TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Pemerintah terus mematangkan teknis pelaksanaan vaksinasi booster untuk Covid-19, termasuk jenis vaksin yang akan digunakan maupun skema gratis atau berbayar.
Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini ITAGI sedang melakukan penelitian terkait penggunaan vaksin Covid-19 setengah dosis untuk merek Moderna dan Pfizer.
"Ada yang menarik CDC dan FDA Amerika mengeluarkan kebijakan untuk Moderna half doses karena memang ada isu efeknya besar (KIPI)," kata Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual, Senin (3/1/2022).
Adapun jumlah vaksin yang dibutuhkan untuk booster sebanyak 230 juta dosis.
Sementara, pemerintah Indonesia telah mengamankan stok vaksin sekitar 113 juta.
Sehingga, jika diizinkan pelaksanaan booster dengan setengah dosis, maka vaksinasi booster untuk masyarakat dapat digratiskan.
"Sekarang ITAGI tengah melakukan riset, mudah-mudahan bisa selesai di tanggal 10 Januari, kalau kemudian untuk vaksin Pfizer dan Moderna memang half doses dan full doses tidak ada beda dari sisi efektivitasnya. Maka kemungkinan besar seluruh kebutuhan vaksin booster bisa dipenuhi dari yang gratis. Tapi ini masih dalam tahap diskusi,” kata Menkes.
Dimulai 12 Januari
Diketahui, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memutuskan vaksinasi booster Covid-19 dimulai pada 12 Januari 2021.
Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, syarat dan kriteria penerimanya.
"Program vaksinasi Booster sudah diputuskan Bapak Presiden akan jalan tanggal 12 Januari ini," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Senin (3/1/2021).
Mantan dirut Bank Mandiri ini mengatakan, booster akan diberikan ke golongan dewasa di atas 18 tahun sesuai dengan rekomendasi WHO.
Kemudian, akan diberikan ke kabupaten atau kota yang sudah memenuhi kriteria 70 persen suntik pertama dan 60 persen dosis kedua.
"Jadi sampai sekarang ada 244 kabupaten kota yang sudah memenuhi kriteria tersebut," jelas Menkes.
Nantinya, vaksinasi booster ini akan diberikan dengan jangka waktu di atas 6 bulan sesudah dosis kedua.