Tak Punya Kendaraan, Jenderal Maruli Jalan Kaki 3 KM Sambangi Rumah Paulina Pandjaitan saat Pacaran

Maruli mengatakan saat berpacaran, Maruli mengatakan dirinya adalah sosok perwira yang pas-pasan.

Editor: Joseph Wesly
Youtube TNI AD
Maruli Simanjuntak dan Paulina Pandjaitan. 

Namun, kata Maruli, Luhut dan istrinya merupakan sosok yang sangat baik dan tidak pernah mempersoalkan kondisi finansialnya.

Sikap itu membuatnya semakin terkagum-kagum kepada sosok Luhut yang namanya sudah begitu besar di Angkatan Darat.

"Padahal saya pacaran jalan kaki loh, dari Cijantung ke Kalisari," tutur Maruli.

Adapun Maruli tercatat sebagai lulusan Akmil 1992. Sebelum duduk sebagai orang nomor satu di Angkatan Darat (AD), ia pernah menjadi Wakil Komandan Grup 1 Korps Pasukan Khusus (Kopassus) pada 2010-2013, Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres pada 2014-2016, Komandan Korem 074 Warastratama (2016-2017), Wakil Komandan Paspampres (2017-2018).

Kemudian Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kosdam) IV/Diponegoro (2018), Komandan Paspampres (2018-2020), Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat atau Pangkostrad (2022-2023), dan KSAD (November 2023 sampai sekarang).

Ngak Punya Motor

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak mengaku tidak pernah bisa membeli sepeda motor hingga menjelang pernikahannya dengan putri Luhut Binsar Pandjaitan, Paulina Pandjaitan.

Maruli mengatakan, saat ia berpacaran dengan putri Luhut, kondisi finansialnya terbatas.

Namun, hal itu tidak pernah dipersoalkan calon mertuanya.

"Jadi kalau zaman dulu saya sampai letnan enggak kebeli motor. Lettu mau nikah saya enggak pernah bisa beli motor," kata Maruli dalam wawancara program Brigade Podcast yang tayang di Youtube Kompas.com, Sabtu (21/12/2024).  

Maruli mengatakan, pada tahun 1993, atau ketika ia baru lulus dari Akademi Militer (Akmil), gajinya sebagai tentara saat itu hanya Rp 90.000.

Dengan uang itu, ia hanya bisa membeli satu setel pakaian yang layak setiap bulannya satu kali dengan harga Rp 20.000.

Saat itu, kata dia, anggota Korps Pasukan Khusus (Kopassus) biasanya baru bisa membeli sepeda motor atau televisi setelah pulang dari penugasan di suatu daerah.

"Biasanya, di Kopassus itu enggak kepakai gaji setahun, pulang baru beli," ujar Maruli.

Sementara itu, gaji yang ia dapatkan dari penugasan-penugasan di Kopassus kerap digunakan untuk mendukung kebutuhan logistik bawahannya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved