Asal Usul

Asal-usul Ciledug Kecamatan yang Kerap Dilanda Banjir, Ternyata Berhubungan dengan Sejarah Namanya

Kecamatan ini termasuk daerah yang kerap terkena banjir. Ternyata ada alasan kawasan ini rentan terhadap banjir

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joseph Wesly
(TribunTangerang/Gilbert Sem Sandro)
ASAL-USUL CILEDUG- Alun-alun Kecamatan Ciledug di Kota Tangerang, Minggu (8/6/2025). Berikut asal-usul Ciledug. (TribunTangerang/Gilbert Sem Sandro) 
Laporan Wartawan,
TRIBUNTANGERANG.COM, Gilbert Sem Sandro
TRIBUNTANGERANG.COM, CILEDUG - Ciledug merupakan satu dari 13 kecamatan yang terdapat di Kota Tangerang, Provinsi Banten.
Ciledug memiliki penduduknya lebih dari 150.000 jiwa.
Kecamatan ini termasuk daerah yang kerap terkena banjir. Ternyata ada alasan kawasan ini rentan terhadap banjir.
Ternyata daerah yang berbatasan langsung dengan wilayah Tangerang Selatan dan dekat dengan Kota Jakarta ini ada hubungan dengan asal-usul penamaan Ciledug.
Salah seorang tokoh masyarakat di Kota Tangerang, Muhammad Tabri Setya mengatakan, Ciledug memiliki sejarah yang panjang dan berkaitan sejak zaman Sultan Maulana Hasanuddin sekira tahun 1.526 Masehi.
Di tengah-tengah penjajahan Belanda, Kesultanan Banten sempat merasa kesulitan sehingga meminta bantuan dari Kerajaan Sumedang Barat, Kerajaan Cirebon dan salah satu perwakilan Kerajaan Banten.
"Saat masa penjajahan Belanda, VOC tengah gencar-gencarnya merebut Banten karena diniliai strategis dengan rute pelabuhan, karena zaman dahulu moda transportasi hanya ada jalur air atau sungai," ujar Tabri kepada TribunTangerang.com, Minggu (8/6/2025).
"Untuk mengatasi serangan Belanda diutuslah perwakilan dari tiga kerajaan yang dipertemukan secara langsung dan nama tempatnya saat ini adalah Tigaraksa atau dahulu disebut Tiga Raja," sambungnya.
Setelah dipertemukan, ke tiga raja tersebut pun mengatur siasat perang dengan menyebar ke berbagai wilayah di kawasan Jawa Barat yang kini telah menjadi Provinsi Banten.
Kerajaan Sumedang Barat yang mengutus Prabu Wangsakara diarahkan untuk menyisir kawasan yang kini bernaka Kampung Melayu. Prabu Yudha Negara yang diutus oleh Kerajaan Cirebon ditempatkan di wilayah Gerendeng dan perwakilan Kerajaan Banten yaitu Prabu Jayalalana.
Penyebaran mereka bersama pasukannya sebagai bentuk strategi perang itu berpatokan pada Sungai Cisadane yang dijadikan penanda atau pembatas yang kemudian disebut Benteng Cisadane.
Di tengah-tengah pertempuran, pasukan Prabu Wangsakara turut kewalahan menghadapi serangan dari penjajah Belanda hingga akhirnya mundur menyisir sungai hingga menepi di suatu titik. 
Dari lokasi itu, rombongan Prabu Wangsakara yang dikenal dengan nama pahlawan Raden Aria Wangsakara menyisir hutan untuk mencari tempat peristirahatan.
Dalam perjalanannya, mereka menemukan suatu danau berukuran besar di tengah-tengah area persawahan dan rawa yang membentang luas.
Guna memudahkan komunikasi yang terbatas selama masa peperangan, pasukan Prabu Wangsakara menamai area tersebut sebagai Ciledug yang memiliki arti pusat air.
"Jadi nama Ciledug berasal dari gabungan dua kata yaitu ci dan dug, kata Ci memiliki arti 'air', sedangkan dug berarti 'pusat', karena dahulu Ciledug dikenal dengan wilayah yang cukup luas," ungkapnya.
Seiring berjalannya waktu ratusan tahun kemudian, Ciledug akhirnya ditetapkan sebagai suatu kecamatan sendiri tersendiri di Kota Tangerang pada 28 Februari 1951.
Lebih lanjut Camat Ciledug, Ayi Nuryadin menjelaskan, wilayah yang dipimpinnya tersebut merupakan salah satu kecamatan pertama ditetapkan saat Tangerang menjadi Kota Administratif. 
Pada saat itu terdapat sejumlah kecamatan yang ditetapkan bersamaan dengan Ciledug, yakni Kecamatan Tangerang, Batuceper, Benda, dan Jatiuwung. 
Akan tetapi hingga saat ini Kecamatan Ciledug telah mengalami pemekaran beberapa kali, seperti pembentukan Kecamatan Pondok Aren pada tahun 1981, Kecamatan Karang Tengah dan Kecamatan Larangan pada tahun 2000.
"Awal mula pemekaran Kota Tangerang dari Kabupaten Tangerang, kami Ciledug telah ditetapkan sebagai kecamatan, lalu berjalannya waktu Ciledug dimekarkan menjadi Kecamatan Pondok Aren, Kecamatan Karang Tengah, hingga Kecamatan Larangan," kata dia.
Berdiri di atas lahan seluas 9,3 kilometer persegi, Kecamatan Ciledug memiliki delapan kelurahan yaitu Sudimara Barat, Sudimara Timur, Sudimara Selatan, Sudimara Jaya, Paninggilan, Paninggilan Utara, Parung Serab, serta Kelurahan Tajur.
Lokasi wilayah Ciledug juga cukup strategis lantaran menjadi salah satu jalur utama warga Kota Tangerang yang hendak menuju Kota Jakarta Barat ataupun Jakarta Selatan.
Kondisi geografis Kecamatan Ciledug, Tangerang umumnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian sekitar 18 meter di atas permukaan laut. Wilayah ini terletak di bagian timur Kota Tangerang, dengan luas 8.77 km2.
"Kecamatan Ciledug merupakan bagian wilayah Kota Tangerang dengan batas wilayah sebelah utara ialah Kecamatan Karang Tengah, sebelah timur adalah Kecamatan Larangan, sebelah selatan,  Kecamatan Pondok Aren dan sebelah barat yaitu Kecamatan Pinang," paparnya.
 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved