Kemendukbangga Minta Tambahan Anggaran Rp 650 Miliar untuk Sediakan Alat Kontrasepsi

Secara kuantifikasi secara rupiah mungkin anggaran yang dibutuhkan oleh Kemendukbangga kurang lebih mencapai Rp 1 Triliun, tapi saat ini hanya sekirA

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joseph Wesly
(TribunTangerang/Gilbert Sem Sandro)
ALAT KONTRASEPSI- Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) meminta tambahan anggaran sebesar Rp 650 miliar untuk persediaan obat dan alat kontrasepsi. Sekretaris Kemendukbangga, Budi Setiyono mengatakan, tambahan dana ratusan miliar rupiah tersebut diminta untuk periode Tahun Anggaran 2026 mendatang. (TribunTangerang/Gilbert Sem Sandro) 
Laporan Wartawan,
TRIBUNTANGERANG.COM, Gilbert Sem Sandro
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) meminta tambahan anggaran sebesar Rp 650 miliar untuk persediaan obat dan alat kontrasepsi.
Sekretaris Kemendukbangga, Budi Setiyono mengatakan, tambahan dana ratusan miliar rupiah tersebut diminta untuk periode Tahun Anggaran 2026 mendatang.
Pasalnya ia kebutuhan akan pemenuhan alat kontrasepsi masyarakat di seluruh Tanah Air turut serta mendapat pemangkasan anggaran akibat kebijakan efisiensi yang diterapkan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
"Secara kuantifikasi secara rupiah mungkin anggaran yang dibutuhkan oleh Kemendukbangga kurang lebih mencapai Rp 1 Triliun, tapi saat ini hanya sekira Rp 200 miliar saja. Meskipun demikian, karena kemampuan anggaran terbatas ya minimal nilainya bisa disamakan seperti tahun lalu yaitu Rp 850 miliar," ujar Budi kepada TribunTangerang.com, Senin (30/6/2025).
Lebih lanjut ia juga menyampaikan pesan kepada Presiden Prabowo agar tidak mengesampingkan isu pertumbuhan penduduk masyarakat Indonesia saat ini.
Pasalnya angka kelahiran masyarakat saat ini mencapai 45 juta bayi dalam satu tahun dan hal tersebut tidak dapat diabaikan lantaran dapat menimbulkan dampak yang lebih luas.
Terlebih stok ketersediaan alat dan juga obat kontrasepsi harus memiliki presentase yang sama dengan jumlah pasangan suami istri dengan usia subur untuk memiliki keturunan yaitu berjumlah 40 juta pasangan.
"Makanya kami akan mengajukan kepada Presiden Indonesia agar berkenan untuk memperhatikan isu ini dan membuka blokir anggaran untuk persediaan alat kontrasepsi," tuturnya.
"Idealnya memang alat kontrasepsi itu harus memenuhi kebutuhan 100 persen, jika jumlah suami istri yang memiliki usia subur sekarang jumlahnya 40 juta orang, berarti harus ada persediaan alat kontrasepsi untuk 40 juta orang pasangan juga," sambungnya.
Adapun saat ini Kemendukbangga menerapkan berbagai pola dan strategi dalam mengakomodir kebutuhan alat dan obat kontrasepsi bagi masyarakat pada sejumlah daerah di Tanah Air.
Mulai dari melakukan sosialisasi secara massal kepada masyarakat, mengimbau agar pasangan suami dan istri menggunakan KB secara alami, hingga menerapkan mobilisasi alat kontrasepsi antar daerah.
Hal tersebut dilakukan demi menjangkau kebutuhan alat dan obat kontrasepsi di wilayah yang permintaan kebutuhannya tinggi.
"Kalau ketersediaan alat kontrasepsi tidak mencukupi tentu saja kita akan gagal dalam melakukan pengendalian penduduk dan bisa jadi itu memiliki implikasi-implikasi yang panjang nantinya," ungkapnya.
Menurut dia, ancaman utama yang terjadi saat lonjakan jumlah pertumbuhan penduduk yang ekstrem berpotensi menimbulkan masalah dengan cakupan yang luas dan tidak terkendali.
Seperti tata kota yang meningkat akibat pemukiman penduduk semakin padat, penyediaan fasilitas publik yang melebihi kapasitas, hingga moda angkutan transportasi yang tak mampu mengakomodir permintaan masyarakat.
"Kalau misalnya anggaran tidak tercukupi dan itu berkorelasi dengan ketidak adanya alat kontraspesi, maka besar kemungkinan kita akan gagal atau terjadi disrupsi dalam bonus demografi," ucapnya.
"Lalu apabila terjadi ledakan penduduk berarti jumlah usia yang masih belum produktif itu semakin besar, sehingga bisa jadi ketimpangan antara penduduk yang produktif dengan non produktif itu jaraknya akan semakin mengecil atau jomplang," kata dia. (m28)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved