Kawasan Kumuh Disulap Bupati Tangerang Jadi Rumah Layak Huni Bagi 110 Nelayan Tanjung Anom

Maesyal Rasyid membangun 110 unit rumah bagi nelayan yang diberi nama  Sistem Lingkungan yang Aman Ramah dan Berkesinambungan (SELARAS). 

Penulis: Nurmahadi | Editor: Joko Supriyanto
Tribuntangerang.com/Nurmahadi
RUMAH LAYAK HUNI - Bupati Tangerang, Moch. Maesyal Rasyid terus menggencarkan penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat, salah satunya dengan meluncurkan program pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) menjadi rumah layak huni sehat. Di Kawasan Tanjung Kait, Desa Tanjung Anom, Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten, misalnya. Maesyal Rasyid membangun 110 unit rumah bagi nelayan yang diberi nama Sistem Lingkungan yang Aman Ramah dan Berkesinambungan (SELARAS). (Tribuntangerang.com/Nurmahadi)  

Di sisi lain Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tangerang Erwin Mawandy mengatakan SELARAS menjadi program nggulan Bupati Moch.Maesyal Rasyid dan Wakil Bupati Intan Nurul Hikmah.

Karena hal tersebut pihaknya akan melakukan inovasi kerjasama dengan pihak ketiga. 

"Selaras adalah program unggulan sebagai lanjutan dari program Gerakan Bersama Rakyat Atasi Kawasan Padat, Kumuh dan Miskin (Gebrak Pakumis) sejak Bupati Tangerang  Ahmed Zaki Iskandar," ungkap Erwin. 

"Tapi untuk SELARAS kami tidak hanya bertumpu pada anggaran pemerintah saja. Kolaborasi  dengan pihak ketiga menjadi solusi mewujudkan program pembangunan  rumah layak huni dan sehat," tambahnya. 

Erwin menjelaskan progres pembangunan 110 unit rumah nelayan itu saat ini sudah mencapai tahap pemasangan dinding.

Nantinya penataan teras rumah disesuaikan dengan keinginan para nelayan untuk membentang jala. Bahkan pembuatan dapur hingga warna cat rumah juga sesuai keinginan pemilik rumah.

"Pemahaman terhadap karakteristik wilayah dan local wisdom yang dimiliki masyarakat Identikasi terhadap fungsi Kabupaten Tangerang bagi Kelompok Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan kontribusi Kelompok MBR bagi perkembangan Kabupaten Tangerang menjadi langkah awal bagi penataan kawasan kumuh," ungkap Erwin. 

Di samping itu Project  Manager Habitat for Humanity Indonesia Dwi Agustanti mengatakan dalam revitalisasi kawasan meliputi kegiatan penanganan rumah tidak layak huni, sanitasi, dan akses air bersih itu dibutuhkan waktu pendekatan kepada masyarakat nelayan

"Proses sejak empat tahun lalu. Pembiayaannya harus dibicarakan bersama. Tantangan paling berat, menjelaskan kepada mereka kaitan luasan misalnya semula memiliki usaha warung dalam penataan menjadi jalan. Tapi pada akhirnya mereka mengerti dan ikut terlibat membangun rumah mereka sendiri," ungkapnya. 

Tanti menuturkan 110 rumah nelayan yang dibangun itu berukuran 30 meter persegi. Rumah itu pun akan menjadi rumah hak milik dengan cara membayar cicilan.

"Sudah 23 kepala keluarga yang lunas membayar dan memiliki rumah yang saat ini dalam proses pembangunan," katanya. 

Sementara warga Tanjung Anom, Tuti Alawiyah (55) mengaku sangat terbantu dengan adanya program hunian sehat yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten Tangerang. 

Tuti juga turut menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bupati Tangerang yang sudah membangun pemukiman layak huni. 

"Kami sangat berterima kasih dengan Bupati Tangerang Maesyal Rasyid yang sudah membangun pemukiman kami seperti ini. Pastinya menyenangkan dengan fasilitas yang lengkap," ujarnya. (m41) 

 

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved