TRIBUNTANGERANG, JAKARTA - Hari Ini Tentara Nasional (Indonesia) berulang tahun yang ke-76.
Saat ini TNI dipimpin oleh Panglima Marsekal Hadi Tjahjanto dari Angkatan Udara.
TNI selalu dipimpin oleh perwira tinggi berbintang empat.
Baca juga: Densus 88 Ledakkan Bom Ibunya Setan di Gunung Ceremai, Timbulkan Lubang Hingga Bikin Tanah Longsor
Namun di Indonesia, ada tiga orang yang berpangkat jenderal bintang lima, yang merupakan pangkat tertinggi di militer Indonesia.
Tiga orang itu berasal dari TNI Angkatan Darat. Mereka berpangkat Jenderal Besar dengan lambang pangkat lima bintang emas.
Jenderal bintang lima hanya ada 8 orang di dunia, dan 3 di antaranya ada di Indonesia.
Inilah tiga Jenderal Besar di Indonesia:
1. Jenderal Besar Soedirman
Soedirman merupakan satu-satunya perwira TNI yang meraih pangkat Jenderal Besar pada usia yang belum genap 30 tahun.
Karier Jenderal Soedirman dimulai saat ia menjalani pendidikan setingkat Komandan Batalion PETA.
Jenderal Soedirman berhasil mengusir tentara sekutu dalam pertempuran Palagan Ambarawa.
Baca juga: PPKM Jawa-Bali Diperpanjang Lagi Hingga 18 Oktober 2021, Daerah Level 2 Berkurang
Jenderal Soedirman juga pernah mempersatukan laskar atau pasukan bersenjata milik partai yang sering berselisih pada saat itu.
Jenderal Besar Soedirman juga terpilih menjadi Panglima Besar TKR (saat ini TNI) pada 1945.
2. Jenderal Besar AH Nasution
Jenderal Besar Abdul Haris Nasution sempat menjadi target gerakan G30S karena namanya masuk dalam daftar penculikan.
AH Nasution lolos dari penculikan, namun putrinya, Ade Irma Suryani, tewas dalam peristiwa tersebut.
Jenderal AH Nasution merupakan satu-satunya perwira yang berhasil menjabat Kepala Staf Angkatan Darat sebanyak dua kali.
Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 4 Oktober 2021: 2.656 Pasien Sembuh, 922 Orang Positif, 88 Meninggal
Ia menjadi perwira yang pertama kali mengibarkan bendera merah putih di Irian Barat setelah berhasil direbut dari Belanda.
AH Nasution pernah memimpin pasukan Siliwangi, dalam menumpas pemberontakan PKI di Madiun pada 1948.
3. Jenderal Besar Soeharto
Jenderal Besar Soeharto juga menjadi presiden Indonesia yang menjabat paling lama, yakni 32 tahun.
Karier Soeharto dimulai dari sekolah militer hingga menjadi lulusan terbaik dan prajurit teladan.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Soeharto ikut serta dalam revolusi dan bergabung dalam militer dengan pangkat Mayor.
Baca juga: Teroris JAD Simpan 35 Kilogram Ibunya Setan di Gunung Ceremai, Langsung Diledakkan Densus 88
Karier Jenderal Soeharto melesat usai mematahkan G30S dan menumpas PKI pada 1965, saat ia menjabat Pangkostrad dengan pangkat Mayor Jenderal.
Setelah itu, ia diangkat menjadi Presiden menggantikan Soekarno, dan berhenti pada 21 Mei 1998.
Amanat Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin upacara HUT ke-76 Tentara Nasional Indonesia (TNI), di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (5/10/2021).
Dikutip dari laman setkab.go.id, berikut ini amanat Presiden dalam upacara tersebut:
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Shalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.
Yang saya hormati Wakil Presiden Republik Indonesia beserta Ibu Wury Maruf Amin,
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju;
Yang saya hormati Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI);
Yang saya hormati Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
Yang saya hormati para Kepala Staf Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara;
Seluruh Prajurit TNI dan seluruh Keluarga Besar TNI di seluruh penjuru tanah air;
Hadirin sekalian yang berbahagia.
Pertama-tama, atas nama rakyat, bangsa, dan negara, saya menyampaikan selamat hari ulang tahun ke-76 Tentara Nasional Indonesia.
Rakyat, bangsa, dan negara juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada jajaran TNI yang selalu menjadi penjaga utama kedaulatan bangsa.
Menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Serta melindungi bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dari segala ancaman dan gangguan.
Para Prajurit TNI yang saya banggakan,
Sampai dengan hari ini kita masih berada dalam bayang-bayang pandemi Covid-19.
Bila diibaratkan sebagai perang, melawan virus Covid-19 saat ini seperti dalam perang yang berlarut-larut, perang yang sangat menguras tenaga,.
Menguras pikiran, mental, dan semangat juang.
Perang yang membutuhkan kewaspadaan, kecepatan, sinergi, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Keberhasilan kita dalam menangani pandemi Covid-19 ini tidak terlepas dari peran besar TNI.
TNI yang selalu menunjukkan profesionalisme dalam setiap penugasan.
Kemampuan per orangan, kemampuan satuan, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk alutsista, telah digunakan dan dikerahkan dalam menunaikan setiap tugas yang diberikan.
Kesigapan TNI ini juga saya minta untuk selalu diaktifkan dalam menghadapi spektrum ancaman yang lebih luas.
Seperti pelanggaran kedaulatan, pencurian kekayaan alam di laut, radikalisme, terorisme, ancaman siber, dan ancaman biologi, termasuk juga ancaman bencana alam.
Para Prajurit TNI dan para Purnawirawan TNI yang saya hormati,
Menghadapi spektrum ancaman yang semakin luas, transformasi pertahanan harus terus dilanjutkan.
Untuk meletakkan fondasi bagi pembentukan kapabilitas pertahanan modern yang relevan dengan perkembangan teknologi militer terkini.
Sehingga, TNI dapat bertransformasi menjadi kekuatan pertahanan Indonesia yang mampu berperan di lingkungan strategis regional maupun global.
Penguatan budaya strategis prajurit dan perwira TNI harus tetap menjadi fondasi utama transformasi pertahanan, yaitu TNI yang manunggal dengan rakyat.
Dengan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta yang defensif aktif dengan pertahanan berlapis, dan memanfaatkan lompatan teknologi militer dan investasi pertahanan yang terencana.
Modernisasi pertahanan ini juga harus disertai dengan terobosan pengelolaan ekonomi dan investasi pertahanan.
Saya tegaskan kembali, kita harus bergeser dari kebijakan belanja pertahanan menjadi kebijakan investasi pertahanan yang berpikir jangka panjang.
Yang dirancang sistematis, dan yang dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan.
Untuk itu, saya perintahkan agar terus melakukan adopsi dan inovasi teknologi mutakhir di negara kita.
Bergerak aktif dalam konsorsium industri pertahanan global.
Memegang teguh semangat kemandirian dan penguatan industri pertahanan dalam negeri untuk mewujudkan kekuatan pertahanan Indonesia yang lebih mumpuni.
Sekali lagi, selamat Hari Ulang Tahun ke-76 Tentara Nasional Indonesia.
Selamat bekerja dan mengabdi untuk nusa dan bangsa.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu bersama kita.
Dirgahayu Tentara Nasional Indonesia.
Bersatu, berjuang, kita pasti menang.
Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. (*)