Makan Bergizi Gratis

Menu Mentah Program MBG di Tangsel Picu Sorotan, Ini Kata Dinas Pendidikan 

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di salah satu sekolah di Kota Tangerang Selatan tengah menjadi sorotan publik. 

(HO/Net)
MBG BAHAN MENTAH- Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Mualaf Indonesia Timur (Yasmit) Ciputat Timur membagikan bahan pangan mentah. Kepala SPPG Yasmit Ciputat Timur, A. Basiro mengungkapan bahwa libur sekolah bukan berarti siswa harus berhenti menerima manfaat gizi. (HO/Net) 

Ia mengatakan, banyak siswa yang tidak langsung menyampaikan makanan kepada orang tua, sehingga dikhawatirkan justru berujung pada pemborosan atau gangguan kesehatan akibat makanan yang rusak.

“Kami juga tidak memilih makanan siap saji dalam kemasan karena biasanya mengandung pengawet, pewarna, atau pemanis buatan. Kami ingin anak-anak mengonsumsi makanan yang sehat dan alami, sejalan dengan semangat real food yang kami usung sejak awal,” ujar Basiro.

Dalam hal distribusi, pihaknya telah menyesuaikan skema pengantaran makanan agar tetap efisien meski tidak ada aktivitas tatap muka di sekolah. 

Paket makanan yang terdiri dari lauk matang dan beras mentah dibagikan secara terjadwal dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing siswa.

"Kami menghindari penggunaan makanan beku karena khawatir siswa lupa menyampaikannya kepada orang tua, yang bisa menyebabkan makanan basi dan tidak dapat dikonsumsi," kata Basiro.

Sebagai informasi, program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri di Kota Tangerang Selatan ramai diperbincangkan warganet usai beredar unggahan di media sosial X yang menyebutkan bahwa siswa hanya menerima bahan mentah untuk lima hari ke depan. 

Unggahan akun Trinity Traveler di media sosial X menyebut bahwa siswa SD Negeri hanya menerima bahan mentah untuk konsumsi selama lima hari. 

"Baru tau MBG sekarang dikasih bahan mentahnya doang sekalian utk 5 hari!" tulis akun tersebut dikutip Rabu (18/9/2026).

Dalam foto yang dibagikan oleh akun tersebut, terlihat paket berisi beras dalam plastik transparan berukuran sekitar seperempat kilogram, ikan asin, kacang-kacangan, serta sebutir jeruk dan pisang.

Unggahan tersebut memicu berbagai kritik terhadap efektivitas pelaksanaan program yang digadang-gadang mendukung gizi anak sekolah. (m30)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved