Sidang Mutilasi Serang Memanas, Amarah Keluarga Siti Amelia Pecah di Ruang Sidang

Suasana sidang kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap Siti Amelia (19) di Pengadilan Negeri Serang, Kamis (31/7/2025), mendadak memanas.

Editor: Joko Supriyanto
KOMPAS.COM/RASYID RIDHO
RICUH - Keluarga dan kerabat korban pembunuhan mengejar terdakwa kasus pembunuhan dan mutilasi di PN Serang, Banten, Kamis (31/7/2025) 

Tak hanya memutilasi jasad korban, ternyata SA sempat mengalami tindakan kekerasan hingga dibakar hidup-hidup oleh kekasihnya itu.

Tim forensik menemukan adanya Jelaga atau butiran arang yang halus dan lunak, berwarna hitam, yang terjadi dari asap pembakaran yang ditemukan di area tenggorokan.

"kami menemukan jelaga pada tenggorokan korban itu menandakan pada saat terbakarnya masih hidup, karena menghirup asap," kata Dokter Ahli Unit Forensik Biddokes Polda Banten, Donald Rinald dikutip TribunBanten.com pada Selasa (22/4/2025).

Tak hanya itu saja, tim forensik juga menemukan adanya tanda kekerasan yang ada pada tubuh korban yang diperkirakan terjadi saat korban masih hidup.

"Kita ambil sample kulit dan otot yang terkena potongan, secara histopatologi forensik memang tadi baru diperiksa pada tungkai kanan dan kiri itu menandakan bahwa itu didapatkan kekerasan tajam pada saat korban masih hidup," katanya.

Kepribadian Tersangka
 
Kapolresta Serang Kota, Kombes Pol Yudha Satria, mengatakan Mulyana telah merencanakan aksinya dengan menjemput korban menggunakan sepeda motor.

"Jadi memang pelaku ini melakukan pembunuhannya sudah direncanakan, dari mulai mengajak ketemuan hingga dibawa ke kebun karet dan akhirnya dibunuh dengan cara di mutilasi," bebernya.

Penyidik akan melakukan tes kejiwaan untuk memastikan kondisi kejiwaan Mulyana.

"Kami akan tes kejiwaannya, untuk mengungkap semuanya," imbuhnya.

Ayah angkat Mulyana, Muhammad Hanafi, tak menyangka Mulyana melakukan pembunuhan secara keji.

Sehari-hari tersangka dikenal sebagai sosok pendiam dan penurut.

"Dia (pelaku) orangnya paling nurut, beda sama kaka nya dan adiknya, ngomong aja lembut, sering ke masjid ga pernah ketinggalan, sama orang tua sopan," terangnya.

Semasa kecil, Mulyana dirawat oleh Hanafi, namun setelah beranjak dewasa Mulyana tak pernah mengunjunginya.

"Dia di sini waktu kecilnya, lagi kecil ngangon kerbau, di sekolahin, dijajanin, lebaran dibeliin baju, bisa dibilang anak angkat. Udah diurus sejak kecil," tandasnya.

Pada tahun 2016 silam, Mulyana pernah masuk program televisi 'Orang Pinggiran' yang tayang di Trans 7.

Sumber: Tribun banten
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved