Alasan Pramono Anung Disebut Lebih Berpeluang Jadi Capres 2029 Ketimbang Dedi Mulyadi

Pramono Anung dan Dedi Mulyadi adalah dua tokoh yang digadang-gadang dan berpotensi bersaing melompat dari level provinsi ke kancah nasional

Editor: Joseph Wesly
(TribunJabar.id/Dian Herdiansyah)
PELUANG JADI CAPRES- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat diwawancarai di Gedung DPRD Kota Sukabumi, Kamis (10/4/2025). Dedi Mulyadi disebut peluangnya lebih rendah jadi Capres 2025 dibadingkan Pramono. (TribunJabar.id/Dian Herdiansyah) 

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Gubernur Jakarta Pramono Anung disebut lebih berpeluang menjadi Capres di 2029 dibadingkan dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Pramono Anung dan Dedi Mulyadi adalah dua tokoh yang digadang-gadang dan berpotensi bersaing melompat dari level provinsi ke kancah nasional.

Namun meski berpeluang besar menjadi calon pemimpin masa depan, keduanya masih bergantung terhadap restu dua orang tokoh nasional.

Mereka adalah ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. 

Nasib keduanya akab berubah 360 derajat bila tidak mendapatkan restu dari ketum partai tempatnya bernaung.

Namun pengamat politik Muhammad Qodari mengatakan Pramono lebih berpeluang menjadi capres di 2029, ketimbang Dedi Mulyadi.

Qodari melihat Pramono sebagai sosok yang tidak konfrontatif.

Pada karir politiknya yang sudah panjang, Pramono tidak pernah menunjukkan sikap oposisi yang menonjol.

Menurut Qodari, sisi baik Pramono itu cenderung membuatnya tak ingin berkontestasi pada 2029.

"Kalau saya melihat Mas Pram itu nomor satu saya lihat karakter ya mas Pram ini bukan tipe oposisi bukan tipe apa namanya, buldozer beliau ini tipe jalan tengah kepada semua orang beliau baik," kata Qodari di channel Youtube Total Politik, tayang Rabu (28/5/2025).

Selain itu, Pramono juga memiliki kesempatan untuk melanjutkan periode kepemimpinannya di Jakarta sampai 2034.

"Kedua beliau kan masih punya waktu juga 10 tahun," ujarnya.

Hanya, yang menjadi faktor kuat potensi Pramono menjadi capres adalah sang Ketua Umum PDIP, Megwati Soekarnoputri.

Jika Megawati sudah bertitah, maka Pramono sebagai petugas partai wajib manut.

"Mas Pram itu maju atau tidak menurut saya, kata kuncinya bukan di Mas Pram tetapi di Bu Mega."

"Kalau sampai dengan 2029 Ketua Umum PDI Perjuangan masih Ibu Mega bukan mustahil Mas Pram ditunjuk untuk maju sebagai calon presiden," jelasnya.

Di sisi lain, Qodari membaca sosok Dedi Mulyadi yang popularitasnya sedang naik daun justru tidak akan naik maju Pilpres 2029.

Faktor pertama karena Dedi Mulyadi masih bisa menjadi Gubernur Jawa Barat untuk periode kedua.

Sedangkan faktor kedua adalah terkait Prabowo Subianto, yang dalam konteks Partai Gerindra adalah ketua umum dari Dedi Mulyadi.

Prabowo sendiri sudah dicanangkan akan kembali bertempur di Pilpres 2029 untuk periode keduanya.

Mas Pram itu maju atau tidak menurut saya, kata kuncinya bukan di Mas Pram tetapi di Bu Mega.

"Kalau sampai dengan 2029 Ketua Umum PDI Perjuangan masih Ibu Mega bukan mustahil Mas Pram ditunjuk untuk maju sebagai calon presiden," jelasnya.

Pun jika Dedi Mulyadi memilih maju dan berhadapan dengan Prabowo, Qodari meyakini hasilnya akan berpihak kepada Prabowo.

"Tiga, ya tanpa melihat hasil survei ya, belum tentu juga popularitas di Jawa Barat itu akan mengalahkan seorang Prabowo ya."

"Hemat saya sih kalau disurvei pada hari ini, ini anu aja dugaan aja ya, masih tinggi Prabowo dibandingkan dengan KDM kalau untuk presiden," ujar Qodari.

Namun, jika Prabowo memutuskan tidak maju, maka Dedi Mulyadi sangat berpotensi melenggang ke Pilpres 2029.

"Mungkin baru menarik kalau misalnya 2029 Pak Prabowo tidak maju tapi kan pada hari ini kan asumsinya kan maju," pungkas Qodari yang saat ini menjabat Wakil Staf Kepresidenan. Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved