Nasib Kepala Desa Klapanunggal Ade Endang Saripudin Pasca Aksinya Minta THR ke Perusahaan Viral
Akibat aksinya yang mencoreng nama baik aparatur pemerintahan tersebut kini pemkab Bogor sudah mengambil tindakan
TRIBUN TANGERANG.COM, BOGOR- Nasib Kepala Desa Klapanunggal Ade Endang Saripudin kini di ujung tanduk pasca aksinya meminta THR sebesar Rp 165 juta kepada perusahaan viral.
Aksinya tersebut mendapat kecaman dari publik, Pemkab Bogor hingga Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi bahkan membandingkan Ade Endang Saripudin dengan preman di Bekasi yang meminta THR ke pabrik-pabrik.
Akibat aksinya yang mencoreng nama baik aparatur pemerintahan tersebut kini pemkab Bogor sudah mengambil tindakan.
Sekda Kabupaten Ajat Rochmat Jatnika telah memerintahkan inspektorat daerah Kabupaten Bogor untuk menangani masalah tersebut karena sudah merugikan nama Pemkab Bogor.
“Saya perintahkan kepada inspektorat daerah Kabupaten Bogor untuk menangani permasalahan ini sehingga bisa diperoleh informasi yang lebih tegas dan langkah-langkah yang bisa meningkatkan kewibawaan Pemkab Bogor ke depan,” tandasnya.
Aamrah juga datang dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Dedi menilai harus ada tindakan tegas terkait surat bertanda tangan Ade Endang Saripudin.
"Sama dong perlakuan kayak preman di Bekasi, polisinya bertindak. Preman Bekasi ditindak kan? Ditahan kan? Masa kepala desa enggak? Kan sudah tahu ada instruksi, kan dia melakukan perbuatan meminta untuk digratifikasi. Itu masuk melanggar hukum, jadi tidak cukup hanya pembinaan, harus ada tindakan tegas," ujar Dedi di Bandung, Minggu (30/3/2025) malam, seperti dikutip Antara.
Dedi menilai, tindakan Kades Klapanunggal yang akhirnya beredar di media sosial itu, tidak cukup selesai hanya dengan meminta maaf.
Baca juga: Kades Klapanunggal Ternyata Bagi-bagi THR untuk RT dan RW sebelum Aksi Minta THR ke Pengusaha Viral
Namun, harus ada tindakan tegas agar hal-hal seperti itu tidak diikuti yang lain serta tidak timbang pilih dalam memberikan tindakan.
Bagi-bagi THR ke perangkat desa
Beredar aksi Kepala Desa Klapanunggal, Ade Endang Saripudin membagi-bagikan uang ketupat pada lima hari sebelum lebaran Idulfitri 2025.
Uang ketupat itu dibagikan saat buka puasa bersama dengan Kades dan aparatur Dusun 5, Desa Klapanunggal.
Diduga uang yang dipakai Ade Endang Saripudin untuk bagi-bagi ke aparatur itu menggunakan dana THR yang diminta dari perusahaan.
Pada video yang diunggah di akun @saeful7486, terlihat aparatur desa sedang berkumpul di sebuah lokasi.
“Bapak-bapak yang masih ada di rumah, ditunggu. Pak Kades,” kata suara pria sambil menyorot kamera ke arah Ade Endang Saripudin.
Kades Klapanunggal itu pun langsung meminta para RT dan RW untuk segera datang.
“Siap ditunggu cepat yang belum datang, dusun 5 pengurus RT dan RW cepat,” kata dia.
Menurutnya, para pengurus diharapkan datang semuanya tanpa terkecuali.
“Jangan sampai tidak datang, karena ini momen yang sangat mantap ini ya untuk silaturahmi,” ujarnya.
Bahkan Ade Endang Saripudin pun mengatakan akan membagikan uang ketupat atau THR.
Untuk pengurus yang tidak hadir, maka uangnya akan dipotong.
“Jangan lupa di sini ada uang ketupat dan opor ayamnya, bila mana tidak hadir, minimal nyampenya 15 persen,” kata dia lagi.
Tampak ada beberapa orang hadir di lokasi itu, mulai dari RT, RW, hingga kepala dusun.
“Ditunggu bapak-bapak,” kata perekam video.
Pada momen itu, Ade Endang Saripudin terlihat rapih dengan kemeja lengan panjang warna biru muda dan celana panjang hitam.
Ia juga memakai peci berwarna hitam dan di dekatnya ada mic berwarna emas dan sebuah ponsel.
Video itu jadi sorotan karena aksi Ade Endang Saripudin meminta uang THR ke perusahaan.
Pada surat yang beredar di media sosial, Ade Endang Saripudin meminta kepada perusahaan agar memberikan tunjangan kepada perangkat dan aparatur wilayah yang ada di Desa Klapanunggal Bogor.
Ia juga menyertakan rancangan biaya yang dibutuhkan, yakni mencapai Rp165 juta.
Nominal itu untuk biaya bingkisan, THR, kain sarung, konsumsi, hingga sewa sound system.
Setelah viral di media sosial, Ade Endang Saripudin membuat klarifikasi dan permohonan maaf.
“Maksud dari surat tersebut hanya bersifat imbauan. Mohon kepada para pengusaha untuk mengabaikan surat yang sudah terlanjut beredar,” kata Ade Endang Saripudin.
Ia bahkan mengaku akan menarik kembali surat imbauan tersebut.
“Saya mengaku salah, dan memohon maaf kepada pihak yang merasa kurang berkenan,” katanya.
Sementara itu Sekda Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Jatnika mengatakan, surat edaran itu bertentangan dengan larangan yang telah disampaikan oleh Bupati Bogor Rudy Susmanto.
“Pemkab Bogor akan melakukan langkah-langkah kepada kepala desar tersebut, untuk itu saya perintahkan kepada inspektorat daerah Kabupaten Bogor untuk menangani permasalahan ini sehingga bisa diperoleh informasi yang lebih tegas dan langkah-langkah yang bisa meningkatkan kewibawaan Pemkab Bogor ke depan,” tandasnya.
Sosok Ade Endang Saripudin
Beginilah sosok Kades Klapanunggal Bogor Ade Endang Saripudin yang tengah menjadi perbincangan publik.
Ade Endang Saripudin merupakan kades yang viral lantaran minta Tunjangan Hari Raya (THR) sebesar Rp165 juta ke perusahaan.
Permintaan uang THR itu disebut-sebut akan digunakan untuk kegiatan halalbihalal, kini buntut aksinya meminta THR itu, Pemkab Bogor menginstruksikan Inspektorat untuk memeriksa Ade.
Ade sendiri beralasan surat permintaan uang Rp 165 juta hanya bersifat imbauan. Setelah surat yang dibuatnya itu viral, Ade mengaku akan menarik surat-surat tersebut dari pengusaha.
Surat berkop Pemerintah Desa Klapanunggal itu pun viral di media sosial.
Di surat itu, Kepala Desa Klapanunggal Ade Endang Saripudin diduga meminta THR beserta tetek bengek lain dengan total Rp 165 juta kepada perusahaan di wilayahnya.
Di surat bertanggal 12 Maret 2025, Ade mengaku mengajukan permohonan THR kepada pimpinan perusahaan sehubungan dengan peringatan Idul Fitri 1446 Hijriah.
Ia mengatakan sumbangan itu bersifat tidak mengikat.
"Besar harapan kami bapak/ibu pimpinan perusahaan dapat berpartisipasi untuk dapat membantu kami dalam memberikan tunjangan kepada perangkat dan aparatur wilayah yang ada di Desa Klapanunggal," tulis Ade.
Di lembar terpisah, tampak undangan acara halalbihalal di Kantor Desa Klapanunggal, Jumat (21/3). Ade bertindak selaku ketua pelaksana acara itu.
Kemudian, ada detail rencana anggaran biaya halalbihalal itu. Ada delapan item, yakni bingkisan senilai Rp 30 juta, uang saku atau THR Rp 100 juta, kain sarung Rp 20 juta, konsumsi Rp 5 juta, penceramah Rp 1,5 juta, pembaca ayat suci Al Quran Rp 1,5 juta, sewa sistem tata suara Rp 2 juta, dan biaya tak terduga Rp 5 juta. Totalnya mencapai Rp 165 juta.
Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
Hotman Paris Murka Dengan Kepala Desa Cianaga Usai Balita Meninggal Karena Cacingan |
![]() |
---|
Respons Dedi Mulyadi Dikritik Atalia Praratya Soal Satu Kelas SMA Negeri Diisi 50 Orang |
![]() |
---|
Siswa SMAN 6 Garut Akhiri Hidup, Ayah Bergetar Tahan Emosi Dengar Pengakuan Guru Fisika yang Berbeda |
![]() |
---|
Pernikahan Anak KDM dan Irjen Karyoto Berujung Maut, Muncul Desakan Pertanggungjawaban Hukum |
![]() |
---|
Putri Karlina, Maula Akbar dan Dedi Mulyadi Minta Maaf Soal Insiden Maut saat Pernikahan di Garut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.