Diplomat Muda Tewas

Tidak Etis Dipublikasikan, Susno Duadji Puji Polri Tidak Ungkap Motif Kematian Arya Daru

Susno Duadji memberikan komentar setelah polisi memberikan penjelasan terkait tewasnya Arya Daru

Editor: Joseph Wesly
(Instagram)
MOTIF KEMATIAN ARYA DARU- Arya dan istri, Meta Ayu. Polisi menyebut Arya Daru tewas karena menghentikan nafas lewat lakban. Polisi juga memastikan tidak ada unsur pidana di kematian korban. (Instagram) 

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Pol (Purn) Susno buka suara soal kematian Arya Daru Pangayunan.

Susno Duadji memberikan komentar setelah polisi memberikan penjelasan terkait tewasnya Arya Daru.

Diketahui Polda Metro Jaya telah menggelar konferensi pers terkait dengan kasus kematian Arya Daru Pangayunan.

Polisi memastikan bahwa Arya Daru meninggal bukan karena tidak pidana.

Warga Bantul, Yogyakarta ini disebut tewas karena mati lemas. 

Polisi menyebut Arya Daru meninggal karena kekurangan oksigen.

Berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan, kepolisian menyimpulkan bahwa meninggalnya diplomat muda Kemenlu tersebut tidak melibatkan pihak lain.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra mengatakan Arya Daru meninggal karena menghentikan nafas menggunakan lakban.

"Sebab kematian korban, pertukaran gangguan oksigen di pernafasan atas yang menyebabkan mati lemas," katanya di Mapolda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).

Baca juga: Polisi Ungkap Isi Email Arya Daru, Pengin Lompat Lihat Gedung dan Menenggelamkan Diri Lihat Pantai

Berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan oleh tim forensik dari RSCM menunjukkan Arya Daru Pangayunan meninggal karena asfiksia (mati lemas) yang dipicu gangguan pertukaran oksigen di saluran napas bagian atas.

Namun polisi tidak mengungkap motif kematian Arya Daru Pangayunan.

Merespons hal itu, Susno Duadji buka suara. Dia mengaku setuju dengan keputusan polisi itu.

Dia mengatakan motif kematian Arya Daru Pangayunan tak etis untuk disampaikan ke publik.

5 Bantahan keluarga

Lewat sang kakak ipar, Meta Bagus, keluarga Arya Daru menyampaikan lima bantahan keluarga Arya terkait pernyataan polisi:

1. Yakin Tak Bunuh Diri

Kakak ipar Arya, Meta Bagus, mengaku syok saat mendengar polisi menyatakan korban meninggal karena mengakhiri hidup.

Meta menyebut, seluruh keluarga, termasuk Arya, merasa berat menerima kepergian Arya dan hasil keterangan penyelidikan dari kepolisian.

"(Polisi) tadi sudah menyampaikan mengenai apa yang terjadi kepada almarhum adik kami, saudara kami, Arya Daru Pangayunan."

"Berkenaan dengan hal tersebut, sebetulnya kami saat ini masih pada posisi yang berat, masih syok," ungkap Meta di kediaman keluarga Arya di Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Selasa, dilansir TribunJogja.com.

Meta meyakini, adik iparnya meninggal bukan karena bunuh diri.

Meski Meta tak memungkiri penyelidikan oleh kepolisian tidak mudah, pihaknya menyebut ada rencana mencari kuasa hukum untuk melanjutkan kasus Arya.

"Sampai saat ini kan memang penyelidikan masih berlangsung dan ini kan kesimpulan yang disampaikan juga masih dalam proses pendalaman," ujar Meta.

"Kami meyakini bahwa almarhum tidak seperti itu (mengakhiri hidup)" tegas dia.

2. Arya Hanya Punya Satu Ponsel

Arya disebutkan memiliki dua ponsel, yaitu Samsung Note 9 dan Samsung Ultra 22.

Samsung Ultra 22 adalah ponsel yang digunakan Arya sehari-hari, namun hingga saat ini belum ditemukan.

"Samsung Ultra 22 saya tidak terima, hilang atau enggaknya saya nggak tahu," kata anggota Labfor Ditsiber Polda Metro Jaya, Ipda Sadji Purwanto, dalam jumpa pers, Selasa.

"Handphone yang kami periksa adalah handphone yang terakhir kali digunakan pada tahun 2022," imbuh dia.

Menanggapi hal itu, Meta Bagus memberikan bantahan. Sepengetahuan keluarga, Arya hanya memiliki satu ponsel.

Menurut Meta, ponsel yang selama ini digunakan Arya adalah Samsung S22 Ultra.

"Setahu kami satu, satu saja," katanya, dikutip dari Kompas.com.

"Ya betul, yang belum ditemukan itu kan S22 Ultra. Yang itu yang dipakai sama almarhum, seingat saya itu," lanjutnya.

3. Obat yang Dikonsumsi Wajar

Terkait hasil pemeriksaan organ dan cairan tubuh milik Arya oleh Subdit Toksikologi Forensik Bareskrim Polri, ditemukan korban sempat mengonsumsi senyawa obat.

Di jaringan orak, terdeteksi obat paracetamol. Sementara, di bagian empedu, limpa hati, lambung, serta pada darah korban, ditemukan senyawa chlorpheniramine.

Dua senyawa itu juga ditemukan di urine dan ginjal Arya.

Parasetamol adalah sejenis obat yang dapat meredakan nyeri serta menurunkan demam.

Chlorpheniramine adalah obat jenis antihistamin digunakan untuk meredakan gejala alergi, seperti hidung tersumbat dan bersin, serta dapat menyebabkan efek samping ringan seperti kantuk.

Menurut Meta, konsumsi obat yang mengandung dua senyawa itu oleh Arya, adalah hal wajar.

Terlebih, obat dikonsumsi oleh seseorang yang merasa sakit.

"Namanya orang sakit itu kan lumrah, ya. Kadang kita pusing, ya minum Paracetamol, kadang kalau pas lagi sembelit, ya obat sembelit, dan lain sebagainya, gitu," kata Meta.

4. Konsultasi soal Mental adalah Hal Pribadi

Polisi mengatakan Arya sudah memiliki niatan bunuh diri sejak 2013.

Hal ini diketahui dari ponsel lama milik Arya yang ditemukan. Ponsel Arya itu terakhir kali digunakan pada 21 September 2022.

"Kami menemukan ada pengiriman email yang dimiliki atau digunakan oleh pengguna digital evidence. Alamatnya adalah ddaru_c@yahoo.com."

"Dikirim ke salah satu badan amal yang menyediakan layanan dukungan terhadap orang yang memiliki emosional yang mengalami perasaan tertekan dan putus asa, hingga dapat menyebabkan bunuh diri," urai Ipda Sadji Purwanto.

Email itu, kata Sadji, dikirim Arya dalam rentang waktu Juni-Juli 2013. Isinya terkait keinginan Arya untuk mengakhiri hidup.

Email serupa kembali dikirim Arya pada 2021, dalam kurun waktu 24 September-5 Oktober.

"Kemudian di segmen pada tahun 2021, dimulai dari tanggal 24 September 2021 sampai dengan 5 Oktober 2021 sebanyak sembilan segmen."

"Intinya adalah sama ada niatan semakin kuat untuk melakukan bunuh diri karena problem yang dihadapi," jelas Sadji.

Terkait hal itu, Meta menganggapnya sebagai hal pribadi.

Karena itu, ia enggan berkomentar lebih jauh mengenai pernyataan polisi terkait email konsultasi Arya.

"Namanya kita konsultasi mengenai berbagai macam hal terkait dengan materi apapun itu saya rasa itu hal pribadi ya. Jadi, saya tidak mengomentari hal tersebut," tutur Meta.

5. Yakin Kebenaran Terungkap

Meta Bagus meyakini kebenaran mengenai kematian Arya akan terungkap.

Terlebih, penyelidikan terhadap kasus Arya masih terus berjalan.

Ia pun berharap polisi bisa melanjutkan penyelidikan terkait kasus Arya dan melakukan pendalaman lebih lanjut.

"Berarti kan masih ada hal-hal yang perlu didalami lagi oleh beliau-beliau, para penyidik. Nah, itu kita tunggu bersama nanti bagaimana hasil ke depannya," kata dia, masih dari Kompas.com.

"Jadi, pada waktunya nanti, kami juga percaya kebenaran akan terungkap dengan terang, dan membawa keadilan dan ketenangan bagi Daru juga bagi yang ditinggalkan," pungkasnya dikutip dari Tribunnews

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved