TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Pertanyaan tentang integritas sudah pasti muncul pada SKD CPNS 2021, termasuk sinonim.
Beberapa di antaranya seperti fungsi utama integritas dan manfaat integritas.
Inilah rangkuman lengkap soal CPNS tentang fungsi utama integritas dan manfaatnya :
1. Sebutkan 2 Fungsi Utama Integritas?
A. Fungsi Kognitif
Berfungsi memelihara moral seseorang dan mendorong orang tersebut untuk memiliki pengetahuan yang lebih luas.
B. Fungsi Afektif
Menjaga nurani manusia agar tetap memiliki hati dan perasaan secara umum.
2. Apa saja manfaat integritas?
A. Manfaat secara fisik
- Seorang yang berintegritas membuat orang tersebut merasa lebih sehat dan bugar dalam berkegiatan.
B. Manfaat secara intelektual
- Individu yang berintegritas lebih mampu mengoptimalkan kemampuannya ketimbang individu yang munafik.
C. Manfaat secara emosional
- Orang berintegritas juga memiliki motivasi, sadar diri, solidaritas tinggi, empati, simpati, dan emosi yang stabil.
D. Manfaat secara spiritual
- Integritas menjadikan seseorang lebih bijaksana dalam memahami segala pengalaman hidupnya.
Baca juga: Aturan Ujian SKD CPNS 2021 di Kabupaten Tangerang Dimulai Pada Minggu 5 September
E. Manfaat secara sosial
- Membuat lebih mudah dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan dalam bekerjasama di masyarakat.
30 Sinonim yang Sering Muncul di SKD CPNS
Pertanyaan tentang sinonim biasanya muncul sebanyak 2 soal SKD CPNS.
Artinya jika gagal menjawab dua soal tersebut, maka peserta CPNS 2021 akan kehilangan 10 poin.
Nah, di bawah ini adalah sederet sinonim yang cukup asing, tetapi kerap muncul setiap SKD CPNS.
1. Acum = rujukan
2. Zenit = titik puncak
3. Sine Qua Non = harus ada
4. Virulen = jahat
5. Berongsang = marah-marah
6. Bandela = petikemas
7. Utopis = bersifat khayal
8. Vademekum = kamus kecil
9. Demagog = tiran
10. Barah = api
11. Stigma = ciri negatif
12. Bubut = cabut
13. Burkak = cadar
14. Dursila = jahat
15. Jumantara = awang-awang
16. Poly = banyak
17. Perdeo = gratis
18. Telatak = gerak-gerik
19. Pegagogi = pengajaran
20. Rona = warna
21. Sintesis = buatan
22. Rambang = acak
23. Indolen = lesu
24. KOmpendium = ringkasan
25. motilitas = gerak
26. Hipotenusa = sisi miring
27. Agitasi = hasutan
28. Bagak = Berani, bangga
29. Kaldera = kawah
30. Egaliter = sama, sederajat
PENJELASAN TENTANG PERJANJIAN GIYANTI DAN WINA
Selain itu, pelamar CPNS 2021 harus melengkapi pengetahuannya dengan sejarah-sejarah di era kolonialisme Belanda.
Hal itu lantaran bentuk soal SKD CPNS 2021 sangat beragam, bahkan bisa sangat mundur jauh ke belakang.
Inilah rangkuman lengkap beberapa pengetahuan sejarah era kolonialisme Belanda yang patut diketahui :
1. Peristiwa Geger Sepehi
Peristiwa ini terjadi di Kasultanan Yogyakarta ketika dipimpin Sultan Hamengkubuwono II pada 1812.
Ini juga merupakan salah satu pemicu terjadi Perang Diponegoro dari sederet alasan lainnya.
Geger Sepehi terjadi pada tanggal 19 - 20 Juni 1812.
Pada waktu itu pasukan Inggris dipimpin Thomas Stamford Bingley Raffles mendarat di Jawa dan mengalahkan Belanda.
Pasukan Inggris lalu menyerang Keraton Yogyakarta dan membuat Sulta Hamengkubuwono II turun tahta secara tidak terhormat.
Sultan Hamengkubuwono II kemudian digantikan anaknya, Sultan Hamengkubuwono III.
2. Perjanjian WINA
Perjanjian WINA diadakan pada tahun 1814.
Ini adalah perjanjian yang mengakhiri penguasaan Inggris terhadap Hindia Belanda.
Berdasarkan isi perjanjian WINA, Inggris menyerahkan kembali Hindia Belanda kepada Belanda pada tahun 1815.
Baca juga: Polisi Limpahkan Berkas Kasus Narkoba Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie ke Kejaksaan
3. Perjanjian Giyanti
Perjanjian Giyanti adalah salah satu bentuk adu domba VOC untuk melemahkan dan membuat Kerajaan Mataram tak lagi independen.
Belanda memecah belah Kerajaan Mataram dengan cara tidak mengakui gelar Sunan yang telah dimiliki Pangeran Mangkubumu sejak tahun 1750.
Pangeran Mangkubumi mendapat gelar Sunan setelah Pakubuwana II wafat.
Di saat itulah VOC melantik Adipati Anom menjadi Pakubuwana III.
Akhirnya terjadi dua pemimpin dalam Kerajaan Mataram dan membuat kondisi kerajaan tidak baik.
Pada akhirnya terjadilah perjanjian Giyanti yang membuat Kerajaan Mataram terbelah dua, yakni Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta.
Para pihak dalam perjanjian ini, antara lain Sunan Pakubuwono III (Adipati Anom), Pangeran Mangkubumi, dan kelompok Pangeran Sambernyawa.
Perjanjian ini ditandatangani pada 13 Februari 1755 di Desa Giyanti atau Dukuh Kerten, Desa Jantiharjo, sebelah tenggara Karanganyar, Jawa Tengah.
Wilayah Kasunan Surakarta diberikan kepada Pakubowono III.
Sedangkan Pangeran Mangkubumi diberikan wilayah Yogyakarta dan mengganti gelar Sunan menjadi Sultan Hamengkubuwono I.
Baca juga: Kasus Aktif Covid-19 Bulan Agustus Turun Drastis Dibandingkan Juli, tapi Angka Kematian Lebih Tinggi
4. Perang Diponegoro
Perang Diponegoro adalah bentuk perlawanan bangsawan Jawa terhadap Belanda.
Tepatnya adalah perlawanan para Pangeran-Pangeran dari Kasultanan Ngayogyakarta terhadap Belanda.
Perang ini berlangsung selama 5 tahun, yakni 1825 - 1830.
Penyebab utama pecahnya perang ini adalah karena Belanda membangun jalan dengan melewati makam leluhur Pangeran Diponegoro.
Sebab lainnya adalah karena Belanda membuat Kasultanan Ngayogyakarta bangkrut dengan cara mengeluarkan dekret pada tahun 6 Mei 1823.
Dekret itu dikeluarkan oleh Van der Cappelen.
Dekrit itu memerintahkan semua tanah yang disewa orang Eropa dan Tionghoa wajib dikembalikan kepada pemiliknya per 31 Januari 1824.
Namun, pemilik lahan diwajibkan memberikan kompensasi kepada penyewa lahan Eropa.
Dekrit itu bakal membuat Keraton Yogyakarta terancam bangkrut karena tanah yang disewa adalah milik keraton sehingga Pangeran Diponegoro terpaksa meminjam uang kepada Kapitan Tionghoa di Yogyakarta pada masa itu.
Akibat peristiwa ini Pangeran Diponegoro memutuskan hubungan dengan keraton.
Baca juga: PERHATIAN! Telah Dimulai, Ini 5 Hal yang Harus Disiapkan Peserta Saat Tes SKD CPNS 2021
Kisi-kisi TKP SKD CPNS.
1. Pelayanan Publik
Mampu menampilkan perilaku keramahtamahan dalam bekerja yang efektif agar bisa memenuhi kebutuhan dan kepuasan orang lain sesuai dengan tugas dan wewenang yang dimiliki.
2. Jejaring Kerja
Mampu membangun dan membina hubungan, bekerjasama, berbagi informasi, dan berkolaborasi dengan orang lain secara efektif.
3. Sosial Budaya
Mampu beradaptasi dan bekerja secara efektif dalam masyarakat majemuk, terdiri atas beragama agama, suku, budaya, dan lainnya.
4. TIK
Mampu memanfaatkan teknologi informasi secara efektif untuk meningkatkan kinerjanya.
5. Profesionalisme
Mampu melakukan tugas dan fungsi sesuai dengan tuntutan jabatan.
6. Anti Radikalisme
Menjaring informasi dari individu tentang pengetahuan terhadap anti radikalisme , kecenderungan bersikap, dan bertindak saat menanggapi stimulus dengan beberapa alternatif yang sesuai.
Ya, itulah bentuk-bentuk soal TKP SKD CPNS 2021 dan apa yang diharapkan pembuat soal.
Sehingga para pelamar CPNS 2021 hanya tinggal mencari jawaban yang paling sesuai dengan apa yang diharapkan pembuat soal.
RANGKUMAN LENGKAP SOAL CPNS DIMENSI PANCASILA
Apa itu dimensi realitas Pancasila?
Apa itu dimensi idealisme Pancasila?
Apa itu dimensi fleksibilitas Pancasila?
Pelamar CPNS 2021 wajib paham betul mengenai dimensi Pancasila karena selalu muncul di setiap TWK SKD CPNS.
Baca juga: Pemprov DKI Kini Wajibkan Pengunjung dan Karyawan Warteg Divaksin Covid-19
Oleh karena itu, soal serupa juga kemungkinan besar muncul di SKD CPNS 2021.
Inilah rangkuman lengkap soal CPNS tentang dimensi Pancasila.
Dimensi Pancasila diketahui ada tiga, yakni :
1. Dimensi Realitas
Adaptasi nilai-nilai yang dijalankan dalam kehidupan nyata.
2. Dimensi Idealisme
Pencerminan ideologi yang harus mampu memberikan harapan dan cita-cita kepada masyarakat.
3. Dimensi Fleksibilitas
Mencerminkan atau menggambarkan kemampuan suatu ideologi untuk memengaruhi dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
PASSING GRADE CPNS 2021
Sementara itu, BKN juga baru saja mengumumkan passing grade CPNS 2021.
Untuk formasi umum, passing grade nya, yakni TWK 65, TIU 80, dan TKP 166.
Untuk formasi disabilitas, TWK 65, TIU 60, dan TKP 166.
Untuk formasi cumlaude, TWK 65, TIU 85, dan TKP 166.
Untuk formasi Putra/putri Papua/Papua Barat, TWK 65, TIU 60, dan TKP 166.
SOAL CPNS RADIKALISME
Apa saja tahap-tahap dalam radikalisasi?
Pertanyaan seperti di atas sangat mungkin ke luar di dalam SKD CPNS 2021.
Nah, lalu apa jawabannya.
Dikutip dari buruhmigran.or.id, menurut Direktur Deradikalisasi BNPT, Prof. Dr. Irfan Idris, tahapan radikalisasi adalah pra-radikalisasi, identifikasi diri, indoktrinasi, dan jihadisasi.
Pra-radikalisasi merupakan kehidupan sebelum terjadi radikalisasi.
Identifikasi diri adalah individu mulai mengidentifikasi diri ke arah radikalisme.
Indoktrinasi adalah kondisi dimana individu mulai mengintensifkan dan memfokuskan kepercayaannya. Hal ini bisa dilakukan melalui pertemuan langsung (offline), maupun tidak langsung atau melalui media (online).
Tahap terakhir adalah Jihadisasi, yaitu mulai mengambil tindakan atas keyakinannya seperti melalui aksi kekerasan ekstrim seperti melakukan teror.
Selain itu, masih banyak soal-soal lain menyangkut radikalisme.
Oleh karena itu para pelamar CPNS 2021 harus memahami betul berbagai hal menyangkut radikalisme.
Mari kita mulai daftar soal CPNS menyangkut radikalisme :
1. Apa pengertian radikalisme?
Radikalisme adalah suatu keinginan pada perubahan yang menentang keseluruhan yaitu struktur dasar dan fundamental.
Yang secara politik diarahkan pada setiap gerakan atau tindakan yang ingin mengubah sistem
dari akarnya.
Tindakan radikalisme yang menginginkan perubahan dengan cara tindak kekerasan, kekejaman oleh seseorangan atau golongan sebagai usaha untuk mencapai suatu tujuan terutama tujuan tentang politik.
Tujuannya untuk mengusung perubahan tapi tindakan seperti ini menggunakan kekerasan dan terror yang sangat merugikan orang lain.
