TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Melonjaknya kasus positif Covid-19 saat ini pada varian omicron melompati puncak kasus varian delta pada Juni-Juli tahun lalu.
Ketersediaan tempat tidur di rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) juga meningkat. Sehingga semua daerah menambah tempat isolasi terpusat.
Dokter Spesialis Penyakit paru dari RSUP Persahabatan Dr.dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) mengatakan, sejak awal januari 2022, terjadi perkembangan yang signifikan. Di awal tahun masih di bawah 200 kasus. Kemudian, meningkat hingga ribuan.
Omicron ini adalah salah satu varian dari Covid-19. Salah satu karakteristik yang harus diketahui dari omicorn sangat mudah menular dibandingkan delta.
Baca juga: Ahli Epidemiologi UI Imbau Rumah Sakit Selektif dalam Menerima Pasien Covid-19
“Asumsi saya, kalau dilakukan pemeriksaan, sebagian besar kasus yang terjadi di Indonesia sudah Omicron,” kata dr. Erlina dalam webinar yang dilakukan Soho Global Health dengan tema ‘Jangan Lengah, Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Untuk Mencegah Penularan Covid’, belum lama ini.
Ia menjelaskan, kalau sebelumnya, di pertengahan Desember, kasus Omicron merupakan kasus importir cases, yang dibawa dari orang luar negeri atau Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).
Tetapi, setelah berlangsungnya waktu, sekarang sudah terjadi penularan di komunitas. Penularan di komunitas sudah lebih dari 20 persen.
“Sementara itu, kita terlena bahwa kasus omicron tanpa gejala dan ringan. Jadi, masyarakat nggak perlu panik. Saya setuju ini, tapi waspada itu tetap harus,” imbuh dr. Erlina.
Baca juga: Jangan Bosan dengan Varian Covid, Mutasi akan Terus Terjadi, Putus Lewat Prokes dan Vaksinasi
Ia mengatakan, walaupun sebagian besar kasus ringan, namun lonjakan seperti pada Juli-Agustus 2021, maka kemungkinan sistem kesehatan juga akan kewalahan. Karena, makin banyak kasus, maka makin banyak orang yang dirawat.
“Virus ini tertular karena ada interaksi antar manusia. Jadi, kalau tidak penting-penting banget, janganlah bepergian. Saya juga sarankan jangan makan bersama di kantor, melainkan makan sendiri-sendiri di ruangannya masing-masing. Karena pada saat makan, kita buka masker dan kemungkinan penularan tinggi,” paparnya.
Data menunjukkan pada varian delta, penyakitnya memang lebih berat. Kalau Omicron, ringan. Tapi, yang perlu di waspadai, gejala ringan terjadi pada kelompok mereka yang sehat dan muda.
Tetapi, untuk kelompok tertentu, contohnya orang lanjut usia, orang kormobid (penyakit bawaan yang kronis dan tidak terkendali) menjadi tidak gejala ringan.
Dengan sistem imun yang turun, orang-orang dengan kelompok itu mudah sekali tertular.
Apalagi, mereka yang lansia sekaligus kormobid, ditambah lagi tidak divaksinasi. Begitu juga anak-anak yang belum dapat vaksinasi. Anak-anak secara umum, sistem imunnya belum terbentuk sempurna.
“Jangan terlalu meremehkan, karena ada kelompok-kelompok yang rentan yang harus kita lindungi,” papar dr. Erlina.