Berita Tangerang

Fery Ferdiansyah, Dokter Berpengaruh dan Berperan Penting Tanggulangi Covid-19 di Kota Tangerang

Penulis: Gilbert Sem Sandro
Editor: Hertanto Soebijoto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Puskesmas Tanah Tinggi, Tangerang, dr. Fery Ferdiansyah.

"Di tahun 2014, dari Serang, saya dipindahkan ke Kota Tangerang, yakni menjadi tenaga medis langsung di Puskesmas Kunciran," tuturnya.

"Setelah enam tahun bertugas di Puskesmas Kunciran, Alhamdulillah saya dipercaya menjadi Kepala Puskesmas Sangiang di tahun 2020. Tapi tidak lama kemudian, saya ditugaskan dan dipercaya memimpin Puskesmas Tanah Tinggi dan Alhamdulillah saya menjadi Kepala Puskesmas Tanah Tinggi sampai sekarang," papar Fery.

Perjuangan Fery menjadi Kepala Puskesmas Tanah Tinggi tidaklah mudah.

Pasalnya, Fery dipercaya menjadi kepala puskesmas saat kondisi Indonesia diterpa Pandemi Covid-19.

Menurutnya, perjuangan menjadi nakes paling berat terjadi, ketika Indonesia memasuki gelombang ke dua Pandemi Covid-19, sejak bulan Juni 2020.

Fery mengaku, dalam sehari Puskesmas Tanah Tinggi menerima pasien Covid-19 hingga 10 orang.

Hal tersebut tidaklah sebanding dengan kapasitas tempat tidur dan nakes yang dimiliki Puskesmas Tanah Tinggi.

Akibatnya, Fery pun menugaskan jajarannya untuk membangun tenda darurat, bagi para pasien Covid-19, lantaran kondisi ruangan tidak mencukupi.

Tidak sampai disitu, didirikannya dua buah tenda darurat ternyata tidak cukup menampung para pasien Covid-19 yang datang.

Imbasnya, Fery pun terpaksa mengarahkan para pasien tersebut menunggu di dalam mobil yang datang membawa pasien. 

"Pada saat pandemi Covid-19 gelombang ke dua muncul dengan varian delta, situasi di puskesmas ini sangat genting, dalam sehari pasien yang datang itu bahkan sampai 10 orang, jumlah itu jauh diatas kapasitas yang kita miliki. Akhirnya kita bangun dua tenda darurat, sebagai tempat menunggu para pasien, soalnya saking penuhnya pasien itu ada yang menunggunya di dalam mobil," ungkap Fery.

Fery menjelaskan, penumpukan pasien terjadi lantaran para pasien menunggu ketersediaan ruang ICU yang gunakan sebagai rumah sakit rujukan.

Kemudian, kegentingan saat itu juga terjadi lantaran para nakes harus terlebih dahulu memeriksa para pasien, guna mengetahui lokasi rujukan pasien menuju rumah sakit atau dapat dibawa ke Rumah Isolasi Terkonsentrasi.

"Penumpukan pasien saat itu terjadi, karena kebutuhannya untuk dirawat di rumah sakit penuh, makanya mereka harus menunggu dulu disini. Selain itu, kita juga kita harus lakukan pemeriksaan kepada pasien Covid-19 ini, mereka penanganannya ke rumah sakit atau bisa hanya ke RIT saja, karena pastinya kita mengutamakan kondisi pasiennya seperti apa," paparnya.

Fery mengakui, penumpukan pasien Covid-19 tersebut juga disebabkan oleh beberapa pasien rujukan yang berasal dari puskesmas lain di Kota Tangerang.

Halaman
123