Lifestyle

Suka Duka Sopo Sebagai Sopir Ambulans, Dari Tekor Rp 5 Juta Sampai Pengalaman Mistis

Penulis: Leonardus Wical Zelena Arga
Editor: Lilis Setyaningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Muhammad Ilham Rizki (21) atau akrab yang dipanggil dengan Sopo, berfoto di belakang unit ambulans, yang parkir di lapangan samping markas sopir ambulans daerah Gg H Pean, Kecamatan Larangan, Tangerang, Banten, Rabu (20/4/2022).

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Menjadi sopir ambulans erat hubungannya dengan duka bagi keluarga yang terkena musibah. Pasalnya ambulans hanya  membawa orang yang sakit atau jenazah.

Namun, bukan hanya pihak keluarga saja, sopir ambulans yang notabene orang luar pun kerap mendapat kisah tidak mengenakan.

Ucapan terima kasih yang tulus dari pihak keluarga yang membuat sopir ambulans sudah merasa bahagia dan bertahan dengan profesinya tersebut.

Salah satu sopir ambulans, Sopo menceritakan pengalamannya selama menjadi sopir ambulans. 

"Pernah tuh mas waktu mengantar pasien dari sini ke Palembang, Sumatra Selatan, saya tekor hampir Rp 5 juta," ujar Muhammad Ilham Rizki atau yang akrab dipanggil Sopo, saat ditemui di markas daerah Gg H Pean, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Banten, Rabu (20/4/2022).

Hal ini karena biaya perjalanan, mulai dari bensin, kapal penyebrangan, hingga makan, ditanggung Sopo sendiri dan tidak ada yang mengganti.

Baca juga: Adang Ambulans Bawa Pasien, Pria Berseragam ASN Polri Bersikap Kasar

Sopo (21) merupakan mahasiswa semester akhir di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang aktif bekerja sampingan sebagai sopir ambulans.

Motivasinya menjadi sopir ambulans karena ingin membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan saat situasi darurat.

"Malah seringnya itu saya dapat telepon saat tengah malam. Jam segitu kan pasti sepi jalanan, nah saya sering dapat korban kecelakaan gitu mas," ucap pria yang pernah menjadi relawan di komunitas Aksi Cepat Tanggap (ACT).

Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Penyiaran Islam itu rela mengeluarkan sejumlah uang yang cukup banyak, karena melihat keluarga pasien yang tidak mampu untuk sekedar memberikan uang bensin.

Baca juga: Konflik Pengemudi Mercy dan Ambulans Berakhir Damai, Pengemudi Mercy Minta Maaf

"Ya mau gimana lagi mas, saya juga kasihan dengan keluarga pasien yang memang tidak mampu untuk memberikan uang bensin. Saya ikhlas mas uang saya terpakai," ujar pria yang saat itu mengenakan kaus hitam.

Sopo bercerita, Selasa (19/4/2022) sekira pukul 21.00 WIB, baru saja mengantarkan pasien stroke dari rumahnya di belakang markas daerah Gg H Pean menuju Rumah Sakit Sari Asih, Kota Tangerang, Banten.

Ia mengetahui informasi pasien tersebut dari Ketua Rukun Warga (RW) 005 setempat, yang menghubunginya melalui sambungan telepon.

Menurut Sopo, keluarga dan tetangga pasien kurang ada yang peduli, hingga Sopo yang turun tangan mengurus administrasinya di rumah sakit.

Baca juga: Anggota DPRD Kabupaten Tangerang Deni Hendardi Rogoh Kocek Pribadi Beli Ambulans untuk Warga

Sebagai relawan sopir ambulans, Sopo tidak berharap banyak memperoleh pendapatan yang tetap.

Ucapan terima kasih dari orang-orang sudah lebih dari cukup untuk mengapresiasi apa yang sudah ia lakukan.

"Saya nggak pernah berharap dapat bayaran sih mas, cukup bayar bensin saja sudah lebih dari cukup. Jasa saya nggak perlu dibayar tidak apa-apa," ujar pria yang berbadan gempal.

Sopo berharap dapat bekerja sama dengan instansi kesehatan atau pemerintah daerah setempat, supaya relawan seperti dia mendapatkan apresiasi.

Pengalaman Mistis

Kerap membawa orang sakit dan jenazah, pengalaman mistis juga dirasakan Sopo.  Tribuntangerang.com mendatangi lokasi markas tempat Sopo dan teman-teman sopir ambulans lainnya berkumpul.

Berdasarkan pengamatan, markas terletak di samping lapangan yang cukup luas di wilayah RT 002 / RW 005 Gg H Pean.

Terdapat beberapa mobil tipe Multi Purpose Vehicle (MPV) atau kendaraan multi guna yang terparkir di lapangan, termasuk tiga mobil ambulans milik Sopo dan teman-teman sopir ambulans lainnya.

Markas Sopo berbentuk seperti gubug, ada alas berupa tikar dan beberapa bantal yang biasa digunakan untuk berehat.

Baca juga: Kasus Covid-19 Tinggi, Ini Kisah Sopir Ambulans di Kota Tangerang

Di depan markas terdapat empat kursi copotan dari mobil yang disulap menjadi ambulans.

Ada pula keranda mayat di samping basecamp, yang kadang dibawa oleh Sopo atau teman-teman sopir ambulans lainnya ketika dibutuhkan.

Cerita menarik selain nombok hampir Rp 5 juta, Sopo juga pernah merasakan kejadian mistis saat mengantar jenazah dari Rumah Sakit Sari Asih, Kota Tangerang, Banten menuju Kebumen, Jawa Tengah.

Pengalaman mistis dialami Sopo waktu pulang, ia merasakan mobil ambulansnya masih ada yang menumpangi.

Selain itu, Sopo juga sempat melihat sekelebat bayangan melintas saat perjalanan pulang dari Kebumen menuju Tangerang.

Doa-doa dipanjatkan Sopo ketika mengalami kejadian tersebut, guna mengusir hal-hal gaib yang dirasakan. ( Leonardus Wical Zelena Arga/m36