Banten

Wahidin Halim Akui tidak Menyesal Sebut Buruh yang Menolak Kenaikan UMK Agar Dipecat 

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Banten, Wahidin Halim saat konferensi pers di kediamannya.

Selain itu, Wahidin juga menyesalkan perilaku buruh yang merusak pintu ruang kerja gubernur, memakan dan meminum semua yang ada di ruangan, hingga naik ke atas meja kerja miliknya.

"Pertama saya menyesalkan tindakan buruh yang memaksa masuk ke ruangan saya dengan cara mencekek ataupun memiting salah satu staff saya untuk masuk ke ruangan dan membongkar pintu ruangan saya," ungkap Wahidi Halim.

"Saya ada saksinya sekarang di sini sudah saya bawa, mereka mencekek sebelum membongkar pintu, dan kemudian makan minum apa yang ada disitu sesukanya, bahkan mereka naikin kaki sambil minta di foto, itu sudah sangat tidak wajar," imbuhnya.

Wahidin menyebut, keputusannya yang menaikan Upah Minim Kota/Kabupaten (UMK) 2022 yang hanya 0,5 persen atau sebesar Rp 40 ribu sudah melalui proses pengambilan kesepakatan yang tepat dengan berbagai pihak.

Selain itu, kenaikan UMK tersebut juga dipertimbangkan olehnya, sesuai dengan kepentingan seluruh kalangan di masa Pandemi Covid-19 saat ini.

"Keputusan itu sudah melalui proses kesepakata yang ketat, melalui dewan pengupahan yang jelas ada indikator, variabel, termasuk juga menghadirkan UPS yang mengukur pertumbuhan ekonomi masyarakat tentang inflasi, dan lainnya," kata dia.

"Dan kesepakatan yang direkomendasi ke saya juga sudah saya pertimbangkan untuk kepentingan umum yang lebih luas. Karena berkaitan dengan UMK itu tidak hanya untuk buruh pabrik, tapi juga untuk buruh lainnya seperti perhotelan, dunia wisata, UKM dan serta yang lainnya," tutup Wahidin Halim. (M28)