Pandemi Covid19

Tak Pernah Tes PCR, Jamaludin dinyatakan Terpapar Covid-19, RS Akui Keliru Input Data

Penulis: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Lilis Setyaningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelaksanaan tes swab PCR secara massal di Pasar Anyar Tangerang, Rabu (5/1/2022)

TRIBUNTANGERANG.COM, DEPOK - Kesalahan input kembali terjadi.

Kali ini menimpa Jamaludin pada Rabu (9/2/2022) lalu.

Melalui Aplikasi PeduliLindungi, pukul 03.00 WIB dini hari, ia menerima pesan singkat dan dinyatakan positif Covid-19 melalui keterangan tes PCR dari Rumah Sakit (RS)  Brawijaya Depok.

Notifikasi itu ditandai dengan berubahnya warna status dirinya di Aplikasi PenduliLindungi.

Dari yang sebelumnya berwarna hijau, kini menjadi warna hitam yang mengartikan dirinya terpapar Covid-19.

Baca juga: Jubir Satgas Covid-19 Kota Depok: Nakes Terbatas, Tracing Terhambat

Padahal, Jamaludin mengaku tak pernah menjalani tes PCR di manapun, termasuk di RS Brawijaya.

Kalang kabut, Jamaludin segera mengubungi call center layanan PeduliLindungi di 119.

Dari sambungan telepon, Jamaludin hanya menerima jawaban bahwa Aplikasi PeduliLindungi hanya menerima info data dari laboratorium rumah sakit yang bersangkutan.

Singkatnya, mereka hanya berhak melakukan input data dan tak punya akses untuk mengubah data.

"Jadi yang bisa melakukan perubahan itu dari pihak RS Brawijaya Depok," kata Jamaludin saat dihubungi pada Jumat (11/2/2022), siang.

Baca juga: Covid-19 di Kota Bekasi Meningkat, Pemkot Lakukan Tes Antigen Acak di Stasiun dan Terminal

Lebih lanjut, pria berusia 37 tahun ini menambahkan, dirinya segera menghubungi call center RS Brawijaya. Namun, sambungan telepon tak kunjung dibalas.

"Nada sambungan aktif tapi gak ada yang angkat," sambungnya.

Tak habis akal, Jamaludin menghubungi call center IGD RS Brawijaya Depok.

Ia berharap, pihak IGD bisa menyampaikan keluhannya kepada pihak lab.

Sambungan telepon pun terhubung dan pihak IGD RS Brawijaya bersedia menyampaikan keluhan tersebut.

Baca juga: Disdikbud Kota Tangsel Bakal Tes Swab Covid-19 di Lingkungan Sekolah

"Kemudian pagi nya saya di hubungi kalau misalkan data nya gak bisa diubah dari mereka (RS Brawijaya)," jelas Jamaludin.

Mendengar hal tersebut, Jamaludin memutuskan untuk datang langsung ke RS Brawijaya Depok sekira pukul 09.00 WIB.

Di sana, ia bertemu Supervisor on duty RS Brawijaya Depok, Wahyuana Kumala.

"Akhirnya diajak ngobrol dan mereka mengakui kalau ada salah input data yang kebetulan nama dan tanggal lahir sama dengan saya," ujarnya.

Baca juga: Tidak Perlu Khawatir, Alat Tes Massal Antigen sudah dibuat di Indonesia

Dalam obrolan tersebut, Jamaludin meminta pihak RS Brawijaya Depok menghapus data terkait dirinya yang dinyatakan Covid-19 melalui tes PCR.

Pihak rumah sakit pun mengaku telah memperbaiki kesalahan input data tersebut. Pihak RS Brawijaya, ujar Jamaludin, tinggal menunggu persetujuan PeduliLindungi atas permohonan revisi data yang mereka ajukan.

"Dibilang 15-30 menit lah," ucap Jamaludin.

Setelah 30 menit berlalu hingga pukul 12.00 WIB, status Jamaludin di Aplikasi PeduliLindungi masih berwarna hitam.

Baca juga: Tes PCR akan dilakukan pada Pasien yang Berobat dengan Gejala Influenza di RS se-Kota Tangerang

Siang itu, ia kembali datang ke RS Brawijaya Depok.

Kali ini, ia ingin bertemu dengan pimpinan rumah sakit.

"Mereka menjajikan bahwa ini akan diurus segera dan saya juga minta dari rumah sakit untuk bikin surat pernyataan minta maaf ke saya," cerita Jamaludin.

Pihak rumah sakit menyetujui hal tersebut dan Jamaludin kembali pulang ke rumah.

Pada sore hari, ia dihubungi oleh Puskesmas Ciputat yang menyampaikan jika hasil tes PCR tersebut bukan atas nama dirinya.

Baca juga: Pemkot Tangerang Gratiskan Tes PCR di Puskesmas Bagi Warga Bergejala Covid-19

"Katanya dari pihak rumah sakit salah input, bahwa data sudah direvisi dan disampaikan ke Pusdatin," kata Jamaludin.

Dampak yang dirasakan oleh Jamaludin pun beragam.

Dirinya tidak bisa ke tempat kerja karena kantornya mewajibkan status hijau saat melakukan pemindaian di Aplikasi PeduliLindungi.

"Yang jelas saya gak bisa kemana-mana. Yaudah di rumah saja. Yang jelas ini menguras energi terutama kemarin jam 3 pagi sampe sore sibuk urusin itu saja," keluhnya.

RS Menjawab

Menanggapi hal tersebut, Supervisor on duty RS Brawijaya Depok, Wahyuana Kumala, mengakui pihaknya lalai saat input data.

"Nama yang sama dan tanggal lahir yang sama, itu kami akui ada kesalahan dan kami sudah meminta maaf," kata Wahyuana pada Jumat (11/2/2022), petang.

Ia menjelaskan, pihak RS Brawijaya Depok telah membuat laporan ke layanan PeduliLindungi untuk mengubah data yang terlanjur salah input.

Baca juga: Pedagang Jalani Tes Swab untuk Meredakan Penyebaran Covid-19 di Kota Tangerang

Pihaknya juga telah mengirim surat ke Pusdatin agar layanan PeduliLindungi mengubah statusnya menjadi hijau.

"Tapi sampai sekarang belum ada respon dari Pusdatinnya. Kami kirim surat dan sudah diterima oleh sekretariat," sambung Wahyuana.

Walau begitu, Wahyuana menegaskan RS Brawijaya Depok akan terus melakukan pengawalan dan tak lepas tangan.

Perihal surat permohonan maaf, pihak rumah sakit mengaku pada siang tadi telah mengirimkan surat tersebut ke rumah Jamaludin.

"Untuk permintaan maaf, hari ini kami janji ke Pak Jamaludin untuk surat permohonan maaf," ujarnya.

Guna mengantisipasi peristiwa serupa, RS Brawijaya Depok akan memberi pembinaan kepada tim frontliner.

"Kami minta untuk lebih teliti lagi dalam menginput dan kroscek lebih dulu ke NIK," tukas Wahyuana. (M29)