Ramadan 2025

Apakah Puasa Bisa Bantu Mengurangi Gejala Maag? Ini Penjelasan Dokter Ngabila Salama

Selain alasan keagamaan yang mewajibkan umat muslim berpuasa pada bulan suci Ramadan, puasa rupanya dapat membantu mengurangi gejala maag yang dialami

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Joko Supriyanto
Istimewa
RAMADAN - Ilustrasi buka puasa. Selain alasan keagamaan yang mewajibkan umat muslim berpuasa pada bulan suci Ramadan, puasa rupanya dapat membantu mengurangi gejala maag yang dialami seseorang. 

TRIBUNTANGERANG.COM - Selain alasan keagamaan yang mewajibkan umat muslim berpuasa pada bulan suci Ramadan, puasa rupanya dapat membantu mengurangi gejala maag yang dialami seseorang.

Hal tersebut dikarenakan puasa dapat mengurangi beban kerja lambung. 

Saat berpuasa, pola makan seseorang menjadi lebih teratur dan lambung tidak terus-menerus bekerja untuk mencerna makanan.

Demikianlah yang disampaikan oleh Praktisi Kesehatan Masyarakat, Dokter Ngabila Salama kepada Warta Kota, Minggu (9/3/2025).

"Produksi asam lambung juga menurun, karena ketika tidak ada makanan yang masuk, produksi asam lambung bisa berkurang karena tidak ada pemicu yang merangsang sekresi asam secara berlebihan," kata Ngabila.

Selain itu, lanjut dia, berpuasa dapat membantu meningkatkan regenerasi sel mukosa lambung.

"Saat puasa, tubuh memiliki waktu untuk memperbaiki sel-sel yang rusak di dinding lambung, sehingga membantu penyembuhan luka pada penderita maag," jelas dia.

Meskipun demikian, Ngabila menyarankan agar penderita maag tidak sembarangan mengonsumsi makanan selama berpuasa. 

Terlebih, mengonsumsi makanan pemicu iritasi lambung seperti kopi, makanan pedas, dan makanan berlemak.

Sementara bagi penderia GERD dan maag kronis, kata Ngabila, ada risiko naiknya asam lambung jika pola makan saat sahur dan berbuka tidak diperhatikan. 

Oleh karena itu, penting bagi penderita untuk tetap menjaga pola makan yang sehat agar manfaat puasa bisa dirasakan tanpa memperburuk kondisi maag.

Kepada Warta Kota, Ngabila berbagi tips agar penderita maag dan GERD lebih berhati-hati konsumsi makanan saat berpuasa agar tidak memicu gejala asam lambung naik.

"Saat sahur, pilih makanan yang lambat dicerna. Konsumsi makanan kaya serat dan protein seperti oatmeal, roti gandum, telur, atau ikan," ujar Ngabila.

"Hindari makanan yang terlalu pedas, asam, dan berlemak karena dapat memicu naiknya asam lambung," lanjutnya.

Kedua, penderita maag dan GERD diharapkan dapat menghindari minuman yang memicu asam lambung.

Misalnya, kopi, teh, soda, dan minuman asam seperti jus jeruk.

Alih-alih minum asam, penderita bisa minum air putih atau susu yang rendah lemak untuk menjaga keseimbangan asam lambung.

"Jangan langsung tidur setelah sahur. Beri jeda setidaknya 1-2 jam sebelum tidur agar makanan bisa dicerna dengan baik," kata Ngabila.

Selain itu, dia menyarankan agar seseorang jangan terlalu makan berlebih saat sahur. Melainkan, makanlah secukupnya tapi bernutrisi.

Begitupula dengan berbuka puasa, sebaiknya seseorang yang memiliki riwayat maag atau GERD, menghindari makanan yang terlalu berminyak dan pedas.

"Gorengan dan makanan pedas bisa memicu iritasi lambung dan memperburuk gejala GERD," kata dia.

"Berbuka dengan yang lembut dan mudah dicerna, mulai dengan kurma, pisang, atau sup hangat sebelum makan berat (disarankan)," imbuhnya.

Menurut dia, penderita maag atau GERD diharapkan tidak langsung makan dalam porsi besar, melainkan bertahap hingga ke menu utama.

Selain itu, minum air pituh yang cukup di antara waktu berbuka dan sahur penting dilakukan agar tubuh tidak dehidrasi

"Tapi hindari minuman dingin dan bersoda. Minuman bersoda dapat meningkatkan tekanan di lambung dan memicu refluks asam," pungkas dia. (m40)

 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved