Dipecat sebagai Menteri, Satryo Brodjonegoro Sebut Prabowo Alergi Demo, Menteri Pigai Bilang Begini

Dia dipecat Prabowo sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) pada Rabu (19/2/2025)

Editor: Joseph Wesly
(ADRYAN YOGA PARAMADWYA/KOMPAS)
DIPECAT PRABOWO- Eks Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro. Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan Prabowo alergi demo. (ADRYAN YOGA PARAMADWYA/KOMPAS) 

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Satryo Soemantri Brodjonegoro mengeluarkan pernyataan yang cukup mengejutkan setelah resmi tidak lagi menjadi menteri.

Satryo Soemantri Brodjonegoro sebelumnya adalah Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek).

Dia dipecat Prabowo sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) pada Rabu (19/2/2025).

Artinya Satryo Soemantri Brodjonegoro cuma bekerja 4 bulan sebagai menteri. Belum diketahui alasan pemecatan putra almarhum Soemantri Brodjonegoro.

Namun pastinya Satryo Soemantri Brodjonegoro dianggap tidak memiliki ritme bekerja yang sama dengan menteri kabinet Merah-Putih.

Sebelum dipecat, eks dirjen Mendikti Saintek ini didemo anak buahnya sendiri karena diangap sewenang-wenang.

Selepas dipecat, Satryo Soemantri Brodjonegoro mengeluarkan pernyataan yang cukup mengejutkan.

Dia menyebut bahwa Presiden Prabowo alergi dengan demonstrasi. 

Pernyataan tersebut dilontarkan Satryo dalam sebuah wawancara eksklusif dengan salah satu media yang ditayangkan di YouTube pada Jumat (7/3/2025).

Pernyataan yang dilontarkan Satryo tersebut merujuk pada dua aksi demo, yaitu demo ASN Kemendikti Saintek terhadap dirinya dan demo mahasiswa mengenai uang kuliah tunggal.

Menteri HAM Natalius Pigai Bantah Pernyataan Satryo

Dilansir dari Antara, Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai membantah pernyataan yang dilontarkan Satryo Brodjonegoro.

Ia menyebut bahwa apa yang dilontarkan Satryo merupakan pernyataan sepihak dan tidak bisa dipercaya.

"Kalau pernyataan sepihak, enggak usah percaya. Enggak usah percaya sepanjang tidak ada cover both side (berimbang), enggak usah percaya," kata Pigai dalam konferensi pers di Kantor Kementerian HAM, Jakarta, Selasa (11/3/2025).

Ia juga menjelaskan bahwa Presiden Prabowo tidak memiliki masalah dengan demonstrasi yang dilakukan warga negara Indonesia.

"Demonstrasi kan parlemen jalanan. Ya boleh dong. Emang kenapa enggak boleh? Alergi? Kok alergi?" kata Pigai.

Sebagai salah satu sosok yang menjadi bagian dari perjalan politik Presiden Prabowo, ia menegaskan bahwa Presiden tidak alergi dengan demonstrasi.

"Ada enggak kami melaporkan satu orang saja? Kami enggak pernah, biasa aja. Demonstrasi ya, apalagi (melaporkan warga, red) demonstrasi," jelasnya.

Kontroversi Mantan Mendikti Saintek Satryo Brodjonegoro

Satryo Soemantri Brodjonegoro merupakan mantan menteri Mendikti Saintek yang dilantik pada periode awal Kabinet Merah Putih yang dipimpin Presiden Prabowo.

Sosoknya menjadi perhatian kala para ASN Kemendikti Saintek melakukan unjuk rasa pada Senin (20/1/2025).

Dilansir dari Kompas.com, ASN Kemendikti Saintek berunjuk rasa untuk menyatakan bahwa mereka bukan pegawai pribadi Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro dan istri.

Unjuk rasa itu juga dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap tindakan sewenang-wenang yang diduga dilakukan Satryo.

Baca juga: Cuma Bekerja 4 Bulan, Satryo Soemantri Brodjonegoro Mengaku Mundur Bukan Dipecat

Selain itu, Satryo juga didemo karena permasalahan tukin dosen ASN yang belum juga dicairkan. 

Polemik efisiensi anggaran juga sempat membuat Kemendikti Saintek disorot terkait alokasi anggaran KIP yang disebut akan terdampak.

Walau Satryo memastikan KIP tidak dipotong, namun mahasiswa telah lebih dulu menunjukkan reaksi.

Polemik alokasi anggaran pendidikan tinggi untuk beasiswa dan KIP Kuliah menjadi salah satu poin tuntutan mahasiswa saat berdemonstrasi di kawasan Monumen Nasional, Senin (17/2/2025).

Kebijakan efisiensi anggaran di Kemendikti Saintek dinilai mahasiswa berpotensi memangkas anggaran pendidikan sehingga menyebabkan kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT).

Setelah kisruh tersebut, Presiden Prabowo diketahui melakukan reshuffle kabinet dan mengganti posisi Mendikti Saintek dengan melantik Brian Yuliarto pada Rabu (19/2/2025).

Belakangan, Satryo memberikan klarifikasi bahwa dirinya bukan dipecat, melainkan mengundurkan diri dari posisi Mendikti Saintek.

Dilansir dari Antara, Satryo mengungkap alasannya mundur adalah karena upayanya selama empat bulan terakhir tidak sesuai dengan harapan pemerintah.

"Karena mungkin tidak sesuai dengan harapan dari pemerintah, ya saya lebih baik mundur daripada diberhentikan," ujar Satryo. 

Mengaku Mundur bukan Dipecat

Presiden Prabowo memecat Satryo Soemantri Brodjonegoro dari kursi menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek).

Tidak diketahui alasan Prabowo memecat putra dari Soemantri Brodjonegoro.

Namun sebelum melakukan reshuffle kabinet, Prabowo mengatakan bahwa ada menteri yang bekerja tidak seirama dengan kabinet merah-putih.

Prabowo mengultimatum agar para menterinya bekerja dengan baik demi menyenangkan hari rakyat atau didepak dari kabinet.

"Kalau tidak bisa bekerja akan saya singkirkan," katanya beberapa waktu lalu.

Kini terjawab sosok yang dianggap tidak seiramana dengan kabine merah putih.

Pasca direshuffle, Soemantri Brodjonegoro buru-buru memberikan pengakuan soal dirinya yang direshuflle.

Dia mengaku lebih baik mundur daripada diberhentikan dari jabatan menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek).

Dia pun menerima jika kinerjanya selama empat bulan terakhir dianggap belum memenuhi harapan pemerintah.

"Utamanya karena saya sudah bekerja keras selama 4 bulan ini. Namun karena mungkin tidak sesuai harapan dari pemerintah, ya saya lebih baik mundur daripada diberhentikan," ujar Satryo di kantornya.

Posisinya kini digantikan oleh Brian Yuliarto yang telah dilantik oleh Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan, Rabu (19/2/2025).

Satryo telah membuat surat pengunduran diri tengah malam tadi. Dia langsung menyerahkan surat itu ke Sekretariat Negara untuk disampaikan kepada Presiden Prabowo.

"Saya mengajukan pengunduran diri. Harus legowo dong. Kita kerja baik, maksimal sudah, enggak ada pamrih, tulus saya kerja. Kalau enggak cocok, mundur saja lebih baik," kata dia.  

Satryo Soemantri Brodjonegoro menjadi menteri pertama yang di-reshuffle oleh Presiden Prabowo. Artikel ini telah tayang di Kompas.com 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved