan Imam-Ririn akan menggunakan haknya untuk mengajukan gugatan itu atas dasar demokrasi, sekaligus melaporkan temuan mereka sendiri terkait dugaan pelanggaran Pilkada.
Salah satunya, dugaan pelanggaran dibukanya kotak suara tanpa pengawasan Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan atau saksi timses nomor urut 1, Supian Suri-Chandra Rahmansyah.
Ada pula temuan indikasi pemilih masih belum cukup umur atau berusia di bawah 17 tahun.
“Selanjutnya, ditemukan disinyalir beberapa pemilih mendapatkan lebih dari satu surat suara,” jelas Dindin. Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.