2. Ciri-ciri orang terpapar radikalisme?
Dikutip dari buruhmigran.or.id, Prof. Dr. Irfan Idris, Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), ada proses tersendiri seseorang mengalami perubahan dari seseorang yang radikalis, ekstrimis, hingga menjadi teroris.
Menurut Irfan, Radikalisme mengalami perubahan secara total dan bersifat drastis. Radikalisme menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada, ciri-cirinya adalah mereka intoleran atau tidak memiliki toleransi pada golongan yang memiliki pemahaman berbeda di luar golongan mereka, mereka juga cenderung fanatik, eksklusif dan tidak segan menggunakan cara-cara anarkis.
3. Apa definisi terorisme?
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan. (Sumber: UU Nomor 5 Tahun 2018)
4. Apa itu ekstrimisme?
Dikutip dari buruhmigran.id, menurut Merriam-Webster Dictionary, ekstremisme secara harfiah artinya “kualitas atau keadaan yang menjadi ekstrem” atau “advokasi ukuran atau pandangan ekstrim”.
Saat ini, istilah tersebut banyak dipakai dalam esensi politik atau agama, yang merujuk kepada ideologi yang dianggap (oleh yang menggunakan istilah ini atau beberapa orang yang mematuhi konsensus sosial) berada jauh di luar sikap masyarakat pada umumnya. Namun, ekstremisme juga dipakai dalam diskursus ekonomi.
Menurut Dr. Alex P. Schmid (2014), kelompok ekstrimis merupakan kelompok yang menganut paham kekerasan ekstrim atau ekstrimisme.
Dibandingkan radikalis, ekstrimis cenderung berpikiran tertutup, tidak bertoleransi, anti-demokrasi dan bisa menghalalkan segala cara, termasuk penipuan, untuk mencapai tujuan mereka. Kelompok ekstrimis juga berpikiran tertutup.
Kelompok ini berbeda dengan kelompok radikalis, kelompok yang menganut paham radikal atau radikalisme. (“Radicalisation, De-Radicalisation, Counter-Radicalisation: A Conceptual Discussion and Literature Review”, 2014: h. 56)
Baca juga: Yurike Prastika Sering Pamer Tubuh Seksi di Akun Medsos Supaya Dapat Banyak Likes dari Followers
5. Apa itu radikalisasi?
Menurut Dr. Alex P. Schmid (2013), radikalisasi adalah proses dimana Individu atau kelompok yang berubah dan memiliki kecenderungan menentang dialog dan kompromi dengan pihak yang berbeda; mereka memilih jalan konfrontasi dan konflik.
Pilihan ini disertai oleh dukungan terhadap, antara lain :
(i) penggunaan tekanan dan strategi memaksa (coersion) dengan jalan kekerasan atau non-kekerasan,
(ii) legitimasi atau dukungan terhadap berbagai bentuk kekerasan, selain terorisme, untuk mewujudkan tujuanya yang dianggap mulia, dan
(iii) pada ujungnya bisa berlanjut ke level tertinggi dalam bentuk kekerasasan ekstrim atau terorisme.
Proses ini biasanya diikuti oleh kecenderungan penguatan ideologi yang menjauh dari arus utama (mainstream) dan mengarah kepada titik ekstrim yang didasari oleh cara pandang dikotomis dan keyakinan bahwa kemapanan sistem yang ada tidak lagi bisa menjadi jalan bagi terjadinya perubahan yang diinginkan.
Baca juga: Kembali Beraktivitas di Pasar Koja Baru, Ari dan Toni Sudah Menyiapkan Surat Vaksinasi
6. Bagaimana cara menangkal radikalisme?
- Dikutip dari lipi.go.id, Guru Besar Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra mengatakan cara untuk menangkal munculnya radikalisme harus dimulai dari keluarga.
"Tanggung jawab semua, dimulai dari keluarga untuk menghormati perbedaan agama hingga budaya yang sangat majemuk," kata Azyumardi Azra usai menerima LIPI Sarwono Award, Rabu malam.
- Pola pengasuhan di rumah dilakukan dengan se-demokratis mungkin.
- Penguatan Pancasila.
- Menerapkan pembelajaran di sekolah di mana anak dirangsang untuk berpikir kritis.