TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Ubedillah Badrun, pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta menilai, instruksi Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri kepada para kadernya untuk tidak bicara soal Pilpres 2024, harus ditindaklanjuti dengan langkah nyata.
Ubed menyebut langkah nyata itu dengan tak lagi memasang baliho Puan Maharani yang sempat mengundang pro dan kontra di publik.
"Jadi baliho-baliho Puan itu harus diturunkan."
Baca juga: Jokowi Kumpulkan Pimpinan Parpol Koalisi di Istana di Tengah Isu Reshuffle, PAN Diajak
"Jangan ngomongin capres, tapi tindakannya masih memunculkan tokoh anaknya lagi yang jadi capres," kata Ubed saat dihubungi, Kamis (26/8/2021).
Maka itu, menurutnya perlu ada keseiramaan antara narasi yang dikeluarkan Megawati dengan langkah para kader terutama di akar rumput.
"Langkah ini bisa menjadi langkah yang tepat, karena memang kondisi saat ini belum waktunya bicara soal capres, apalagi rakyat lagi sengsara secara umum."
Baca juga: Tiba di Bareskrim Polri, Muhammad Kece: Semoga Bangsa Indonesia pada Nyadar
"Jadi ketepatannya Megawati ini karena kondisi sekarang lagi krisis," tambahnya.
Meskipun demikian, apa yang dilakukan Megawati melalui instruksinya itu dinilai Ubed sangat terlambat.
"Jadi tepat narasinya tetapi terlambat, mestinya kemarin-kemarin disampaikannya sebelum baliho dipasang," ulasnya.
Baca juga: Pemerintah Panggil 48 Obligor dan Debitur BLBI Termasuk Tommy Soeharto untuk Lunasi Utang
Sebelumnya, PDIP dan Partai Gerindra tak membicarakan Pilpres 2024, saat melakukan silaturahmi politik di kantor pusat DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (24/8/2021).
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto lantas mejelaskan surat instruksi partai kepada kader, agar tak berbicara mengenai capres-cawapres untuk Pilpres 2024.
PDIP menilai, soal pemimpin nasional itu bukan hanya melibatkan keputusan partai.
Tapi, juga harus muncul dari kehendak rakyat serta ada unsur campur tangan Tuhan.
Hasto mengatakan, di surat itu, kader memang diinstruksikan tak bicara soal capres-cawapres yang akan diusung di Pilpres 2024.
"Karena untuk menjadi pemimpin di republik ini betul-betul muncul sebagai kehendak rakyat."