Asal Usul

Asal Usul Karang Tengah Tangerang: Dari Jejak Prabu Wangsakara hingga Batu Karang di Tengah Hutan

nama Karang Tengah memiliki sejarah yang panjang dan berkaitan sejak zaman Sultan Maulana Hasanuddin sekira tahun 1.526 Masehi.

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joko Supriyanto
TribunTangerang.com/Gilbert Sem Sandro
ASAL USUL - Peta Kecamatan Karang Tengah. nama Karang Tengah memiliki sejarah yang panjang dan berkaitan sejak zaman Sultan Maulana Hasanuddin sekira tahun 1.526 Masehi. 

Laporan Wartawan,
TRIBUNTANGERANG.COM, Gilbert Sem Sandro

TRIBUNTANGERANG.COM, KARANG TENGAH - Sebagai wilayah penyanggah Daerah Khusus Jakarta, Kota Tangerang kini menjadi favoriy bagi masyarakat yang merantau dari kampung halaman untuk tinggal dan menetap menjalani kehidupan.

Terdiri dari 13 kecamatan, Kota Tangerang memiliki banyak opsi bagi warga pendatang untuk memilih tempat tinggal baru, salah satunya ialah Kecamatan Karang Tengah.

Berbatasan langsung dengan wilayah Jakarta Barat, serta dibangunnya gerbang tol yang memudahkan warga untuk mobilisasi, Karang Tengah menjadi pilihan menarik bagi masyarakat untuk tinggal.

Kendati demikian, belum banyak masyarakat yang mengetahui asal-asul wilayah yang memiliki kawasan hunian  modern Green Lake City tersebut.

Salah seorang tokoh masyarakat di Kota Tangerang, Muhammad Tabri Setya mengatakan, nama Karang Tengah memiliki sejarah yang panjang dan berkaitan sejak zaman Sultan Maulana Hasanuddin sekira tahun 1.526 Masehi.

Di tengah-tengah penjajahan Belanda, Kesultanan Banten sempat merasa kesulitan sehingga meminta bantuan dari Kerajaan Sumedang Barat, Kerajaan Cirebon dan salah satu perwakilan Kerajaan Banten.

"Saat masa penjajahan Belanda, VOC tengah gencar-gencarnya merebut Banten karena diniliai strategis dengan rute pelabuhan, karena zaman dahulu moda transportasi hanya ada jalur air atau sungai," ujar Tabri kepada TribunTangerang.com, Minggu (11/5/2025).

"Untuk mengatasi serangan Belanda diutuslah perwakilan dari tiga kerajaan yang dipertemukan secara langsung dan nama tempatnya saat ini adalah Tigaraksa atau dahulu disebut Tiga Raja," sambungnya.

Setelah dipertemukan, ke tiga raja tersebut pun mengatur siasat perang dengan menyebar ke berbagai wilayah di kawasan Jawa Barat yang kini telah menjadi Provinsi Banten.

Kerajaan Sumedang Barat yang mengutus Prabu Wangsakara diarahkan untuk menyisir kawasan yang kini bernaka Kampung Melayu. Prabu Yudha Negara yang diutus oleh Kerajaan Cirebon ditempatkan di wilayah Gerendeng dan perwakilan Kerajaan Banten yaitu Prabu Jayalalana.

Penyebaran mereka bersama pasukannya sebagai bentuk strategi perang itu berpatokan pada Sungai Cisadane yang dijadikan penanda atau pembatas yang kemudian disebut Benteng Cisadane.

Di tengah-tengah pertemupuran, pasukan Prabu Wangsakara turut kewalahan menghadapi serangan dari penjajah Belanda hingga akhirnya mundur menyisir sungai hingga singgah di wilayah Ciledug.

Dari Ciledug, Prabu Wangsakara yang dikenal dengan nama pahlawan Raden Aria Wangsakara menyisir hutan hingga berhenti pada suatu titik lantaran menemukan sesuatu keunikan yakni batu karang.

Tabri memaparkan, wujud batu karang yang ditemukan itu bukan seperti batu karang pada umumnya yang ada di laut, melainkan berukuran besar dan berwarna hitam.

Batu karang tersebut pun digunakan sebagai dasar sebuah bangunan yang dijadikan sebagai tempat singgah dan digunakan dalam jumlah yang cukup banyak.

Lantaran terkejud melihat hal itu, Prabu Wangsakara pun menetapkan nama wilayah tersebut sebagai Karang Tengah yang memiliki arti batu karang di tengah hutan.

"Batu karang yang didapati Prabu Wangsakara itu bukan yang ada di laut, tapi adanya di sawah yang kalau digali terus tanahnya itu pasti ada lagi, bentuknya itu besar, warna hitam yang biasa dipake untuk dasar rumah zaman dulu," kata dia.

"Nah beliau menyebutnya sebagai Karang Tengah artinya batu karang yang ada di tengah-tengah hutan, jadilah nama wilayah Karang Tengah," ungkapnya 

Seiring berjalannya waktu ratusan tahun kemudian, Karang Tengah akhirnya ditetapkan sebagai suatu kecamatan sendiri tersendiri di Kota Tangerang.

Lebih lanjut Sekretaris Kecamatan Karang Tengah, Ismu Hartono menjelaskan, Kecamatan Karang Tengah mencakupi 7 kelurahan yang sebelumnya masih bernaung di bawah Kecamatan Ciledug.

"Awal mula pemekaran Kota Tangerang dari Kabupaten Tangerang, kami masih bergabung dengan Kecamatan Ciledug dan pada tahun 2000 silam, Kecamatan Ciledug dimekarkan dan munculah Kecamatan Karang Tengah yang berarti sudah berdiri sendiri sampai sekarang sudah selama 25 tahun," lanjut Ismu. 

Berdiri di atas lahan seluas 10,47 Kilometer persegi Kecamatan Karang Tengah memiliki tujuh kelurahan yaitu Karang Tengah, Karang Timur, Karang Mulya, Pondok Pucung, Parung Jaya, Pedurenan, serta Pondok Bahar. 

Lokasi wilayah Karang Tengah juga cukup strategis lantaran dua sisinya berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Jakarta yakni sebelah timur dan wilayah utaranya.

Sementara untuk wilayah barat berbatasan dengan Kecamatan Pinang, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Ciledug dan sebelah utaranya selain berbatasan dengan Jakarta juga berbatasan dengan Kecamatan Cipondoh," kata dia.

"Secara lokasi Kecamatan Karang Tengah ini terletak pada bagian timur, yang berjarak lebih kurang 12 Kilometer dari pusat Kota Tangerang," paparnya.

Selama 25 tahun berdiri, Kecamatan Karang Tengah kini telah memiliki ratusan ribu penduduk yaitu sebanyak 117.440 jiwa.

Jumlah penduduk tersebut dinilai mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir pasca terpaan Pandemi Covid-19 pada tahun 2019 hingga 2020 lalu.

Dari sebelumnya jumlah warga yang menembus angka 120 ribu orang, kini data penduduk di Kecamatan Karang Tengah mengalami penurunan sekira 3.000 orang.

Berdasarkan data teranyar, ratusan ribu penduduk itu nampak berimbang antara mayoritas pria dan juga wanita dengan rincian 58.671 orang laki-laki dan 58.769 orang warga berjenis kelamin perempuan.

"Kalau berdasarkan data kira-kira 2 sampai atau 3 tahun yang lalu memang ada penurunan sedikit jumlah penduduk, akibat dari adanya kejadian Virus Corona sehingga banyak warga yang berpindah atau meninggal dunia karena itu dampak Pandemi Covid-19," ucapnya.

"Dari 117.440 jiwa warga Kecamatan Karang Tengah saat ini terbagi dalam 7 kelurahan, 361 Rukun Tetangga (RT) dan 74 Rukun Warga atau RW," jelasnya. 

 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved